expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Senin, 04 Maret 2019

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISILOGI TRIMESTER III NY. D G1P0A0USIA KEHAMILAN 39 MINGGU 6 HARI JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN


BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori Medis
1.      Kehamilan
a.       Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40 minggu) juga disebut kehamilan matur (cukup bulan) lebih dari 43 minggu disebut postmatur dan kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minngu disebut kehamilan prematur (Prawirohardjo, 2010). Menurut Sulistyawati (2012) kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma sehat dan dilanjutkan dengan fertilisasi, nidasi dan implantasi.
a.       Periode Kehamilan
Periode kehamilan ini terbagi menjadi tiga trimester, yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan diperkirakan kurang lebih 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). Trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada minggu ke-13 hingga minggu ke-27 (15 minggu), dan trimester ketiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu) (Varney, 2008).
b.      Perubahan Anatomi dan Fisiologis Wanita Hamil pada Trimester III
1)      Sistem Reproduksi
Menurut Manuaba (2008) perubahan yang terjadi pada system reproduksi wanita hamil pada trimester III
a)      Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm. Posisi rahim dalam kehamilan memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati
Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½  jarak pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus, Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk kedalam rongga panggul.
Pada trimester III, istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
b)      Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah .  Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter.
Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan.
Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
c)      Ovarium
Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.
d)     Vulva dan Vagina
Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terjadi kecelakaan pada kehamilan/ persalinan maka perdarahan akan banyak  sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.


2)      Payudara
Pada trimester IIIpada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik. Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron, dan pada trimester ini kolostrum sudah mulai keluar. Aliran darah didalamnya lambat & payudara menjadi besar lagi (Pantikawati, 2012).
3)      Sistem Immunologi
Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan–perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil.(Prawirohardjo, 2011)
4)      Sistem Perkemihan
Menurut Pantikawati (2012) perubahan yang terjadi pada system perkemihan wanita hamil pada trimester III
a)      Ginjal
Pada Trimester III biasanya sering terjadi hidronefrosis pada 80-90% wanita disebabkan oleh respons ginjal oleh progesterone dan peningkatan tekanan intraureter superior terhadap tepi pelviks. Hidronefrosis lebih sering terjadi pada ginjal kanan, kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan distensi urethra kanan.
b)      Ureter
Pada Trimester III akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi hidroureter. Hidroureter ini terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan masuk ke dalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi panggul. Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri akibat dekstrorotasi uterus saat keluar dari panggul.
c)      Vesica urinaria
Pada Trimester III permukaan mukosa menjadi hyperemia dan edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan. Jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke urethra.
d)     Uretra
Uretra akan lebih memanjang pada Trimester III karena vesika urinaria tertarik keatas kearah abdomen dan dapat bertambah panjang beberapa centimeter. Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang hari, berkebalikan dengan pola pada wanita hamil. Wanita yang hamil mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang hari dalam bentuk edema dependen akibat tekanan uterus pada pembuluh darah dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam hari melalui ginjal ketika wanita berbaring.
5)      Sistem Pencernaan
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal menyebabkan  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera ringan saja, misalnya oleh sikat gigi (Pantikawati, 2012).
6)      Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah secara menyolok. Peningkatan distensi abdomen yang membuat panggul miring kedepan,penurunan tonus otot perut dan peningkatan berat badan pada lahir kehamilan membutuhkan penyesuaian ulang (redignment) kurvatura spinalis. Pusat gravitasi wanita bergeser kedepan. Kurva lumbo sacrum normal harus semakin melengkung dan didaerah servikodosral harus terbentuk kurvatura (fleksi anterior kepala berlebuhan) untuk mempertahankan keseimbangan. Payudara yang besar dan posisi bahu bungkuk saat berdiri akan semakin membuat kurva punggung dan kurva menonjol. Pergerakan menjadi lebih sulit. Struktur dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah mendapat tekanan berat. Wanita muda yang cukup berbobot dapat mentoleransi perubahan ini tanpa keluhan. Akan tetapi wanita yang tua akan dapat mengalami gangguan punggung atau nyeri punggung yang cukup berat selama dan segera setelah kehamilan
Otot dinding perut meregang dan akhirnya kehilangan sedikit tonus otot. Selama trimester ketiga otot rektus abdominis dapat memisah, menyebabkan isi perut menonjol di garis tengah tubuh. Umbilikus menjadi lebih datar atau menonjol. Setelah melahirkan tonus otot secra bertahap kembali, tetapi pemisahan otot (dilatasi recti abdominis)menetap.
Hormone progesteron dan hormon estrogen relaxing menyebabkan relaxasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini masimal terjadi pada satu minggu terahir kehamilan, proses relaksasi ini memeberikan keasempatan pada panggul untukmeningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang public melunakmenyerupai tulang sendipanggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secra bertahap mengalami perubhan karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkonpensai penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung, sendi pada beberapa wanita.
Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat kebelakang ke arah dua tungkai. Sendi sakroilliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkatkan mobilitasnya, yang diperkirakan karena pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat  mengakibtakan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan (Pantikawati, 2012).
7)      Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan jumlah leukosit akan meningkat yakni berkisar antara 5000-12000 dan mencapai puncaknya pada saat persalinan dan masa nifas berkisar 14000-16000 penyebab peningkatan ini belum diketahui. Respon yang sama diketahui terjadi selama dan setelah melakukan latihan yang berat. Distribusi tipe sel juga kan mengalami perubahan. Pada kehamilan, terutama trimester ke-3, terjadi peningkatan jumlah granulosit dan limfosit dan secara bersamaan limfosit dan monosit(Pantikawati, 2012).

8)      Sistem Integumen
Pada kulit  dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha perubahan ini dikenal dengan striae gravidarum.
Pada mutipara selain striae kemerahan itu sering kali di temukan garis berwarna perak berkilau yangmerupakan sikatrik dari striae sebelumnya. Pada kebanyakan perempuan kulit digaris pertengahan perut akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang di sebut dengan linea nigra. Kadang-kadang muncul dalam ukuran yang variasi pada wajah dan leher yang disebut dengan chloasma atau melasma gravidarum, selain itu pada areola dan daerah genetalia juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan.Pigmentasi yang berlebihan biasanya akan hilang setelah persalinan (Astuti, 2012).
d.      Perubahan Psikologis Wanita Hamil pada Trimester III
Menurut Sulityawati (2012)wanita hamil pada trimester III, ibu akan mengalami perubahan psikologis sebagai berikut:
1)      Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2)      Merasa tidak menyenankan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3)      Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khususnya akan keselamatannya.
4)      Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan yang tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5)      Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6)      Merasa kehilangan perhatian.
7)      Perasaan mudah terluka (sensitif).
8)      Libido menurun.
e.       Kebutuhan Dasar Wanita Hamil pada Trimester III
Menurut Dewi,VNL dan Tri,S (2011)kebutuhan dasarwanita hamil pada trimester III
1)      Oksigen
Berjalan-jalan baik di lakukan di waktu pagi karenamengalami pertukaran udara yang sangat baik sambilmenggerakkan otot-otot pada bagian tubuh yang dapat memperoleh sinar matahari pagi (Prawirohardjo, 2011).
2)      Nutrisi
Untuk mempersiapkan kelahiran, maka yang harus dipersiapkan adalah energi yang mencukupi dalam kesiapan persalinan. Bagi ibu yang memasuki trimester ini persiapkan dengan kebutuhan kalori yang akan berperan dalam pertumbuhan jaringan janin dan plasentanya. Anda dapat meningkatkan asupan kalori dari sereal, kentang, mentega, susu, telur, alpukat, dan minyak nabati. Selain itu vitamin yang dibutuhkan adalah B6 untuk membantu metabolisme dalam pembentukan senyawa kimia yang diantarkan pada sel saraf. Vitamin B1, B2 dan B3 dalam membantu enzim untuk  mengatur sistem pernapasan dan energi. Yodium tidak kalah penting dalam perkembangan di masa ini untuk proses perkembangan janin dan meminimalisir kemungkinan terhambatnya perkembangan otak dan tinggi badan. Peranan yang tidak kalah penting adalah cairan dalam mengatur sel-sel  baru, pengaturan suhu tubuh dan proses metabolisme.
Calon ibu perlu mendapat energi yang mencukupi terutama untuk persiapan melahirkan. Asupan nutrisi berkualitas akan menjamin ibu tak mengalami kekurangan gizi. Pastikan kebutuhan kalori terpenuhi dengan konsumsi karbohidrat dan lemak yang memadai. Misalnya, karbohidrat didapat dari serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Lemak didapat dari mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati.
Pada kehamilan priode trimester ke tiga ini, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai. Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya memenuhi nutrisi dan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan oleh ibu, baik secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan ini. Karena itu, jangan sampai kekurangan nutrisi. 
Berikut ini daftar nutrisi yang sebaiknya lebih diperhatikan pada kehamilan trimester ketiga ini, tentu tanpa mengabaikan nutrisi pada zat gizi lainnya :
(1)   Kalori
Kebutuhan kalori ibu selama kehamilan adalah sekitar 70.000 -80.000 kilo kalori (kkal), dengan pertambahan berat badan ibu yang mencapai 12,5 kg. Pertambahan kalori ini pun diperlukan terutama pada 20 minggu kehamilan terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan ibu setiap hari adalah sekitar 285-300 kkal per hari.
Tambahan kalori ini diperlukan untuk pertumbuhan jaringan janin dan plasenta dan menambah volume darah serta cairan amnion (ketuban). Selain itu, kalori juga berguna sebagai cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui nanti.
(2)   Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin ini dibutuhan untuk menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia di dalam tubuh yang melibatkan enzim. Selain membantu metabolisma asam amino, karbohidrat, lemak dan pembentukan sel darah merah, juga berperan dalam pembentukan neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar sel saraf). Semakin berkembang otak janin, semakin meningkat pula kemampuan untuk mengantarkan pesan. Angka kecukupan vitamin B6 bagi ibu hamil adalah sekitar 2,2 miligram sehari.
(3)   Yodium
Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa tiroksin yang berperan mengontrol setiap metabolisma sel baru yang terbentuk. Bila kekurangan senyawa ini, akibatnya proses perekembangan janin, termasuk otaknya terhambat dan terganggu. Janin akan tumbuh kerdil. Sebaliknya, jika tiroksin berlebih, sel-sel baru akan tumbuh secara berlebihan sehingga janin tumbuh  melampaui ukuran normal. Karenanya, cermati asupa yodium ke dalam tubuh saat hamil. Angka yang ideal untuk konsumsi yodium adalah 175 mikrogram perhari.
(4)   Tiamin (Vitamin B1), Riboflavin (B2) dan Niasin (B3)
Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk mengatur metabolisma sistem pernafasan dan energi. Ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi Tiamin sekitar 1,2 miligram per hari, Riboflavin sekitar 1,2 miligram perhari dan Niasin 11 miligram perhari.
(5)   Air
Kebutuhan ibu hamil di trimester III ini bukan hanya dari makanan tapi juga dari cairan. Ari sangat penting untuk pertubuhan sel-sel baru, mengatur suhu tubuh, melarutkan danmengatur proses metabolisma zat-zat gizi, serta mempertahankan volume darah yang meningkat selama masa kehamilan. 
Jika cukup mengonsumsi cairan, buang air besar akan lancar sehingga terhindar dari sembelit serta risiko terkena infeksi saluran kemih.  Sebaiknya minum 8 gelas air putih sehari. Selain air putih, bisa pula dibantu dengan jus buah, makanan berkuah dan buah-buahan.
3)      Personal Hygiene
a)      Kebersihan perlu dijaga untuk mencegah infeksi
b)      Perawatan payudara
c)      Kebersihan gigi dan mulut. Pemeriksaan dini ke dokter gigi dianjurkan untuk menjamin pencernaan yang sempurna
d)     Kebersihan daerah genitalia perlu dijaga untuk mencegah keputihan terutama jika sering BAK.
4)      Pakaian
Perut ibu sudah membesar. Pada masa ini ibu cenderung memikirkan proses kelahiran bayinya, pasti akan menyiapkan pakaian bayi dan pakaian untuk dirinya saat menyusui nanti.
Pada trimester ini, pakaian yang baik untuk digunakan oleh ibu hamil pada trimester III. Hanya saja, pada trimester ini pakaian harus longgar, nyaman dan memiliki kancing bagian dada untuk mempermudah pada saat menyusui nanti.
Selain baju, Bra untuk menyusui juga dipersiapkan pada trimester ini. Bra yang baik menjelang persalinan dan saat menyusui adalah Bra yang dapat dibuka dan ditutup jika ingin menyusui bayinya.
5)      Eliminasi
Ibu hamil biasanya mengalami obstipasi. Oleh karena itu, bidan perlu memberikan konseling mengenai pola makan seperti memakan makanan yang berserat. Ibu hamil tidak dianjurkan untuk menahan BAK karena rentan terjadinya infeksi. Untuk mengurangi frekuensi BAK malam hari dianjurkan untuk minum lebih banyak pada siang hari, sedangkan pada malam hari dikurangi agar frekuensi BAK yang sering tidak mengganggu istirahat pada malam hari.
6)      Seksual
Trimester ketiga minat menurun lagi libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa kehamilan.
7)      Aktifitas fisik
Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi. Istirahat harus cukup. Olahraga dapat ringan sampai sedang, sebaiknya dipertahankan jangan sampai denyut nadi melebihi 140 kali per menit. Jika ada gangguan keluhan yang dapat membahayakan (misalnya perdarahan per vaginam), maka aktifitas fisik harus dihentikan.
8)      Imunisasi
Imunisasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil yang terutama adalah tetanus toxoid. Imunisasi lain diberikan sesuai indikasi
9)      Persiapan Laktasi
Persiapan laktasi merupakan sebuah proses panjang yang baru nyata dimulai sejak mulai hamil. Sejak usia kehamilan tiga bulan, kolostrum sudah mulai terbentuk. Pada trimester kedua, pembentukan kolostrum juga dirangsang oleh hormon dari plasenta yang memperlancar pengeluaran ASI. Namun kolostrum yang terbentuk belum keluar karena masih dihambat oleh hormon ekstrogen dan progesteron, yang akan menurun pada saat bayi lahir dan plasenta lepas.
Persiapan laktasi bagi ibu hamil harus diperhatikan untuk kesejahteraan bayi dan perkembangannya, persiapan laktasi di mulai dengan memakan makanan yang banyak mengandung protein dan karbohidrat yang dapat membentuk ASI baik bagi ibu maupun bayinya dan ASI biasanya sudah keluar saat umur kehamilan 20-22 minggu.
10)  Perawatan mammae dan abdomen
Jika terjadi papilla retraksi, dibiasakan papilla untuk ditarik secara manual dengan pelan. Striae/hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.
11)  Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Pada waktu kursus ibu diterangkan apa yang terjadi pada kehamilan yang sudah tua, kira-kira pada waktu dua minggu sebelum persalinan. Pada waktu itu ibu akan merasa lebih mudah bernafas karena dasar rahim agak menurun berhubung kepala janin pada kehamilan pertama mulai masuk dalam pintu atas panggul. Ibu sering buang air kecil. Ibu merasa perut kadang-kadang mengencang dan menegang.Pada waktu ini yang berperan adalah suami atau keluarga, mempersiapkan barang-barang keperluan sebagai berikut:
a)      Pakaian bayi untuk bayi yang akan dilahirkan.
b)      Pakaian untuk ibu khususnya kain bulanan (cawat) yang dibuat dari bahan yang dapat meresap.
c)      Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi persalinan
d)     Persiapan alat-alat baik untuk kepeluan ibu maupun bayi pada masa persalinan dan sesudahnya sangat penting. Terutama untuk menjamin kelancaran proses persalinan dan nifas serta pemeliharaan bayi. Dalam melakukan persalinan ini dapat secara bertahap, agar tidak terasa terlalu berat. Alat yang paling pokok dan perlu waktu membuatnya disiapkan terlebih dahulu, kemudian menyusul yang lainnya. Ada baiknya apabila ibu dapat membuat sendiri terutama pakaian bayinya, agar merasa lebih puas dan dekat dengan bayinya. Sangat dianjurkan persiapan telah lengkap pada usia kehamilan 8 bulan.
f.       Ketidaknyamanan Kehamilan
Menurut Dewi (2011) ketidaknyamanan kehamilan trimester III yaitu dari mulai umur kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu. Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: peningkatan frekuensi berkemih/nokturia, konstipasi/ sembelit, edema, insomnia, nyeri pinggang, keringat berlebihan, dan sebagainya. Adapun ketidaknyaman-ketidaknyaman yang bisa terjadi pada ibu hamil trimester III adalah:
1)      Konstipasi/ Sembelit
Konstipasi atau sembelit selama kehamila terjadi karena: Peningkatan hormone progesterone yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang efisien, konstipasi juga dipengaruhi karena perubahan uterus yang semakin membesar, sehingga uterus menekan daerah perut, dan penyebab lain konstipasi atau sembelit adalah karena tablet besi (iron) yang diberikan oleh dokter/ bidan pada ibu hamil biasanya menyebabkan konstipasi juga, selain itu tablet besi juga menyebabkan warna feses (tinja) ibu hamil berwarna kehitam-hitaman tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh ibu hamil karena perubahan warna feses karena pengaruh zat besi ini adalah normal.Cara mengatasi konstipasi atau sembelit adalah
a)      Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas/ hari.
b)      Makanlah makanan yang berserat tinggi seerti sayuran dan buah-buahan.
c)      Lakukanlah olahraga ringan secara teratur seperti berjalan (jogging).
d)     Segera konsultasikan ke dokter/ bidan apabila konstipasi atau sembelit tetap terjadi setelah menjalankan cara-cara no. 1 sampai 3 diatas.
2)      Edema/ Pembekakan
Edema pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang. Pakaian ketat yang menghambat aliran balik vena dari ekstremitas bagian bawah juga memperburuk masalah. Edema akibat kaki yang menggantung secara umum terlihat pada area pergelangan kaki dan hal ini harus dibedakan dengan perbedaan edema karena preeklamsia/eklamsia. Cara penangaannya adalah sebagai berikut:
a)      Hindari menggunakan pakaian ketat
b)      Elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
c)      Posisi menghadap kesamping saat berbaring
d)     Penggunaan penyokong atau korset pada abdomen maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul
3)      Insomnia
Pada ibu hamil, gangguan tidur umunya terjadi pada trimester I dan trimester III. Pada trimester III gangguan ini terjadi karena ibu hamil sering kencing (dibahas pada sub bahasan sebelumnya yaitu sering buang air kecil/nokturia), gangguan ini juga disebabkan oleh rasa tidak nyaman yang dirasakan ibu hamil seperti bertambahnya ukuran rahim yang mengganggu gerak ibu. Cara untuk mengurangi gangguan insomnia adalah :
a)      Ibu hamil diharapkan menghindari rokok dan minuman beralkohol. Selain membahayakan janin, rokok dan alkohol juga membuat ibu hamil sulit tidur.
b)      Ibu hamil diharapkan menghindari kafein. Kafein dapat membuat seseorang susah tidur dan membuat jantung berdebar. Selain, selain terdapat pada kopi, kafein juga terdapat pada teh soda, dan cokelat.
c)      Sejukkan kamar tidur. Hentikan olahraga, setidaknya 3 atau 4 jam sebelum tidur Melakukan latihan fisik atau berolahraga ringan selama hamil memang sangat baik untuk menunjang kesehatan fisik dan mental ibu. Namun, jangan sampai karena berolahraga, jangan sampai tubuh ibu tidak sempat untuk beristirahat cukup setelah berolahraga.
d)     Usahakan tidur sebentar di siang hari. Tidur di siang hari dapat membantu ibu mengusir rasa lelah. Sebaiknya tidur di sing hari cukup dilakukan 30 sampai 60 menit saja. Jika ibu terlalu lama tidur siang, bisa jadi ibu tidak dapat tidur di malam hari.
e)      Buat jadwal yang teratur. Mengatur waktu tidur dan bangun akan membantu ibu untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya. Untuk mempermudah tertidur, usahakan agar ibu tenang dan rileks.
f)       Biasakan tidur dalam posisi miring ke kiri mulai trimester pertama sampai akhir kehamilan. Posisi tidur miring ke kiri juga akan membantu darah dan nutrisi mengalirlancar ke janin dan rahim, serta membantu ginjal untuk sedikit memperlambat produksi urine. Membiasakan tidur dalam posisi ini juga bermanfaat untuk membantu ibu tidur lebih optimal ketika perut semakin membesar pada trimester III.
g)      Kurangi minum pada malam hari. Sebaiknya ibu lebih banyak minum pada pagi dan siang hari untuk mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari yang berakibat juga ibu sering kencing pada malam hari.
h)      Minum segelas susu hangat. Meminum segelas susu hangat akan membuat ibu hamil mudah terlelap. Kandungan asam amino tryptophan yang terdapat dalam susu akan meningkatkan kadar serotonin dalam otak dan membantu ibu hamil tidur. Susu juga akan membangkitkan hormone melatonin dalam darah yang membuat seseorang menjadi mudah mengantuk.
4)      Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang)
Nyeri punggung bawah (Nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut tidak memberi perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkatan lordosis. Lengkung ini kemudian akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Masalah memburuk apabila wanita hamil memiliki struktur otot abdomen yang lemah sehingga gagal menopang berat rahim yang membesar. Tanpa sokongan, uterus akan mengendur.
Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe ini.Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
a)      Postur tubuh yang baik
b)      Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
c)      Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
d)     Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
e)      Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic).
f)       Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
g)      Kompres es pada punggung
h)      Pijatan/ usapan pada punggung
i)        Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan regangan.
5)      Kegerahan
Saat hamil terjadi peningkatan aliran darah, agar penyuluhan zat-zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang janin dapat berjalan lancer. Kondisi ini bisa menyebabkan anda mudah merasa kepanasan atau kegerahan. Umumnya, keluhan ini muncul saat kandungan mencapai 20 minggu atau saat aliran darah di dalam tubuh mulai meningkat. Kegerahan disebabkan selain karena peningkatan kadar hormone progesteron yang membuat pembuluh darah melebar dan aliran darah lebih meningkat, bisa juga disebabkan metabolisme di tubuh yang makin meningkat makin tinggi laju metabolisme, makan banyak pula kalori atau energy panas yang dihasilkan atau dilepaskan.
Selain itu, disebabkan juga karena proses bernapas dan berkeringat yang anda lakukan, yang antara lain berfungsi membuang kelebihan panas di dalam tubuh ibu hamil. Janin juga mengahasilkan panas di dalam tubuhnya, tetapi janin belum bisa melakukan proses berkeringat dan bernapas maka kelebihan panas di dalam tubuh janin di buang ke melalui tubuh ibu. Itu sebabnya, semakin bertambah usia janin anda, panas yang dikeluarkan tubuhnya juga semakin banyak. Anda pun jadi mudah kegerahan, serta akan lebih banyak mengelurakan keringat. Cara mengatasi kegerahan yang dialami oleh ibu hamil adalah
a)      Pakai baju yang longgar dan nyaman.
b)      Pilihlah baju dari bahan yang mudah menyerap keringat seperti dari bahan katun.
c)      Jaga sirkulasi udara di dalam rumah agar tetap baik. Misalnya, dengan sering membuka jendela atau pintu.
d)     Hidari tempat-tempat sempit yang membuat anda merasa pengap.
e)      Sering-seringlah berada di ruangan terbuka atau alam terbuka.
f)       Perbanyak minum cairan, baik air putih maupun jus buah segar untuk mengganti cairan tubuh yang keluar dalam bentuk keringat.
6)      Sering Buang Air Kecil
Peningkatan frekuensi berkemih atau sering buang air kecil disebabkan oleh tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung kemih berkurang. Sebab lain adalah karena nocturia yang terjadinya aliran balik vena dari ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada saat tidur malam hari. Akibatnya adalah pola diurnal kebalikannya sehingga terjadi peningkatan pengeluaran urin pada saat hamil tua. Cara mengurangi ketidaknyamanan ini adalah sebagai berikut
a)      Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang dialaminya
b)      Mengurangi asupan cairan pada sore hari
7)      Sesak Napas
Penyebab saat bayi tumbuh, rahim Anda menekan diafragma Anda, sehingga sulit untuk bernapas bebas.Progesteron, salah satu hormon kehamilan, membuat Anda bernapas lebih dalam dan lebih sering.Anemia (rendah jumlah sel darah merah).Cara mengatasinya adalah
a)      Gunakan bantal tambahan di malam hari.
b)      Duduklah ketika Anda merasa sesak napas. Berjongkok atau membungkuk dapat membantu jika tidak ada kursi yang tersedia.Berpegang pada sesuatu untuk menenangkan diri.
c)      Untuk bantuan sementara, letakkan lengan di atas kepala Anda.
d)     Ketika berbaring, berbaring miring
e)      Ambil vitamin prenatal atau pil besi, seperti yang ditentukan. Makan makanan kaya zat besi seperti daging merah tanpa lemak, hati, kacang kering, dan gandum atau roti diperkaya.
f)       Anda dapat bernapas lebih leluasa pada bulan terakhir kehamilan jika bayi turun rendah di panggul Anda sebelum tenaga kerja.
g)      Hubungi dokter/bidan Anda jika sesak napas menjadi berat.
8)      Edema (Pembengkakan)
Selama kehamilan, tubuh Anda mempertahankan air, yang dapat menyebabkan pembengkakan (edema).Hal ini biasanya terjadi pada kaki dan pergelangan kaki, tapi kadang-kadang tangan, lengan, dan wajah. Anda mungkin mengalami pembengkakan saat cuaca panas, setelah Anda telah berdiri untuk waktu yang lama, atau setelah makan sangat makanan asin. Pembengkakan ini biasa terjadi ketika bepergian jarak jauh dalam, mobil bus pesawat, atau kereta.Sebagian besar pembengkakan bukanlah tanda dari masalah medis serius. Cara mengatasinya adalah
a)      Letakkan kaki Anda (sangga menggunakan kursi pendek) bila memungkinkan.
b)      Beristirahat miring Anda membantu cairan bergerak melalui ginjal.
c)      Kurangi konsumsi garam yang ber;lebihan
d)     Pastikan untuk minum 8-10 gelas cairan sehari.
e)      Lepaskan cincin anda jika mereka tampaknya akan semakin ketat.
f)       Laporkan setiap bengkak tiba-tiba wajah atau tangan untuk dokter Anda.
g.      Tanda Bahaya Kehamilan
Menurut Dewi,VNL dan Tri.S (2011) tanda bahaya kehamilan, adalah sebagai berikut:
1)      Perdarahan per vaginam
a)      Perdarahan pada awal masa kehamilan
Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus, kehamilan ektopik, atau kehamilan mola.
b)      Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada kehamilan 22 minggu sampai sebelum persalinan. Perdarahan tidak normal bila keluar darah merah segar kehitaman dengan bekuan, perdarahan banyak kadang-kadang/tidak terus-menerus, perdarahan disertai rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta, dan ruptur uteri. Selain itu, perlu dicurigai adanya gangguan pembekuan darah.
2)      Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang  hebat dapat terjadi selama kehamilan dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah jika sakit kepala menetap dan tidak hilang dengan istirahat.
3)      Masalah penglihatan/pandangan kabur
Penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Masalah visual mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat  bintik-bintik dan berkunang-kunang. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah).
4)      Bengkak pada muka dan tangan
Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius apabila disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur, dan lain-lain.
5)      Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
6)      Gerakan bayi berkurang
Gerakan janin tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur kehamilan, transport glukosa, stimulus pada suara, kebiasaan janin, dan penggunaan obat-obatan oleh ibu hamil. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.
h.      Standar Pelayanan ANC
Dalam melaksanakan pelayanan ANC, ada 14 standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 14 T. Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 10T (Prawihardjo, 2012).
1)      Pelayanan atau asuhan standar minimal 10T adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2009) :
a)      Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b)      Pemeriksaan tekanan darah
c)      Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
d)     Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
e)      Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
f)       Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
g)      Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
h)      Test laboratorium (rutin dan khusus)
i)        Tatalaksana kasus
j)        Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska persalinan
2)      Pelayanan/Asuhan Standar Minimal Asuhan Kehamilan termasuk dalam "14T"
a)      Ukur Berat badan dan Tinggi Badan
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga panggul.
b)      Ukur Tekanan Darah
Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi.


c)      Ukur Tinggi Fundus Uteri
Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan minggudan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT.

Tabel 2.1 Umur Kehamilan (Menggunakan Jari-jari)
No
Uraian
Minggu
TFU
1
Sebelum bulan ke-2

Belum dapat diraba dari luar
2
Akhir bulan ke-3
12 minggu
1-2 jari atas simpisis
3
Akhir bulan ke-4
16 minggu
Pertengahan antara simpisis-pusat
4
Akhir bulan ke-5
20 minggu
3 jari bawah pusat
5
Akhir bulan ke-6
24 minggu
Setinggi pusat
6
Akhir bulan ke-7
28 minggu
3 jari atas pusat
7
Akhir bulan ke-8
32 minggu
Pertengahanpusat-proc. Xyphodeus
8
Akhir bulan ke-9
36 minggu
Arcus costarum/ 1 jari dibawah px
9
Akhir bulan ke-10
40 minggu
Pertengahan Px- pusat
Sumber: Asuhan Kebidanan Kehamilan, 2012










Gambar 2.1 Umur Kehamilan

Tabel 2.2 Umur Kehamilan (Menggunakan Medline/ Pita)
NO
Tinggi Fundus Uteri (Cm)
Minggu
1
12 cm
12
2
16 cm
16
3
20 cm
20
4
24 cm
24
5
28 cm
28
6
32 cm
32
7
36 cm
36
8
40 cm
40
Sumber: Prawirohardjo, 2012

Tabel 2.3 Bentuk Uterus Berdasarkan Usia Kehamilannya
No
Usia Kehamilan
Bentuk dan Konsistensi Uterus
1
Bulan pertama
Seperti buah alpukat.
Itsmus rahim menjadi hipertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lunak, keadaan ini yang disebut dengan tanda hegar
2
2 bulan
Sebesar telur bebek
3
3 bulan
Sebesar telur angsa
4
4 bulan
Berbentuk bulat
5
5 bulan
Rahim teraba seperti berisi cairan ketuban. Rahim terasa tipis, itulah sebabnya mengapa bagian-bagian janin ini dapat dirasakan melalui perabaan dinding perut
Sumber: Prawirohardjo, 2012

d)     Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
Tablet besi yang diberikan mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 0,25 mg.Program tersebut bertujuan mencegah dan menangani masalah anemia pada ibu hamil. Jika dikonsumsi selama 90 hari maka total zat besi yang diabsropsi adalah sebesar 720 mg dan 180 mg dari konsumsi harian ibu. Kebutuhan zat besi pada ibu hamil berbeda pada setiap umur kehamilannya, pada trimester I naik dari 0,8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester III. Untuk itu pemberian suplemen Fe disesuaikan dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap semester, yaitu sebagai berikut :
(1)  Trimester I : kebutuhan zat besi ±1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
(2)  Trimester II : kebutuhan zat besi ±5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8 mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
(3)  Trimester III : kebutuhan zat besi 5 mg/hari, ditambah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan conceptus 223 mg.
Saat terbaik mengkonsumsi suplement Fe adalah sejak trimester 2 selama 90 hari kedepan. Pemberian preparat Fe sebesar 60 mg selama 30 hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1gr%. (Jurnal Is Susiloningtyas, 2012)
e)      Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toxoidharus segera di berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang pertama dan dilakukan pada minggu ke-4. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2009).

Tabel 2.4 Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Imunisasi TT
Selang Waktu Minimal Pemberian Imunisasi TT
Lama Perlindungan
TT1
-
Langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit Tetanus
TT2
1 bulan setelah TT1
3 Tahun
TT3
6 bulan setelah TT2
6 Tahun
TT4
12 Bulan setelah TT3
10 Tahun
TT5
12Bulan setelah TT4
Seumur hidup
Sumber: Asuhan Kebidanan Kehamilan, 2012

f)       Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb pada ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
g)      Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab.)
Pemeriksaan dilakukan pada saat Bumil datang pertama kali daambil spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. apabila hasil test positif maka dilakukan pengobatan dan rujukan.

h)      Pemeriksaan Protein Urine
Dilakukan untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.
i)        Pemeriksaan Urine Reduksi
Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. bila hasil positif maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.
j)        Perawatan Payudara
Senam payudara atau perawatan payudara untuk ibu hamil, dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dimulai pada usia kehamilan 6 Minggu.
k)      Senam Hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal. Melakukan senam hamil, dapat dimulai pada usia kehamilan 28 minggu. Anjuran senam hamil terutama ditujukan pada ibu hamil dengan kondisi normal, atau dengan kata lain tidak terdapat keadaan-keadaan yang mengandung resiko baik bagi ibu maupun janin, misalnya perdarahan, pre-eklamsi berat, penyakit jantung, kelainan letak, panggul sempit, dan lain-lain (Manuaba, 2010).

l)        Pemberian Obat Malaria
Diberikan kepada Ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga kepada bumil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai mengigil dan hasil apusan darah yang positif.
m)    Pemberian Kapsul Minyak Yodium
Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap tumbuh kembang manusia.
n)      Temu wicara/ konseling
Termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan.
i.        Tujuan ANC
Ante Natal Care merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ibu hamil merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal (Prawirohardjo, 2010).
Tujuan ANC yaitu memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu, mengenal secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
j.        Kunjungan ANC
Wanita hamil sebaiknya melakukan minimal 4 kali kunjungan antenatal selama kehamilan. Pada Trimester I sebanyak 1 kali kunjungan, pada Trimester II sebanyak 1 kali kunjungan dan Trimester III sebanyak 2 kali kunjungan. Kunjungan 36 minggu sampai lahir dilakukan untuk mengenali kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan  dan mengenali tanda – tanda persalinan.
Menurut Permenkes RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 Bab III mengenai Penyelenggaraan Praktik Kebidanan pasal 10 ayat 2 (a) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan konseling pada masa pra kehamilan, ayat (2b) pelayanan antenatal pada kehamilan normal dan ayat (2f) pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. Pada pasal 10 ayat (3d) Bidan dalam memberikan pelayanan berwenang dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil, ayat (3h) penyuluhan dan konseling dan  ayat (3i) bimbingan pada kelompok ibu hamil.

k.      Faktor Resiko Kehamilan
1)      Definisi
Cara untuk mendeteksi dini kehamilan berisiko menggunakan skorPoedji Rochjati. Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjaditiga kelompok yaitu :
a)      Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2.
b)      Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6 – 10.
c)      Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor 12.
2)      Tujuan
a)      Melakukan pengelompokan sesuai dengan risiko kehamilannya, dan mempersiapkan tempat persalinan yang aman sesuai dengan kebutuhannya.
b)      Melakukan pemberdayaan terhadap ibu hamil, suami, maupun keluarga agar mempersiapkan mental, biaya untuk rujukan terencana.
3)      Cara Pemberian Skor
a)      Kondisi ibu hamil umur, paritas dan faktor risiko diberi nilai 2,4,dan 8.
b)      Pada umur dan paritas diberi skor 2 sebagai skor awal.
c)      Tiap faktor risiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang,luka bekas sesar, letak lintang, perdarahan antepartum, danpreeklamsia berat/eklamsia diberi skor 8.
Tabel 2.5 Kartu Skor Poedji Rochjati
I
II
III
IV
KEL.
F.R.
No
Masalah/Faktor Resiko
Skor
Tribulan
Skor awal ibu hamil
2
I
II
III.1
III.2
I
1
Terlalu muda, hamil 16 th
4




2
Terlalu tua hamil 35 th
Hamil pertama terlalu lambat ( 4 th)
4




3
Anak terkecil 10 th atau lebih
4




4
Anak terkecil 2 th
4




5
Punya anak 4 atau lebih
4




6
Hamil pada umur 35 th
4




7
Tinggi badan 145 cm
4




8
Pernah gagal hamil
4




9
Pernah melahirkan dengan tindakan :





a.    Tarikan tang/vakum
4




b.    Manual plasenta
4




c.    Diberi infus/transfusi
4




10
Pernah operasi caesar





II
11
Penyakit pada ibu hamil :





a.       Kurang darah
4




b.      Malaria
4




c.       Tuberkulosa paru
4




d.      Payah jantung
4




e.       Diabetes
4




f.       Penyakit menular seks
4




12
Bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi
4




13
Hamil kembar 2 / lebih
4




14
Hamil kembar air (Hydramnion)
4




15
Bayi mati dalam kandungan
4




16
Kehamilan lebih bulan
4




17
Letak sungsang
8




18
Letak lintang
8




III
19
Perdarahan dalam kehamilan ini
8




20
Preeklampsia berat/kejang
8




JUMLAH SKOR





Sumber: Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil, 2012


BAB II
TINJAUAN KASUS
7 LANGKAH VARNEY



BAB III
PENUTUP
A.    Pembahasan
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. D di Rumah Sakit sesuai dengan teori yang ada dan telah menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney, dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya asuhan kebidanan yang diberikan bidan terhadap ibu. Pembahasan ini dimaksudkan supaya bisa diambil suatu kesimpulan dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang ada, sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut, dalam penerapan asuhan kebidanan yang efektif dan efesien.
1.      Pengkajian
Pada langkah ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data. Berisi tanggal pengkajian, waktu pengkajian, dan nama pengkaji. Pengkajian terdiri dari data subyektif dan data obyektif (Varney, 2008). Kunjungan ANC menurut (Prawirohardjo, 2010) adalah kunjungan 36 minggu sampai lahir dilakukan untuk mengenali kelainan letak dan presentasi, memantapkan rencana persalinan  dan mengenali tanda – tanda persalinan.
Sedangkan pada data subyektif Ny. D mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu mengatakan usianya 20tahun, ibu mengatakan HPHT pada tanggal 30 Juni 2015, alasan kunjungan saat ini ingin memeriksakan kehamilannya dan mengeluh kencang-kencang serta keluar lendir darah. Data objektif didapatkan hasil pemeriksaan fisik keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,50C, berat badan naik dari 44 kg menjadi 51 kg, muka tidak pucat, mata tidak tampak cekung, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik, mukosa mulut basah, turgor kulit kembali dalam waktu 2 detik. Pemeriksaan penunjang hanya di lakukan USG K/ T/ DJJ (+)/ ♀/ 2600 gram BPD/ FL 39 - 40 corpus anterior/ gr II/ ket cukup, umur kehamilan 39 - 40 minggu.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
2.      Interpretasi Data
Data yang diperoleh dikumpulkan diinterpretasikan menurut diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini dapat ditegakkan diagnose kebidanan yaitu Ny. D G1P0A0 umur 20 tahun, hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauterin, masalah ibu tidak ada, kebutuhan dengan membina hubungan baik dengan ibu, memberitahu hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang tanda bahaya, tanda persalinan, persiapan persalinan, tempat bersalin, ASI eksklusif, dan KB pascasalin.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.

3.      Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potesial tidak terjadi (Varney, 2008).
Dalam kasus ibu hamil fisiologi trimester III yang ditemukan di Poliklinik dan VK, ini tidak dilakukan tindakan karena tidak ada diagnose potensial.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
4.      Antisipasi dan Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter dan/untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus.Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan. (Varney, 2008)
Pada langkah antisipasi Ny. D tidak ada dilakukan antisipasi yang membutuhkan tindakan khusus atau kolaborasi dengan dr. Sp.OG.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
5.      Rencana Asuhan
Rencana asuhan merupakan kelanjutan, manajemen terhadap diagnose masalah, yang telah diidentifikasi dan informasi yang tidak lengkap dapat dilengkapi.Dalam melaksanakan pelayanan ANC, ada 14 standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang dikenal dengan 14 T. Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 10T (Prawihardjo, 2012). Pelayanan/Asuhan Standar Minimal Asuhan Kehamilan termasuk dalam "14T" yakni;
a.       Ukur Berat badan dan Tinggi Badan
b.      Ukur Tekanan Darah
c.       Ukur Tinggi Fundus Uteri
d.      Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
e.       Pemberian Imunisasi TT
f.       Pemeriksaan Hb
g.      Pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research Lab.)
h.      Pemeriksaan Protein Urine
i.        Pemeriksaan Urine Reduksi
j.        Perawatan Payudara
k.      Senam Hamil
l.        Pemberian Obat Malaria
m.    Pemberian Kapsul Minyak Yodium
n.      Temu wicara/ konseling
Rencana asuhan yang diberikan pada kasus ini adalah asuhan yang diberikan di Poliklinik yakni bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, jelaskan hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang tanda bahaya, tanda persalinan, persiapan persalinan, tempat bersalin, ASI ekslusif, dan KB pascasalin.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
6.      Penatalaksanaan
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2008)
Pada kasus pelaksanaan asuhan yang diberikan adalah asuhan yang diberikan di Poliklinik yakni membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga dengan bersikap ramah dan sopan, menjelaskan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu sekarang memasuki salah satu tanda-tanda bersalin, memberikan KIE, dan menganjurkan ibu untuk kembali lagi sore hari jika mules bertambah/ keluar lendir darah semakin banyak. KIE yang diberikan berupa:
a.       Tanda bahaya yakni sakit kepala yang hebat, gerakan janin berkurang, nyeri perut yang hebat, perdarahan jalan lahir, serta kejang
b.      Tanda-tanda persalinan yakni rasa sakit/ mules diperut hingga menjalar ke bagian bawah sampai pinggang, adanya pengeluaran darah pervaginam, ibu merasa sakit pada punggung dan nyeri, kadang dijumpai pengeluaran air ketuban,
c.       Persiapan persalinan yakni pakaian bayi, pakaian khusus ibu, dan alat-alat baik untuk keperluan ibu maupun bayi
d.      Tempat bersalin dianjurkan ibu bersalin di BPM, RS, Klinik Bersalin, atau di Praktik Dokter Sp.OG
e.       ASI ekslusif diberikan sejak bayi umur 0-6 bulan hanya ASI saja
f.       KB pascasalin menganjurkan ibu menggunakan KB yang berjangka waktu panjang
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
7.      Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan kebidanan yang telah diberikan. Evaluasi didokumentasikan dalambentuk SOAP (Varney, 2008).
Pada kasus ini didapatkan hasil terbinanya hubungan baik antara ibu, ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, vital sgin: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan dalam batas normal, mata tidak tampak cekung, conjungtiva merah, sclera putih, mukosa mulut tampak basah, lidah bersih, ibu mengerti dengan KIE yang diberikan, dan ibu bersedia untuk kembali sore hari jika mules bertambah/ keluar lendir darah semakin banyak.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilahan.
8.      Kesimpulan
Dari langkah 1-7 dalam asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny.D dapat disimpulkan bahwa pasien datang dengan keluhan kencang-kencang serta keluar lendir darah, kemudian telah di lakukan pemeriksaan didapatkan hasil keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 20 x/menit, T: 36,50C, berat badan naik dari 44 kg menjadi 51 kg, muka tidak pucat, mata tidak tampak cekung, conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik, mukosa mulut basah, turgor kulit kembali dalam waktu 2 detik. Pemeriksaan penunjang hanya di lakukan USG K/ T/ DJJ (+)/ ♀/ 2600 gram BPD/ FL 39 - 40 corpus anterior/ gr II/ ket cukup, umur kehamilan 39-40 minggu. Diinterpretasikan menurut diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada kasus ini ditegakkan diagnosa kebidanan yaitu  G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intrauterin, masalah ibu tidak ada, kebutuhan dengan membina hubungan baik dengan ibu, memberitahu hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang tanda bahaya, tanda persalinan, persiapan persalinan, tempat bersalin, ASI eksklusif, dan KB pascasalin. Diagnosa potensial dalam kasus ini tidak ada. Pada langkah antisipasi Ny. D tidak ada dilakukan antisipasi yang membutuhkan tindakan khusus atau kolaborasi dengan dr. Sp.OG. Rencana asuhan yang diberikan pada kasus ini adalah asuhan yang diberikan di Poliklinik yakni bina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, jelaskan hasil pemeriksaan, memberikan KIE tentang tanda bahaya, tanda persalinan, persiapan persalinan, tempat bersalin, ASI ekslusif, dan KB pascasalin. Penatalaksanaan dilakukan dengan efesien dan aman sesuai dengan rencana asuhan. Evaluasi pada kasus ini didapatkan hasil terbinanya hubungan baik antara ibu, ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, vital sgin: tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan dalam batas normal, mata tidak tampak cekung, conjungtiva merah, sclera putih, mukosa mulut tampak basah, lidah bersih, ibu mengerti dengan KIE yang diberikan, dan ibu bersedia untuk kembali sore hari jika mules bertambah/ keluar lendir darah semakin banyak.
B.     Saran
Berdasarkan kesimpulan maka penulis dapat memberikan saran, bagi:
1.      Bagi Institusi
a.       Rumah Sakit
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dapat diwujudkan melalui peningkatan keterampilan dan motivasi kerja staf, dokter, perawat dan bidan, yang memberikan kepuasan pada pasien, kemudian mempertahankan kenyamanan pasien rawat inap, keramahan dalam melayani pasien serta kedisiplinan dalam bekerja. Karena baik buruknya citra rumah sakit sebagian besar dipengaruhi oleh sikap dan perilaku petugas kesehatan dalam melayani kebutuhan pasien dankeluarga.
b.      Pendidikan
Diharapkan agar institusi pendidikan lebih meningkatkan atau menambah referensi, sehingga membantu penulis yang akan mengambil kasus yang sama.
2.      Bagi Bidan
Diharapkan bidan dapat meningkatkan kualitas, dan berkenan mengikuti seminar-seminar tentang pelayanan ANC yang komprehensif.
3.      Bagi Klien
Diharapkan kepada klien Ny. D G1P0A0 untuk mengetahui tanda-tanda persalinan, dan lebih sering untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan terdekat atau di bidan/ dokter.



DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S. 2012. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta
Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Dewi, VNL dan Tri S.2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika      
Manuaba, Ida A.C, Manuaba Ida B.G.F, Manuaba Ida B.G. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan/ Penulis. Jakarta: EGC.
Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta: EGC.
PantiawatiIka, Saryono. 2012. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.  Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Prawirohardjo, Sarwono, 2011. IlmuKebidanan. Jakarta: PT.  Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.Yogyakarta: Andi Offset.
Susiloningtyas, Is. 2012. Staf Pengajar Prodi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
 Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Majalah Ilmiah Sultan Agung Juni – Agustus 2012 Vol 50, No 128. Pemberian Zat Besi (Fe) dalam Kehamilan. Tersedia dalam http://jurnal.unissula.ac.id
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar