expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Sabtu, 02 Maret 2019

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK DENGAN KARSINOMA TESTIS DI RUANG HEMATO-ONKOLOGI ANAK


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria berusia diantara 15-35 tahun dan merupakan 1-2% semua neoplasma pada pria. Akhir-akhir ini terdapat perbaikan usia harapan hidup pasien yang mendapat terapi jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu. Hal ini karena saat ini telah ditemukan sarana diagnosis lebih baik, penanda tumor, regimen kemoterapi dan radiasi serta teknik pembedahan yang lebih baik. Angka mortalitas menurun dari 50 % pada tahun 1970 menjadi 5% tahun 1997.
Tumor ganas (malignan) testis jarang ditemukan. Di United State, rata-rata 9 kasus baru per 100.000 laki-laki per tahun dilaporkan menderita keganasan pada testis. Dari semua tumor primer testis, 90-95% adalah germ cell tumors (seminoma and nonseminoma), dan sisanya adalah nongerminal neoplasms (Leydig cell, Sertoli cell, gonadoblastoma). Kemungkinan hidup pada seseorang dengan kanker testis adalah 0.2% pada seluruh laki-laki kulit putih di United State. Kelangsungan hidup pasien dengan kanker testis meningkat tiap tahunnya, hal ini karena telah berkembang metode kemotrapi kombinasi. Pada 8000 kasus baru di United States tahun 2005, kurang dari 400 orang yang meninggal. 
Insiden kanker testis bervariasi pada tiap negara, ras dan tingkat sosioekonomi. Di Scandinavian dilaporkan 6.7% kasus baru per 100.000 laki-laki; Jepang dilaporkan 0.8 % per 100.000 laki-laki. Di United States, insiden kanker testis pada laki-laki kulit hitam jika dibandingkan dengan kulit putih adalah rata-rata 1:4. Berdasarkan ras, individu dengan tingkat sosioekonomi tinggi dilaporkan menderita kanker testis 2 kali lebih tinggi dari pada individu dengan tingkat sosioekonomi rendah.
Tumor testis merupakan satu dari beberapa neoplasma yang berkaitan dengan serum penanda yaitu beta human chorionic gonadotropin (B-hCG) dan a-fetoprotein (AFP). Penanda tumor ini sebagai intervensi dini adanya tumor testis. Sebagai tambahan karakteristik tumor testis yang sukses dengan terapi yaitu tumor yang berasal dari germ sel karena sensitif terhadap radiasi dan agen kemoterapi, gambaran histopatologi menunjukkan jinak, dapat diprediksi penyebarannya secara sistemik, serta terjadi pada anak-anak tanpa penyakit komorbid yang dapat ditoleransi dengan multimodal terapi. Pasien dengan tumor yang muncul di luar testis (extragonadal germ cell tomors (EGCTs)), jika diberikan terapi yang sama maka prognosisnya rata-rata setengah dari yang diharapkan pada pasien dengan primari germ sel tumor (GCTs). 
Kanker testis lebih banyak terkena pada testis sisi sebelah kanan dibandingkan dengan sisi sebelah kiri, dimana setara dengan meningkatnya insiden cryptorchidism pada sisi kanan. tumor testis primer, dilaporkan 1-2% bilateral dan sekitar 50% tumor muncul pada laki-laki yang pernah menderita cryptorchidism unilateral maupun bilateral. Tumor primer testis bilateral dapat terjadi bersamaan atau tidak namun cenderung memiliki tipe histologi yang sama. Seminoma adalah germ cell tumor pada tumor testis primer yang paling sering ditemukan, serta lymphoma malignant adalah tumor testis bilateral yang tersering.

B.   Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mengetahui secara umum mengenai karsinomatestis serta asuhan kebidanan yang tepat terhadap karsinomatestis tersebut.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mengetahui pengertian dari karsinomatestis.
b.    Mengetahui etiologi dari karsinomatestis.
c.    Mengetahui patofisiologi dari karsinomatestis.
d.    Mengetahui komplikasi dari karsinomatestis.
e.    Mengetahui manifestasi klinis dari karsinomatestis.
f.     Mengetahui penatalaksanaan terhadap pasien karsinomatestis.

C.   Manfaat
1.    Bagi Rumah Sakit
Memberi informasi kepada praktisi medis tentang karakteristik pasien karsinomatestis sehingga praktisi medis akan lebih cermat dan waspada dalam menangani pasien karsinomatestis untuk mendapatkan outcome yang optimal.

2.    Bagi Orang Tua dan Pasien Retinoblastoma
Memberi pengetahuan kepada orang tua dan pasien karsinomatestis tentang karakteristik penyakitnya sehingga orang tua dan pasien lebih waspada untuk mencari pengobatan segera.
3.    Bagi Masyarakat
Menjadi sumber informasi data epidemiologi untuk penelitian di masa mendatang.
4.    Bagi Mahasiswa
Menjadi sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama pembelajaran di perkuliahan dan pengalaman praktik.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian
Tumor testis berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Lebih dari 90% berasal dari sel germinal. Tumor ini mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan penanganan yang adekuat.
Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Kanker testikular adalah keganasan padat yang paling sering pada laki-laki muda.

B.   Etiologi
Penyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis, antara lain:
1.    Maldesensus testis.
2.    Penderita kriptorkismus atau bekas kriptorkismus mempunyai resiko lebih tinggi terjadinya tumor testis ganas. Walaupun pembedahan kriptorkismus pada usia muda mengurangi insidens tumor, resiko terjadinya tumor tetap tinggi. Kriptorkismus merupakan suatu ekspresi disgenesia gonad yang berhubungan dengan transformasi ganas.
3.    Penggunaan hormon dietilstilbestrol yang terkenal sebagai DES oleh ibu pada kehamilan dini meningkatkan resiko tumor maligna pada alat kelamin bayi pada usia dewasa muda.
4.    Atrofi atau infeksi testis dan pengaruh hormon.

C.   Patofisiologi
Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhirnya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor kemudian menyebar ke rate testis, epididimis, funikulusspermatikus, atau bahkan ke kulit scrotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.
Kecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan supraclavikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru, hepar dan otak.

D.   Komplikasi
Metastasis pada nodus limfe retroperitoneal dengan keterlibatan lanjut dari nodus limfe meduastinal, paru dan hati yang mengakibatkan kematian

E.    Manifestasi Klinik
Gejala timbul dengan sangat bertahap dengan masa atau benjolan pada testis dan secara umum pembesaran testis yang tidak nyeri.
Tanda pertama:
1.    Adanya massa atau benjolan pada testis dan secara umum pembesaran testis yang tidak nyeri.
2.    Pasien merasa sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam.
3.    Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah (metastasis kelenjar retroperitoneal).
4.    Apabila tumor mengenai daerah yang memproduksi hormon, maka akan terjadi gynecomastia (pembesaran abnormal buah dada) dan puting susu dapat menjadi sakit.

F.    Penatalaksanaan
1.    Pembedahan: pengangkatan testis (orkidektomi) dan pengangkatan kelenjar getahbening (limfadenektomi).
2.    Terapi penyinaran: menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma. Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3.    Kemoterapi: digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-seminoma.
4.    Pencangkokan sumsum tulang: dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang penderita.
Tumor Seminoma
1.    Stadium I diobati dengan orkdiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
2.    Stadium II diobati dengan orkidektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi dengan sisplastin
3.    Stadium III diobati dengan orkidektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma
1.    Stadium I diobati dengan orkidektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut.
2.    Stadium II diobati dengan orkdiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti dengan kemoterapi
3.    Stadium III diobati dengan kemoterapi dan orkidektomi. Jika kankernya merupakan kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat (ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin)




BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AN F DENGAN KARSINOMA TESTIS
DI RUANG HEMATO-ONKOLGI ANA

Hari/TanggalPengkajian         : Senin, 5 Juni 2017
TempatPengkajian                  : RuangOnkologiAnak
Waktu                                      : 10.30 WITA
Tanggal MRS                          : 2 Juni 2017
No. RMK                                 : -

A.     Data Subjektif
1.   Identitas
a.   Pasien                    
Nama                      : An.  F
Umur                      : 7Tahun
Agama                    : Islam
Suku/bangsa          : Bugis/Indonesia
Pendidikan              : SD
Pekerjaan               : Belumbekerja
Alamat                    : BatuLicin
Diagnosa medis      : Karsinoma Testis
b.   Penanggungjawab
Nama                      : Tn.S
Umur                      : 31Tahun
Agama                    : Islam
Suku/bangsa          : Banjar/Indonesia
Pendidikan              : Tidakditanyakan
Pekerjaan               : Swasta
Alamat                    : BatuLicin



2.   KeluhanUtama
Skrotum membesar ± 2 bulan yg lalu dan benjolan diperut ± 1 bulan yang lalu setelah terkena diare

3.   RiwayatKesehatan
a.   Pasien
1)  Sekarang
Ibu pasien mengatakan bagian kelamin anaknya membesar mulai dari ± 2 bulan yang lalu, anak menjadi tidak dapat duduk dan berjalan, dan sakit saat kencing
2)  Riwayat yang duludiderita
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah mengalami hal ini
b.   Keluarga    
Keluargapasienmengatakantidakada yang menderitasepertipenyakitanak, tidakadamenderitapenyakit menurun seperti Diabetes Melitus, Asma, Jantungdan Hipertensi, serta penyakit menular seperti Hepatitis, TBC dan penyakit lainnya

4.   Data kebutuhan biologis
a.   Nutrisi
1)  Sebelum sakit
Jenis                                : nasi, lauk, sayur
Frekuensi                        :          3 kali sehari
Porsi                                :          1 piring
2)    Saat sakit
Jenis                                : nasi, lauk, sayur
Frekuensi                        :3 kali sehari
Porsi                                : 1 piring
Masalah                           :          tidak ada
b.   Eliminasi
1)  BAB
a)  Sebelum sakit
Frekuensi                    :          1 kali/hari
Konsistensi                 :          lembek
Warna                         :          kekuningan
Masalah                      :          tidak ada
b)  Saat sakit
Frekuensi                    :          1 kali/hari
Konsistensi                 :          lembek
Warna                         :          kekuningan
Masalah                      :          tidak ada
2)  BAK
a)  Sebelum sakit
Frekuensi                    :          3-4 kali/hari
Warna                         :          kuning jernih
Bau                             :          khas urin
Masalah                      :          tidak ada
b)  Saat sakit
Frekuensi                    :          1-2kali/hari
Warna                         :          kuning jernih
Bau                             :          khas urin
Masalah                      :          anak kesakitan ketika BAK
c.   Personal Hygine
1)  Sebelum sakit
Frekuensi mandi             :sesuai kebutuhan
Frekuensi gosok gigi      :          sesuai kebutuhan
Frekuensi ganti pakaian  : sesuai kebutuhan
2)  Saat sakit
Frekuensi mandi             :sesuai kebutuhan
Frekuensi gosok gigi       : sesuai kebutuhan
Frekuensi ganti pakaian :          sesuai kebutuhan
d.   Istirahat
Anakhanyadapatberbaringdankebanyakanmenghabiskanwaktunyauntuktidur


5.   Data Psikososial dan Spiritual
Tanggapan orang tua terhadap keadaan pasien        : Cemas
Pengambilan keputusan dalam keluarga                    : Orang tua
Pengetahuan orang tua tentang perawatan pasien     : Baik

B.     Data Objektif
1.   PemeriksaanUmum
Keadaanumum        : Lemah
Kesadaran                : Composmentis
Berat badan              :20 kg
Tinggi badan             : 114 cm
Tanda vital               
-       Suhu                    : 36,2 0 C
-       Nadi            :           124 kali/menit
-       Pernafasan          : 28 kali/menit
2.   PemeriksaanKhusus
a.   Inspeksi
Kepala
:
Kulitkepalabersih, rambuttidakada (gundul), dankebersihancukup.
Muka
:
Tampakpucatdantidaktampakodeme
Mata
:
Simetris, skleraputih, konjungtivatidakpucat
Hidung
:
Simetris, kebersihancukup, tidakadapolip, tidakadasekret/kotoran.
Telinga
:
Simetris, kebersihancukup, tidakterdapatsekret/kotoran.
Mulut
:
Bibirtampakkering, tidakada carries gigi, gigi tidak berlubang dan tidak ada sariawan.
Leher
:
TidakTampakpembengkakkankelenjartiroiddantidaktampakpembesaran vena jugularis.
Dada
:
Simetrisdantidakadaretraksidinding dada.
Abdomen
:
Simetris, tampakadasedikitbenjolan abnormal
Ekstrimitasatas
:
Simetrisdantidakadagangguanpergerakan, terpasanginfuspadatangansebelahkiri
Ekstrimitasbawah
:
Simetris, susahuntukbergerakkarenamerasanyeripadaskrotum
Genetalia
:
Skrotumtampakmembesar
Anus
:
Tidakdilakukanpemeriksaan
b.   Palpasi
Leher
:
Tidakadapembengkakkankelenjartiroiddantidakadapembesaran vena jugularis.
Abdomen
:
Terababenjolan abnormal
c.   Perkusi
Tidakdilakukan
d.   Auskultrasi
Tidakdilakukan
3 .HasilLabolatorium :      juni 2017
Pemeriksaan
Hasil


Metode
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
Hitungjenis
Gran %
Limfosit %
MID %
Gran #
Limfosit #
MID#

9.9 *
16.9 *
4.16
30.2
642 *
17.2 *

77.0
23.7 *
30.9 *

81.9 *
11.8 *
6.3
13.80*
2.0
1.1

14.00 – 18.00
4.00 - 10.5
4.00 - 5.50
32.00 - 44.00
150 - 450
12.1 - 14.0

75.0 - 96.0
28.0 - 32.0
33.0 - 37.0

50.0 - 70.0
25.0 - 40.0
4.0 - 11.0
2.50 - 7.00
1.25 - 4.0

g/dl
ribu/ul
juta/ul
vol%
ribu/ul
%

fi
pg
%

%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul

Colorimetric
Impedance
Impedance
Analyzer Calculates
Impedance
Analyzer Calculates

Analyzer Calculates
Analyzer Calculates
Analyzer Calculates

Impedance
Impedance
Impedance
Impedance
Impedance
Impedance

C.   Analisa Data
Diagnosa kebidanan :An. F umur 7 tahundenganKarsinoma Testis
Masalah                 : nyeridanbenjolanpadaskrotum, resikoinjuridan
intoleransiaktivitas
Kebutuhan             : KIE, perawatandanpengobatanolehadvisdokter

D.   Penatalaksanaan
1.    Memberitahukan kepada keluargapasien hasil pemeriksaan, yaitu pasiendalamkeadaanagaklemah, nadi 124 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,20 C
keluargapasien mengetahui hasil pemeriksaan”
2.    Menganjurkankepadakeluargapasienuntuktetapmemberikanasupangizipadaanaknya, sepertinasi, lauk, sayur, danbuah-buahan.
Keluargapasien mengetahui anjuran yang diberikan dan bersedia untuk melakukananjuran yang diberikan”
3.    Menganjurkankeluargauntuktetapmenjagakebersihananaknya(personal hygiene).
”PersolHygiensudahdijaga”
4.    Memberikandukunganmoril agar pasiendankeluargamerasatenang.
“Dukungantelahdiberikandanpasienmerasatenang”
5.    Menganjurkanpadakeluargapasien agar memberikanlingkungan yang aman agar pasiendapatberistirahatdanmerasaaman.
“Keluargapasienbersediauntukmelakukananjuran yang diberikan”
6.    Mengobservasidanmanajemen rasa nyeri yang dirasakanpasien
”Observasitelahdilakukan”
7.    Menganjurkankepadakeluargauntukmengubahposisipasiensecarateratur
“Keluargbersediamengikutianjuran”
8.    Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi :
a.   Infus :
-       D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm
b.   CT Scan Abdomen
c.   Bilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
“Telahdiberikanterapiobatpadapasiensesuaiadvisdokter”
9.    Memberitahukan pada keluargapasienjika terdapat keluhan segera menyampaikannya kepada perawatjaga.
Keluargapasienmengetahui tentang yang disampaikan”

CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Hari/Tanggal
CatatanPerkembangan
01.
Senin,
05 Juni 2017
22.00 WITA (Malam)
S :Ibupasienmenyatakanbahawapasienkesakitansaat BAK
O :  Keadaanumum : Lemah
       TTV
·      Suhu: 36,00 C
·      Nadi     : 112kali/menit
       RR       : 22kali/menit
PemeriksaanKhusus :
Genetalia  : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas : Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An. F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1.  Observasi KU dan TTV
2.  Manajemenlingkungan yang nyamandanaman
3.  Manajemen rasa nyeri
4.  Menganjurkankeluargauntuk member makandanminumcukup
5.  Menganjurkankeluargauntukmenjaga personal hygiene
6.  Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi :
a.   R/ CT Scan abdomen
b.   Bilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
c.   Inf:
-          D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-          Hidrasi 2000 ml/24 jam
02.
Selasa,
06Juni 2017
16.00 WITA (Siang)
S :Ibupasienmenyatakanbahawapasienkesakitansaat BAK
O :  Keadaanumum : Lemah
       TTV
·      Suhu: 36,70 C
·      Nadi     : 120 kali/menit
       RR       : 24kali/menit
PemeriksaanKhusus :
Genetalia  : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas : Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An. F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1.    Observasi  KU dan TTV
2.    Manajemenlingkungan yang nyamandanaman
3.    Manajemen rasa nyeri
4.    Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi :
a.    R/ CT Scan abdomen
b.    Bilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30”p)
5.    Inf:
-          D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-          Hidrasi 1975 ml/24 jam
03.
Rabu,
07Juni 2017
11.30 WITA (Pagi)
S :Ibupasienmenyatakanbahwapasienkesakitansaat BAK
O :  Keadaanumum : Lemah
       TTV
·      Suhu: 36,20 C
·      Nadi     : 122 kali/menit
       RR       : 28kali/menit
PemeriksaanKhusus :
Genetalia  : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas : Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An. F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1.    Observasi  KU dan TTV
2.    Manajemenlingkungan yang nyamandanaman
3.    Manajemen rasa nyeri
4.    Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi :
- Bilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
5.    Inf:
-          D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-          Hidrasi 1975 ml/24 jam







BAB IV
PEMBAHASAN
Tumor testis merupakan satu dari beberapa neoplasma yang berkaitan dengan serum penanda yaitu beta human chorionic gonadotropin (B-hCG) dan a-fetoprotein (AFP). Penanda tumor ini sebaga iintervensi dini adanya tumor testis. Sebagai tambahan karakteristik tumor testis yang sukses dengan terapi yaitu tumor yang berasal dari germ sel karena sensitif terhadap radiasi dan agen kemoterapi, gambaran histopatologi menunjukkan jinak, dapat diprediksi penyebarannya secara sistemik, serta terjadi pada An. F umur 7 tahun dengan karsinoma testis. Anak-anak tanpa penyakit komorbid yang dapat ditoleransi dengan multimodal terapi. Pasien dengan tumor yang muncul di luar testis (extragonadal germ cell tomors (EGCTs)), jika diberikan terapi yang sama maka prognosisnya rata-rata setengah dari yang diharapkan pada pasien dengan primari germ sel tumor (GCTs). 
Berdasarkan pada kasus An. F umur 7 tahun datang ke RSUD diantar ibunya pada tanggal 2 juni 2017 dengan keluhan yang didapat dari Ibu pasien mengatakan bagian kelamin anaknya membesar mulai dari ± 2 bulan yang lalu, anak menjadi tidak dapat duduk dan berjalan, dan sakit saat kencing.
Dari data objektif didapatkan keadaan umum lemah, kesadaran composmentis, berat badan 20 kg, tinggi badan 114 cm, nadi 124 kali/meter, respirasi 28x/menit, suhu tubuh 36,2 0C, pada pemeriksaan fisik abdomen tampak ada sedikit benjolan abnormal, ekstremitas bawah susah untuk bergerak karena merasa nyeri pada skrotum dan genetilia Skrotum tampak membesar. Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium telah dilakukan.
Berdasarkan data yang diperolehdaripengkajian data subjektif dan objektif maka pasien tersebut bisa di diagnosa kebidanan : An. F umur 7 tahun dengan Karsinoma Testis, darihasil pemeriksaan dengan teori yang ada terdapat kesamaan. Masalahnyeridanbenjolanpadaskrotum, resikoinjuridanintoleransiaktivitas.
Penatalaksanaan yang diberikanyaituberupaMemberitahukan kepada keluargapasien hasil pemeriksaan, yaitu pasiendalamkeadaanagaklemah, nadi 124 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,2 0 C. Menganjurkankepadakeluargapasienuntuktetapmemberikanasupangizipadaanaknya, sepertinasi, lauk, sayur, danbuah-buahan. Menganjurkankeluargauntuktetapmenjagakebersihananaknya(personal hygiene). Memberikandukunganmoril agar pasiendankeluargamerasatenang. Menganjurkanpadakeluargapasien agar memberikanlingkungan yang aman agar pasiendapatberistirahatdanmerasaaman. Mengobservasidanmanajemen rasa nyeri yang dirasakanpasien. MenganjurkankepadakeluargauntukmengubahposisipasiensecarateraturdanBerkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapiInfus D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm,CT Scan Abdomen danbilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit) danmemberitahukan pada keluargapasienjika terdapat keluhan segera menyampaikannya kepada perawatjaga.







BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Tumor testis berasal dari sel germinal atau jaringan stroma testis. Lebih dari 90% berasal dari sel germinal. Tumor ini mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan penanganan yang adekuat. Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Penyebab tumor testis belum diketahui dengan pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan peningkatan kejadian tumor testis, antara lain: maldesensus testis, penderita kriptorkismus atau bekas kriptorkismus. penggunaan hormon dietilstilbestrol, dan atrofi atau infeksi testis dan pengaruh hormone.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan tumor testis yaitu: gangguan rasa nyaman berhubungan dengan pembesaran skrotum, disfungsi seksual berhubungan dengan resiko infertil, penurunan libido dan nyeri akut berhubungan dengan luka insisi bedah.

B.   Saran
Karsinomatestis merupakan tumor yang mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan penanganan yang adekuat, pemeriksaan lebih awal untuk mencegah terjadinya komplikasi. Oleh karena itu sangat penting untuk menangani kelainan ini secara tepat untuk mendapat prognosis yang baik.







DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Grace, Pierce & Borley, Neil R. 2007. Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Price, Sylvia A dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar