BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tumor testis merupakan keganasan
terbanyak pada pria berusia diantara 15-35 tahun dan merupakan 1-2% semua
neoplasma pada pria. Akhir-akhir ini terdapat perbaikan usia harapan hidup
pasien yang mendapat terapi jika dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu. Hal
ini karena saat ini telah ditemukan sarana diagnosis lebih baik, penanda tumor,
regimen kemoterapi dan radiasi serta teknik pembedahan yang lebih baik. Angka
mortalitas menurun dari 50 % pada tahun 1970 menjadi 5% tahun 1997.
Tumor ganas (malignan) testis jarang
ditemukan. Di United State, rata-rata 9 kasus baru per 100.000 laki-laki per
tahun dilaporkan menderita keganasan pada testis. Dari semua tumor primer
testis, 90-95% adalah germ cell tumors (seminoma and nonseminoma), dan sisanya
adalah nongerminal neoplasms (Leydig cell, Sertoli cell, gonadoblastoma).
Kemungkinan hidup pada seseorang dengan kanker testis adalah 0.2% pada seluruh
laki-laki kulit putih di United State. Kelangsungan hidup pasien dengan kanker
testis meningkat tiap tahunnya, hal ini karena telah berkembang metode
kemotrapi kombinasi. Pada 8000 kasus baru di United States tahun 2005, kurang
dari 400 orang yang meninggal.
Insiden kanker testis bervariasi pada
tiap negara, ras dan tingkat sosioekonomi. Di Scandinavian dilaporkan 6.7%
kasus baru per 100.000 laki-laki; Jepang dilaporkan 0.8 % per 100.000
laki-laki. Di United States, insiden kanker testis pada laki-laki kulit hitam
jika dibandingkan dengan kulit putih adalah rata-rata 1:4. Berdasarkan ras,
individu dengan tingkat sosioekonomi tinggi dilaporkan menderita kanker testis
2 kali lebih tinggi dari pada individu dengan tingkat sosioekonomi rendah.
Tumor testis merupakan satu dari
beberapa neoplasma yang berkaitan dengan serum penanda yaitu beta human
chorionic gonadotropin (B-hCG) dan a-fetoprotein (AFP). Penanda tumor ini
sebagai intervensi dini adanya tumor testis. Sebagai tambahan karakteristik
tumor testis yang sukses dengan terapi yaitu tumor yang berasal dari germ sel
karena sensitif terhadap radiasi dan agen kemoterapi, gambaran histopatologi
menunjukkan jinak, dapat diprediksi penyebarannya secara sistemik, serta
terjadi pada anak-anak tanpa penyakit komorbid yang dapat ditoleransi dengan
multimodal terapi. Pasien dengan tumor yang muncul di luar testis (extragonadal
germ cell tomors (EGCTs)), jika diberikan terapi yang sama maka prognosisnya
rata-rata setengah dari yang diharapkan pada pasien dengan primari germ sel
tumor (GCTs).
Kanker testis lebih banyak terkena
pada testis sisi sebelah kanan dibandingkan dengan sisi sebelah kiri, dimana
setara dengan meningkatnya insiden cryptorchidism pada sisi kanan. tumor testis
primer, dilaporkan 1-2% bilateral dan sekitar 50% tumor muncul pada laki-laki
yang pernah menderita cryptorchidism unilateral maupun bilateral. Tumor primer
testis bilateral dapat terjadi bersamaan atau tidak namun cenderung memiliki
tipe histologi yang sama. Seminoma adalah germ cell tumor pada tumor testis
primer yang paling sering ditemukan, serta lymphoma malignant adalah tumor
testis bilateral yang tersering.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Mengetahui
secara umum mengenai karsinomatestis serta asuhan kebidanan yang tepat terhadap
karsinomatestis tersebut.
2. Tujuan
Khusus
a.
Mengetahui
pengertian dari karsinomatestis.
b.
Mengetahui
etiologi dari karsinomatestis.
c.
Mengetahui
patofisiologi dari karsinomatestis.
d.
Mengetahui
komplikasi dari karsinomatestis.
e.
Mengetahui
manifestasi klinis dari karsinomatestis.
f.
Mengetahui
penatalaksanaan terhadap pasien karsinomatestis.
C. Manfaat
1.
Bagi Rumah Sakit
Memberi
informasi kepada praktisi medis tentang karakteristik pasien karsinomatestis
sehingga praktisi medis akan lebih cermat dan waspada dalam menangani pasien
karsinomatestis untuk mendapatkan outcome yang optimal.
2.
Bagi Orang Tua dan Pasien
Retinoblastoma
Memberi
pengetahuan kepada orang tua dan pasien karsinomatestis tentang karakteristik
penyakitnya sehingga orang tua dan pasien lebih waspada untuk mencari
pengobatan segera.
3.
Bagi Masyarakat
Menjadi sumber
informasi data epidemiologi untuk penelitian di masa mendatang.
4.
Bagi Mahasiswa
Menjadi sarana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama pembelajaran di
perkuliahan dan pengalaman praktik.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Pengertian
Tumor testis berasal dari sel germinal
atau jaringan stroma testis. Lebih dari 90% berasal dari sel germinal. Tumor
ini mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan
penanganan yang adekuat.
Kanker Testis adalah pertumbuhan
sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). Kanker testikular adalah keganasan padat yang paling
sering pada laki-laki muda.
B. Etiologi
Penyebab tumor testis belum diketahui
dengan pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan
peningkatan kejadian tumor testis, antara lain:
1.
Maldesensus
testis.
2.
Penderita
kriptorkismus atau bekas kriptorkismus mempunyai resiko lebih tinggi terjadinya
tumor testis ganas. Walaupun pembedahan kriptorkismus pada usia muda mengurangi
insidens tumor, resiko terjadinya tumor tetap tinggi. Kriptorkismus merupakan
suatu ekspresi disgenesia gonad yang berhubungan dengan transformasi ganas.
3.
Penggunaan
hormon dietilstilbestrol yang terkenal sebagai DES oleh ibu pada kehamilan dini
meningkatkan resiko tumor maligna pada alat kelamin bayi pada usia dewasa muda.
4.
Atrofi
atau infeksi testis dan pengaruh hormon.
C. Patofisiologi
Tumor testis pada mulanya berupa lesi
intratestikuler yang akhirnya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor
kemudian menyebar ke rate testis, epididimis, funikulusspermatikus, atau bahkan
ke kulit scrotum. Tunika albugenia merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran
tumor testis ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh
invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar keluar testis.
Kecuali kariokarsinoma, tumor testis
menyebar melalui pembuluh limfe menuju ke kelenjar limfe retroperitoneal (para
aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar mediastinal dan
supraclavikula, sedangkan kariokarsinoma menyebar secara hematogen ke paru,
hepar dan otak.
D. Komplikasi
Metastasis pada nodus limfe retroperitoneal
dengan keterlibatan lanjut dari nodus limfe meduastinal, paru dan hati yang
mengakibatkan kematian
E. Manifestasi
Klinik
Gejala timbul dengan sangat bertahap
dengan masa atau benjolan pada testis dan secara umum pembesaran testis yang
tidak nyeri.
Tanda pertama:
1.
Adanya
massa atau benjolan pada testis dan secara umum pembesaran testis yang tidak
nyeri.
2.
Pasien
merasa sesak pada skrotum, area inguinal, atau abdomen dalam.
3.
Nyeri
tumpul di punggung atau perut bagian bawah (metastasis kelenjar retroperitoneal).
4.
Apabila
tumor mengenai daerah yang memproduksi hormon, maka akan terjadi gynecomastia
(pembesaran abnormal buah dada) dan puting susu dapat menjadi sakit.
F. Penatalaksanaan
1.
Pembedahan:
pengangkatan testis (orkidektomi) dan pengangkatan kelenjar getahbening
(limfadenektomi).
2.
Terapi
penyinaran: menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi lainnya,
seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma. Juga
digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium awal.
3.
Kemoterapi:
digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup
penderita tumor non-seminoma.
4.
Pencangkokan
sumsum tulang: dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan kerusakan pada
sumsum tulang penderita.
Tumor Seminoma
1.
Stadium
I diobati dengan orkdiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
2.
Stadium
II diobati dengan orkidektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan kemoterapi
dengan sisplastin
3.
Stadium
III diobati dengan orkidektomi dan kemoterapi multi-obat.
Tumor non-seminoma
1.
Stadium
I diobati dengan orkidektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi perut.
2.
Stadium
II diobati dengan orkdiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan diikuti
dengan kemoterapi
3.
Stadium
III diobati dengan kemoterapi dan orkidektomi. Jika kankernya merupakan
kekambuhan dari kanker testis sebelumnya, diberikan kemoterapi beberapa obat
(ifosfamide, cisplastin dan etoposid atau vinblastin)
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA AN F DENGAN KARSINOMA TESTIS
DI
RUANG HEMATO-ONKOLGI ANA
Hari/TanggalPengkajian : Senin, 5 Juni 2017
TempatPengkajian : RuangOnkologiAnak
Waktu : 10.30
WITA
Tanggal
MRS : 2 Juni 2017
No.
RMK : -
A. Data
Subjektif
1.
Identitas
a.
Pasien
Nama : An. F
Umur : 7Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Bugis/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Belumbekerja
Alamat : BatuLicin
Diagnosa medis : Karsinoma
Testis
b.
Penanggungjawab
Nama : Tn.S
Umur : 31Tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Banjar/Indonesia
Pendidikan : Tidakditanyakan
Pekerjaan : Swasta
Alamat : BatuLicin
2.
KeluhanUtama
Skrotum membesar ± 2
bulan yg lalu dan benjolan diperut ± 1 bulan yang lalu setelah terkena diare
3. RiwayatKesehatan
a. Pasien
1) Sekarang
Ibu pasien mengatakan bagian kelamin anaknya membesar mulai dari
± 2 bulan yang lalu, anak menjadi tidak dapat duduk dan berjalan,
dan sakit saat kencing
2) Riwayat yang duludiderita
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah mengalami hal ini
b. Keluarga
Keluargapasienmengatakantidakada yang
menderitasepertipenyakitanak, tidakadamenderitapenyakit menurun seperti Diabetes Melitus, Asma, Jantungdan Hipertensi, serta
penyakit menular seperti Hepatitis, TBC dan penyakit
lainnya
4.
Data
kebutuhan biologis
a. Nutrisi
1) Sebelum sakit
Jenis :
nasi,
lauk, sayur
Frekuensi :
3 kali sehari
Porsi :
1 piring
2) Saat sakit
Jenis
: nasi, lauk, sayur
Frekuensi
:3 kali sehari
Porsi
: 1 piring
Masalah :
tidak ada
b. Eliminasi
1) BAB
a) Sebelum sakit
Frekuensi :
1 kali/hari
Konsistensi :
lembek
Warna :
kekuningan
Masalah :
tidak ada
b)
Saat sakit
Frekuensi :
1 kali/hari
Konsistensi :
lembek
Warna :
kekuningan
Masalah :
tidak ada
2) BAK
a) Sebelum sakit
Frekuensi :
3-4 kali/hari
Warna :
kuning jernih
Bau :
khas urin
Masalah :
tidak ada
b) Saat sakit
Frekuensi :
1-2kali/hari
Warna :
kuning jernih
Bau :
khas urin
Masalah :
anak kesakitan ketika BAK
c. Personal Hygine
1) Sebelum sakit
Frekuensi mandi :sesuai kebutuhan
Frekuensi gosok gigi
: sesuai kebutuhan
Frekuensi ganti pakaian : sesuai kebutuhan
2) Saat sakit
Frekuensi mandi :sesuai kebutuhan
Frekuensi gosok gigi
: sesuai kebutuhan
Frekuensi ganti pakaian :
sesuai kebutuhan
d. Istirahat
Anakhanyadapatberbaringdankebanyakanmenghabiskanwaktunyauntuktidur
5. Data Psikososial dan Spiritual
Tanggapan orang tua
terhadap keadaan pasien : Cemas
Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Orang tua
Pengetahuan orang tua tentang perawatan pasien : Baik
B. Data
Objektif
1.
PemeriksaanUmum
Keadaanumum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Berat badan :20
kg
Tinggi
badan : 114 cm
Tanda vital
- Suhu : 36,2
0 C
- Nadi :
124 kali/menit
- Pernafasan : 28 kali/menit
2.
PemeriksaanKhusus
a.
Inspeksi
Kepala
|
:
|
Kulitkepalabersih, rambuttidakada (gundul), dankebersihancukup.
|
Muka
|
:
|
Tampakpucatdantidaktampakodeme
|
Mata
|
:
|
Simetris, skleraputih, konjungtivatidakpucat
|
Hidung
|
:
|
Simetris, kebersihancukup,
tidakadapolip, tidakadasekret/kotoran.
|
Telinga
|
:
|
Simetris, kebersihancukup,
tidakterdapatsekret/kotoran.
|
Mulut
|
:
|
Bibirtampakkering,
tidakada carries gigi, gigi tidak
berlubang dan tidak ada sariawan.
|
Leher
|
:
|
TidakTampakpembengkakkankelenjartiroiddantidaktampakpembesaran
vena jugularis.
|
Dada
|
:
|
Simetrisdantidakadaretraksidinding
dada.
|
Abdomen
|
:
|
Simetris,
tampakadasedikitbenjolan abnormal
|
Ekstrimitasatas
|
:
|
Simetrisdantidakadagangguanpergerakan,
terpasanginfuspadatangansebelahkiri
|
Ekstrimitasbawah
|
:
|
Simetris,
susahuntukbergerakkarenamerasanyeripadaskrotum
|
Genetalia
|
:
|
Skrotumtampakmembesar
|
Anus
|
:
|
Tidakdilakukanpemeriksaan
|
b.
Palpasi
Leher
|
:
|
Tidakadapembengkakkankelenjartiroiddantidakadapembesaran
vena jugularis.
|
Abdomen
|
:
|
Terababenjolan
abnormal
|
c.
Perkusi
Tidakdilakukan
d.
Auskultrasi
Tidakdilakukan
3 .HasilLabolatorium : juni 2017
Pemeriksaan
|
Hasil
|
|
|
Metode
|
Hematologi
Hemoglobin
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
RDW
MCV, MCH, MCHC
MCV
MCH
MCHC
Hitungjenis
Gran
%
Limfosit
%
MID
%
Gran
#
Limfosit
#
MID#
|
9.9
*
16.9
*
4.16
30.2
642
*
17.2
*
77.0
23.7
*
30.9
*
81.9
*
11.8
*
6.3
13.80*
2.0
1.1
|
14.00
– 18.00
4.00
- 10.5
4.00
- 5.50
32.00
- 44.00
150
- 450
12.1
- 14.0
75.0
- 96.0
28.0
- 32.0
33.0
- 37.0
50.0
- 70.0
25.0
- 40.0
4.0
- 11.0
2.50
- 7.00
1.25
- 4.0
|
g/dl
ribu/ul
juta/ul
vol%
ribu/ul
%
fi
pg
%
%
%
%
ribu/ul
ribu/ul
ribu/ul
|
Colorimetric
Impedance
Impedance
Analyzer
Calculates
Impedance
Analyzer
Calculates
Analyzer
Calculates
Analyzer
Calculates
Analyzer
Calculates
Impedance
Impedance
Impedance
Impedance
Impedance
Impedance
|
C. Analisa
Data
Diagnosa kebidanan :An. F umur 7 tahundenganKarsinoma
Testis
Masalah : nyeridanbenjolanpadaskrotum,
resikoinjuridan
intoleransiaktivitas
Kebutuhan :
KIE, perawatandanpengobatanolehadvisdokter
D. Penatalaksanaan
1.
Memberitahukan kepada keluargapasien hasil pemeriksaan, yaitu pasiendalamkeadaanagaklemah, nadi 124 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,20 C
“keluargapasien mengetahui hasil pemeriksaan”
2. Menganjurkankepadakeluargapasienuntuktetapmemberikanasupangizipadaanaknya, sepertinasi, lauk,
sayur, danbuah-buahan.
“Keluargapasien mengetahui anjuran yang diberikan dan bersedia untuk melakukananjuran
yang diberikan”
3.
Menganjurkankeluargauntuktetapmenjagakebersihananaknya(personal hygiene).
”PersolHygiensudahdijaga”
4. Memberikandukunganmoril agar
pasiendankeluargamerasatenang.
“Dukungantelahdiberikandanpasienmerasatenang”
5. Menganjurkanpadakeluargapasien agar
memberikanlingkungan yang aman agar pasiendapatberistirahatdanmerasaaman.
“Keluargapasienbersediauntukmelakukananjuran
yang diberikan”
6. Mengobservasidanmanajemen rasa nyeri
yang dirasakanpasien
”Observasitelahdilakukan”
7. Menganjurkankepadakeluargauntukmengubahposisipasiensecarateratur
“Keluargbersediamengikutianjuran”
8. Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi
:
a.
Infus
:
-
D5
½ Ns 500 ml 15 tpm
b.
CT
Scan Abdomen
c.
Bilakejang
leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
“Telahdiberikanterapiobatpadapasiensesuaiadvisdokter”
9.
Memberitahukan
pada keluargapasienjika
terdapat keluhan segera menyampaikannya kepada perawatjaga.
“Keluargapasienmengetahui tentang yang disampaikan”
CATATAN
PERKEMBANGAN
No.
|
Hari/Tanggal
|
CatatanPerkembangan
|
01.
|
Senin,
05 Juni 2017
22.00 WITA (Malam)
|
S :Ibupasienmenyatakanbahawapasienkesakitansaat BAK
O : Keadaanumum
: Lemah
TTV
·
Suhu:
36,00 C
·
Nadi : 112kali/menit
RR : 22kali/menit
PemeriksaanKhusus
:
Genetalia : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas
: Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An.
F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1. Observasi KU dan TTV
2. Manajemenlingkungan yang
nyamandanaman
3. Manajemen rasa nyeri
4. Menganjurkankeluargauntuk member
makandanminumcukup
5. Menganjurkankeluargauntukmenjaga
personal hygiene
6. Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi
:
a.
R/
CT Scan abdomen
b.
Bilakejang
leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
c.
Inf:
-
D5
½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-
Hidrasi 2000 ml/24 jam
|
02.
|
Selasa,
06Juni 2017
16.00 WITA (Siang)
|
S :Ibupasienmenyatakanbahawapasienkesakitansaat BAK
O : Keadaanumum
: Lemah
TTV
·
Suhu:
36,70 C
·
Nadi : 120 kali/menit
RR : 24kali/menit
PemeriksaanKhusus
:
Genetalia : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas
: Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An.
F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1.
Observasi KU dan TTV
2.
Manajemenlingkungan
yang nyamandanaman
3.
Manajemen
rasa nyeri
4.
Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi
:
a.
R/
CT Scan abdomen
5.
Inf:
-
D5
½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-
Hidrasi 1975 ml/24 jam
|
03.
|
Rabu,
07Juni 2017
11.30 WITA (Pagi)
|
S :Ibupasienmenyatakanbahwapasienkesakitansaat BAK
O : Keadaanumum
: Lemah
TTV
·
Suhu:
36,20 C
·
Nadi : 122 kali/menit
RR : 28kali/menit
PemeriksaanKhusus
:
Genetalia : SkrotumtampakmembesarEkstrimitasatas
: Terpasanginfus
padatangan
sebelahkiri
A : An.
F umur 7 tahundengankarsinoma
testis
P :
1.
Observasi KU dan TTV
2.
Manajemenlingkungan
yang nyamandanaman
3.
Manajemen
rasa nyeri
4.
Berkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapi
:
-
Bilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit)
5. Inf:
-
D5
½ Ns 500 ml 15 tpm untuk keseimbangan nutrisi
-
Hidrasi 1975 ml/24 jam
|
BAB
IV
PEMBAHASAN
Tumor testis
merupakan satu dari beberapa neoplasma yang berkaitan dengan serum penanda yaitu beta
human chorionic gonadotropin (B-hCG) dan a-fetoprotein (AFP). Penanda tumor
ini sebaga iintervensi dini adanya tumor testis. Sebagai tambahan karakteristik tumor
testis yang sukses dengan terapi yaitu tumor yang berasal dari germ
sel karena sensitif terhadap radiasi dan agen kemoterapi,
gambaran histopatologi menunjukkan jinak,
dapat diprediksi penyebarannya secara sistemik, serta terjadi pada An. F umur 7
tahun dengan karsinoma testis. Anak-anak tanpa penyakit komorbid yang
dapat ditoleransi dengan multimodal terapi. Pasien dengan tumor yang muncul di
luar testis (extragonadal germ cell tomors (EGCTs)),
jika diberikan terapi yang sama maka prognosisnya rata-rata setengah dari yang
diharapkan pada pasien dengan primari germ sel tumor (GCTs).
Berdasarkan pada kasus An. F
umur 7 tahun datang ke RSUD diantar ibunya pada tanggal 2 juni 2017
dengan keluhan yang didapat dari Ibu pasien mengatakan bagian kelamin anaknya membesar mulai dari
± 2 bulan yang lalu, anak menjadi tidak dapat duduk dan berjalan,
dan sakit saat kencing.
Dari data objektif didapatkan keadaan umum lemah,
kesadaran composmentis, berat badan 20 kg, tinggi badan 114 cm, nadi 124
kali/meter, respirasi 28x/menit, suhu tubuh 36,2 0C,
pada pemeriksaan fisik abdomen tampak ada sedikit benjolan
abnormal,
ekstremitas bawah susah untuk bergerak karena merasa nyeri pada skrotum dan genetilia Skrotum tampak membesar.
Hasil pemeriksaan penunjang laboratorium telah dilakukan.
Berdasarkan
data yang diperolehdaripengkajian data subjektif dan objektif maka pasien tersebut bisa
di diagnosa kebidanan :
An. F umur 7 tahun dengan Karsinoma Testis, darihasil pemeriksaan dengan teori yang
ada terdapat kesamaan. Masalahnyeridanbenjolanpadaskrotum,
resikoinjuridanintoleransiaktivitas.
Penatalaksanaan yang
diberikanyaituberupaMemberitahukan kepada keluargapasien hasil pemeriksaan, yaitu pasiendalamkeadaanagaklemah, nadi 124 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 36,2 0 C.
Menganjurkankepadakeluargapasienuntuktetapmemberikanasupangizipadaanaknya,
sepertinasi, lauk, sayur, danbuah-buahan. Menganjurkankeluargauntuktetapmenjagakebersihananaknya(personal hygiene). Memberikandukunganmoril
agar pasiendankeluargamerasatenang. Menganjurkanpadakeluargapasien agar
memberikanlingkungan yang aman agar pasiendapatberistirahatdanmerasaaman.
Mengobservasidanmanajemen rasa nyeri yang dirasakanpasien.
MenganjurkankepadakeluargauntukmengubahposisipasiensecarateraturdanBerkolaborasidenganadvisdokterdalampemberianterapiInfus
D5 ½ Ns 500 ml 15 tpm,CT Scan Abdomen
danbilakejang leading dose 150 mg phenitoindalam NS 150 cc (30 menit) danmemberitahukan
pada keluargapasienjika
terdapat keluhan segera menyampaikannya kepada perawatjaga.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor testis berasal dari sel germinal
atau jaringan stroma testis. Lebih dari 90% berasal dari sel germinal. Tumor
ini mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan
penanganan yang adekuat. Kanker Testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di
dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau
menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Penyebab tumor testis belum diketahui
dengan pasti, tetapi terdapat beberapa faktor yang erat kaitannya dengan
peningkatan kejadian tumor testis, antara lain: maldesensus testis, penderita
kriptorkismus atau bekas kriptorkismus. penggunaan hormon dietilstilbestrol,
dan atrofi atau infeksi testis dan pengaruh hormone.
Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada klien dengan tumor testis yaitu: gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan pembesaran skrotum, disfungsi seksual berhubungan dengan resiko
infertil, penurunan libido dan nyeri akut berhubungan dengan luka insisi bedah.
B. Saran
Karsinomatestis merupakan tumor yang
mempunyai derajat keganasan yang tinggi, tetapi dapat sembuh bila diberikan
penanganan yang adekuat, pemeriksaan lebih awal untuk mencegah terjadinya
komplikasi. Oleh karena itu sangat penting untuk menangani kelainan ini secara
tepat untuk mendapat prognosis yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Doenges,
Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Grace,
Pierce & Borley, Neil R. 2007. Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:
Erlangga
Price,
Sylvia A dkk. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Edisi 6 Volume 2. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar