BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Keimanan sering disalah pahami dengan 'percaya',
keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi
alam sehingga timbul dari sana pengetahuan akan adanya Yang Mengatur alam
semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami
esensi dari pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama
dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan
pemahaman.
Implementasi dari sebuah keimanan seseorang adalah ia
mampu berakhlak terpuji. Allah sangat menyukai hambanya yang mempunyai akhlak
terpuji. Akhlak terpuji dalam islam disebut sebagai akhlak mahmudah. Beberapa
contoh akhlak terpuji antara lain adalah bersikap jujur, bertanggung jawab,
amanah, baik hati, tawadhu, istiqomah dll. Sebagai umat islam kita mempunyai
suri tauladan yang perlu untuk dicontoh atau diikuti yaitu nabi Muhammad SAW. Ia
adalah sebaik-baik manusia yang berakhlak sempurna. Ketika Aisyah ditanya
bagaimana akhlak rosul, maka ia menjawab bahwa akhlak rosul adalah Al-quran.
Artinya rosul merupakan manusia yang menggambarkan akhlak seperti
yang tertera di dalam Al-quran.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana implementasi dari ketuhana dan Tuhan yang
Maha Esa?
2. Apa
pengertian Iman dan Taqwa?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui implementasi dari ketuhanan dan Tuhan yang Maha Esa.
2. Untuk
mengetahui pengertian Iman dan taqwa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Keimanan
dan Ketaqwaan
1. Pengertian Iman
Secara
etimologi, kata iman berasal dari bahasa Arab: Aamana – yu’minu – iimaanan,
yang berarti percaya. Secara terminologi atau istilahya, iman adalah
membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan (iqrar bi
lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap kebenaran
atau keyakinan tertentu. Dalam Al-Qur’an, kata iman sering dirangkai dengan
kata-kata tertentu yang menjadi corak atau sifat dari yang diimaninya itu,
seperti dengan kata: jibti (idealisme), thaghut (naturalisme), bathil, kafir,
dll. Kata iman yang tidak dirangkai dengan
sesuatu berarti menunjukkan makna positif. Kata iman dalam Al-Qur’an juga
disifati dengan Asyaddu Hubban (sangat cinta), jadi orang beriman kepada Allah
berarti orang yang sangat cinta kepada Allah.
Pokok-pokok keyakinan
islam terangkum dalam istilah Rukun Iman
a. Keyakinan
kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa
Beriman
kepada Allah, berarti yakin dan percaya dengan sepenuh hati akan adanya Allah,
Keesaan Nya serta sifat-sifat Nya yang sempurna. Konsekuensi dari pengakuan ini
adalah mengikuti petunjuk, tuntutan,bimbingan Allah dan Rasul Nya yang
disebutkan dalam Al-Quran dan Al-Hadist Nabi.
Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan. Konsepsi Ketuhanan yang Maha Esa disebut Tauhid. Ilmu yang mempelajari tentang tauhid disebtu ilmu Tauhid (Ilmu Tentang Kemahaesaan Tuhan).
Segala sesuatu mengenai Tuhan disebut Ketuhanan. Konsepsi Ketuhanan yang Maha Esa disebut Tauhid. Ilmu yang mempelajari tentang tauhid disebtu ilmu Tauhid (Ilmu Tentang Kemahaesaan Tuhan).
b. Keyakinan
pada Malaikat-malaikat Allah
Beriman kepada
Malaikat berarti yakin (percaya) adanya malaikat, diciptakan untuk menyampaikan
amanat Allah kepada manusia.
Tugas-tugas
Malaikat antara lain :
1) Menyampaikan
wahyu Allah kepada manusia
2) Mengukuhkan hati orang beriman
3) Memberi
pertolongan kepada manusia
4) Membantu
perkembangan rohani manusia
5) Mendorong
manusia untuk berbuat baik
6) Mencatat perbuatan manusia
7) Melaksanakan hukum Allah
Selain para Malaikat ada makhluk gaib lain ciptaan Allah,
yang dimaksud adalah syetan, syetan diciptakan dari api . Malaikat mendorong
manusia untuk kebaikan sedangkan syetan adalah menyesatkan manusia. Kalau ada
gerak hati untuk kejahatan itu tandanya bisikan syetan sebaliknya jika ingin
berbuat baik itu indikasi bahwa Malaikat berhasil menyampaikan bisikannya
kepada manusia bersangkutan. Gerak hati untuk melakukan perbuatan jahat atau
gerak hati untuk berbuat baik didalam diri seseorang ditimbang oleh akal.
Akallah yang akan memberikan keputusan. Keputusan akan menimbulkan kehendak
(will) pada diri manusia bersangkutan. Kehendak itu bebas (will itu free)
memilih mana yang akan dilakukan. Menurut
ajaran Islam setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik atau
berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan
kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh syetan dengan berbagai tipu daya.
c. Keyakinan
pada kitab-kitab Allah
Kitab suci
memuat wahyu Allah. Perkataan kitab yang berasal dari kata kerja kataba
(artinya ia telah menulis) memuat wahyu Allah. Perkataan wahyu berasal dari
bahasa Arab :
Al-wahyu bermakna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.
Dalam pengertian umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada para Rasul Nya atau orang yang dipilih Nya untuk diteruskan kepada manusia guna dijadikan pegangan hidup.
Al-wahyu bermakna suara, bisikan, isyarat, tulisan dan kitab.
Dalam pengertian umum wahyu adalah firman Allah yang disampaikan Malaikat Jibril kepada para Rasul Nya atau orang yang dipilih Nya untuk diteruskan kepada manusia guna dijadikan pegangan hidup.
Al-Quran
menyebut beberapa kitab suci misalnya :
1) Zabur diturunkan kepada nabi Daud
2) Taurat
diturunkan kepada nabi Musa
3) Injil
diturunkan kepada nabi Isa
4) Al-quran
diturunkan kepada Muhammad SAW
d. Keyakinan
pada Nabi dan Rasul Allah
Didalam
Al-Quran disebut ada 25 rasul yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang
diterimanya kepada manusia dan menunjukkan cara-cara pelaksanaannya dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Setelah sekian banyak Rasul yang diutus oleh
Allah. Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai nabi dan Rasul penutup atau
terakhir dan untuk umat manusia dengan alasan:
1)
Para Rasul sebelum Muhammad hanya
terbatas untuk bangsanya/ kaumnya atau daerah tertentu saja.
2)
Ajaran Rasul terdahulu terdahulu
telah banyak yang hilang (dihilangkan) oleh para pemuka agama
bersangkutan dan tidak lengkap lagi.
3)
Ajaran para Rasul terdahulu bersifat
lokal, sementara dan belum menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, jadi perlu
disempurnakan dengan ajaran yang universal berlaku untuk seluruh dunia dan
eternal yang bersifat abadi
firman Allah dalam Al-Quran Qs.
Al-Anbiya’:107 :
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
“Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.”
Nabi
Muhammad adalah adalah rasul peneutup (Khatamin Nabiyyin). Sejarah hidupnya
dari awal hingga akhir jelas dan lengkap, terpelihara dari masa kemasa, akhlaknya
baik terlukiskan dengan kata-kata :
1)
Shidiq(benar)
2)
Amanah (dapat dipercaya)
3)
Tabligh (menyampaikan)
4)
Fathanah (cerdas)
Karena akhlaknya yang mulia,suri
tauladan yang diberikannya dalam mengamalkan ajaran Islam menjadi sumber nilai
dan norma kedua sesudah wahyu.
e. Keyakinan
pada Hari Kiamat
Menurut para
ilmuwan alam, suatu sa’at alam ini akan berakhir dan segala sesuatu tidak
berjalan sebagaimana perputaran alam menurut ketentuan yang telah ditetapkan.
Alam ini akan berputar mengarah pada kerusakan dan kehancuran secara pasti.
Diantara dalil yang paling argumentatif bahwa hari akhir itu hanya Allah yg mengetahui adalah karena tak seorangpun mendahuluinya membahas kerusakan alam dengan satu gambaran sebagaimana agama-agama klasik yang juga tidak membahasnya. Dan Allah tidak menginformasikan tentang hari kiamat kepada para malaikat-Nya yang dekat dan tidak pula kepada Nabi-nabi – Nya.
Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Setiap manusia yang hidup di alam ini akan mati dan bumi akan diganti, bukan bumi dan langit yang sekarang ini
Diantara dalil yang paling argumentatif bahwa hari akhir itu hanya Allah yg mengetahui adalah karena tak seorangpun mendahuluinya membahas kerusakan alam dengan satu gambaran sebagaimana agama-agama klasik yang juga tidak membahasnya. Dan Allah tidak menginformasikan tentang hari kiamat kepada para malaikat-Nya yang dekat dan tidak pula kepada Nabi-nabi – Nya.
Hari kiamat dimulai dengan rusaknya alam ini. Setiap manusia yang hidup di alam ini akan mati dan bumi akan diganti, bukan bumi dan langit yang sekarang ini
f. Keyakinan
pada Qadha dan Qadar Allah
Allah yang Meyakini Qadha dan Qadhar
Menurut Al-Qur’an Qadha berarti :
1) Hukum (
An-Nisa’: 65 )
2) Perintah (
Al-Isra’ : 23 )
3) Memberitakan
(Al-Isra : 4 )
4) Menghendaki
( Ali Imran : 47 )
5) Menjadikan (
Fushilat : 12 )
Qadhar dalam Al-Quran ialah : Suatu peraturan umum
yang telah diciptakan Allah untuk menjadi dasar alam ini, dimana terdapat
hubungan sebab dan akibat. Telah menjadi sunnatullah yang abadi dimana manusia
juga terikat pada sunnatullah itu. Firman Allah SWT :
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu menurut qadar (aturan).”(Al-Qamar: 49)
“ Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala sesuatu menurut qadar (aturan).”(Al-Qamar: 49)
“Adalah
segala utusan Allah itu menurut qadar yang telah ditentukan.” (Al-Ahzab: 38).
“ Allah telah menciptakan segala sesuatu,lalu Dia tentukan takdirnya (ketentuannya).”(Al-Furqan: 2).
Oleh karena itu iman kepada takdir memberikan arti
dimana kita wajib mempercayai bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini,
dalam kehidupan dan diri manusia, adalah menurut hukum, berdasarkan suatu
undang-undang universal atau kepastian umum atau taqdir. Orang yang beriman
kepada qada dan qadar akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)
Memiliki sifat khouf (takut) kepada
Allah
2)
Memiliki sifat raja’ (harap) kepada
Allah
3)
Beribadah dengan sebaik-baiknya
4)
Selalu mengevakuasi dirinya
5)
Selalu berpikir dengan
sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang dilakukannya
6)
Mempersiapkan bekal untuk akhirat
Hubungan antara qada dan qadar. Qada adalah ketetapan
atau ketentuan Allah SWT sejak zaman azali (zaman dahulu) atas segala yang akan
terjadi pada makhluk-Nya. Ini berarti, sebelum kita terlahir kedunia ini, Allah
telah menetapkan berbagai ketentuan bagi diri kita. Hidup, mati, jodoh, dan
rezeki kita sudah ditentukan oleh Allah sebelum kita lahir. Setelah kita lahir
pun, kita tidak mengetahui ketentuan-ketentuan tersebut. Qadar adalah ketetapan
atau ketentuan Allah swt. Takdir Allah ada dua macam, yaitu takdir mubram dan
takdir mualak. Takdir mubram adalah ketentuan Allah swt yang pasti terjadi dan
tidak dapat diubah oleh siapapun dengan usaha apapun. Ketentuan tersebut adalah
seperti waktu dan tempat meninggalnya seseorang, waktu terjadinya hari kiamat,
adanya laki-laki dan perempuan, dan lain-lain. Takdir mualak adalah ketentuan
Allah swt yang mungkin dapat diubah dengan jalan berikhtiar, berdoa dan
bertawakal. Contoh dari takdir ini adalah jika kita ingin badan kita sehat dan
segar, kita haru berusaha memelihara kebersihan dan kesehatan badan kita. Jika
kita ingin pintar, kita harus berusaha rajin belajar. Beriman kepada takdir itu
tidak berarti menyerah begitu saja tanpa berikhtiar dan berusaha. Qada tidak
boleh dijadikan sebab untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan.
2.
Pengertian Taqwa
Taqwa
berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi.Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka taqwa dapat
diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran
agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqomah). Kata takwa (التَّقْوَى)
dalam etimologi bahasa Arab berasal dari kata kerja (وَقَى) yang memiliki
pengertian menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung. Oleh karena itu imam
Al Ashfahani menyatakan: Takwa adalah menjadikan jiwa berada dalam perlindungan
dari sesuatu yang ditakuti, kemudian rasa takut juga dinamakan takwa. Sehingga
takwa dalam istilah syar’I adalah menjaga diri dari perbuatan dosa. Takwa
adalah amalan hati dan letaknya di kalbu. “Demikianlah (perintah ALLAH). Dan
barang siapa mengagungkan syiar – syiar ALLAH maka sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati. (QS 22:32).
Keimanan
dan ketakwaan seorang muslim adalah kunci agar mendapatkan ridho dan barokah dari Allah SWT.
Iman Islam dalam diri seorang muslim harus dibarengi dengan takwa. Bila seorang
muslim percaya dengan keberadaan Allah, maka tentunya ia takut kepada Allah.
Itulah yang dinamakan takwa.
B.
Korelasi
Keimanan dan Ketaqwaan
Keimanan pada keesaan Allah (tauhid)
meliputi dua aspek, yaitu tauhid teoritis dan tauhid praktis.
1. Tauhid
teoritis, adalah pengakuan tentang keesaan zat, sifat, dan perbuatan tuhan,
sehingga berkaitan dengan kepercayaan, pengetahuan, persepsi, dan pemikiran
manusia tentang konsep tuhan. Konsekuensi logis tauhid teoritis adalah pengakuan yang
ikhlas bahwa Allah adalah satu-satunya wujud mutlak yang menjadi sumber dari
semua wujud.
2. Tauhid
praktis (tauhid ibadah), adalah terapan atau tindak lanjut dari tauhid teoritis
yang berupa amal perbuatan atau ibadah manusia.
Perpaduan antara tauhid teoritis
dan praktis merupakan bentuk keimanan yang sempurna. Sedangkan taqwa merupakan
perasaan takut dan mengagungkan kepada Allah dengan cara melaksanakan
perintah-perintahNya dan menjauhi semua larangaNya. Dengan demikian korelasi
antara keimanan dan ketaqwaan adalah sangat erat. Taqwa merupakan bukti atau
perwujudan dari orang yang memiliki kesempurnaan iman. Sementara iman merupakan
dasar dan semangat yang melandasi
ketaqwaan.
Surat Al-Anfal ayat ke 2 - 3
إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ
وَإِذَتُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ
يَتَوَكَّلُونَ (٢)
Artinya
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman *[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah *[595]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.
*[594]
Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
*[595]
Dimaksud dengan disebut nama Allah Ialah: menyebut sifat-sifat yang
mengagungkan dan memuliakannya.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُون(٣)
Artinya
(yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.
Al-Mujadalah ayat 10
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ
الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسبِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلا
بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ َ
ا لْمُؤْمِنُونَ (١٠)
Artinya
Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari
syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan
itu Tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin
Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.
At-Taghabun ayat 13
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ
فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (١٣)
Artinya
(Dia-lah) Allah
tidak ada Tuhan selain Dia. dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada
Allah saja.
Al-Mukminun ayat 1-7
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١)َ الَّذِينَ هُمْ فِي
صَلاتِهِمْ
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُون (۲)َ
وَالَّذِينَ هُمْ
عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣)
وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ(٤)
وَالَّذِينَ
هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(٥)
إِلا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ
أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (٦)
فَمَنِ
ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ(٧)
Artinya:
1.
Sesungguhnya beruntunglah
orang-orang yang beriman,
2.
(yaitu) orang-orang yang khusyu'
dalam sembahyangnya,
3.
Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari
(perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, .
4.
Dan orang-orang yang menunaikan
zakat,
5.
Dan orang-orang yang menjaga
kemaluannya,
6.
Kecuali terhadap isteri-isteri
mereka atau budak yang mereka miliki *[994]; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal
ini tiada terceIa.
7.
Barangsiapa mencari yang di balik itu *[995]
Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.
*[994]
Maksudnya: budak-budak belian yang didapat dalam peperangan dengan orang kafir,
bukan budak belian yang didapat di luar peperangan. dalam peperangan dengan
orang-orang kafir itu, wanita-wanita yang ditawan biasanya dibagi-bagikan
kepada kaum muslimin yang ikut dalam peperangan itu, dan kebiasan ini bukanlah
suatu yang diwajibkan. imam boleh melarang kebiasaan ini. Maksudnya:
budak-budak yang dimiliki yang suaminya tidak ikut tertawan bersama-samanya.
*[995] Maksudnya:
zina, homoseksual, dan sebagainya.
Al-Anfal ayat 74
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ
حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (٧٤)A
Artinya:
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta
berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan
memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka Itulah orang-orang
yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang
mulia.
An-Nur ayat ke 62
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ
يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَأْذِنُونَكَ أُولَئِكَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ فَإِذَا اسْتَأْذَنُوكَ لِبَعْضِ
شَأْنِهِمْ فَأْذَنْ لِمَنْ شِئْتَ مِنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمُ اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٦٢)
Artinya
Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada
bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka
tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. Sesungguhnya
orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad) mereka Itulah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, Maka apabila mereka meminta izin
kepadamu karena sesuatu keperluan, berilah izin kepada siapa yang kamu
kehendaki di antara mereka, dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Keimanan dan Ketaqwaan dalam Islam menurut Imam 'Ali
bin Abi Tholib k.w. Iman mempunyai 4 Pilar, yaitu: Sabar, Yakin, Keadilan, Jihad.
1. Sabar mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Rindu (Syauq), maka barang siapa yang rindu pada Surga, dia akan melupakan
segala godaan hawa nafsu.
b. Takut (Syafaq), barangsiapa yang takut akan Neraka, dia akan
meninggalkan segala yang diharamkan.
c. Zuhud, barangsiapa yang zuhud di dunia, dia akan menganggap
ringan segala musibah.
d. Antisipasi (Taroqqub), barangsiapa yang mengantisipasi kematian, dia akan
bergegas melakukan amal-amal kebajikan.
2. Yakin mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Memandang segala sesuatu
dengan ketajaman pikiran,
maka barangsiapa yang memandang segala sesuatu dengan ketajaman pikiran, akan
jelas baginya hikmah.
b. Menafsirkan dengan hikmah, barangsiapa yang jelas baginya hikmah, dia akan
mengenal pelajaran.
c. Menjadikan pelajaran sebagai
nasihat, dan barangsiapa
yang telah mengenal pelajaran, seakan-akan dia termasuk orang-orang terdahulu.
d. Sunnah orang-orang terdahulu
3. Keadilan mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Menyelami Pemahaman, barangsiapa yang paham, dia akan mengetahui
kedalaman ilmu
b. Mendalami Ilmu, barangsiapa yang telah mengetahui kedalaman ilmu,
akan keluar darinya syariat-syariat hukum
c. Mengetahui Intisari Hukum
d. Kukuh Dalam Kesabaran, dan barangsiapa yang bersabar, dia tidak akan
melampaui batas dalam semua urusannya dan akan hidup di tengah-tengah
masyarakat sebagai orang terpuji.
4. Jihad mempunyai 4 Cabang, yaitu:
a. Mengajak Kepada Kebaikan, barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan, dia telah
membantu orang-orang Mukmin
b. Mencegah Kemungkaran, barangsiapa yang mencegah kemungkaran, dia telah
merendahkan orang-orang kafir
c. Lurus Dalam Setiap Keadaan, barangsiapa yang lurus dalam setiap keadaannya,
semua kebutuhannya akan terpenuhi.
d. Membenci Orang-orang Fasik, barangsiapa yang membenci orang-orang fasik dan
marah karena Alloh, maka Alloh akan marah karena marahnya, dan Dia akan
menjadikannya ridho pada hari kiamat.
Keimanan Dan Ketaqwaan
Dalam Islam
Seorang Mukmin mempunyai 3 waktu, yaitu:
Seorang Mukmin mempunyai 3 waktu, yaitu:
1. Waktu dia bermunajat kepada Tuhan-nya
2. Waktu mencari penghidupannya (bekerja), dan
3. Waktu Dia menikmati kesenangan dirinya (dalam hal-hal
yang dihalalkan)
Orang yang Bijak
hanya merasa mantap pada 3 keadaan, yaitu:
1. Memperbaiki penghidupannya, atau
2. Melangkah dalam urusan akhirat, atau
3. Menikmati kesenangan dalam hal yang tidak diharamkan
Kegembiraan orang
Mukmin terlihat diwajahnya, sedangkan kesedihannya tersimpan dihatinya. Dadanya
paling lapang (sabar) dan merasa dirinya paling hina. Dia tidak menyukai
kedudukan dan membenci reputasi. Panjang kesedihannya. Jauh pikirannya. Banyak
diamnya. Sibuk waktunya. Banyak bersyukur dan bersabar. Tenggelam dalam
pikirannya. Berpegang teguh pada kesetiakawanan. Mudah perangainya. Penurut.
Dan jiwanya lebih keras daripada batu api, sementara dia lebih (merasa) hina
daripada seorang budak.
C. Konsepsi tentang Ketuhanan Yang Maha Esa (Tauhid).
Ilmu
Tauhid adalah ilmu tentang Kemaha Esaan Tuhan (Osman Raliby). Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan sebagai
berikut :
1. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya
Kemaha esaan Allah dalam zat-nya dapat di rumuskan
dengan kata-kata bahwa zat allah tidak sama dan tidak dapat di bandingkan
dengan apapun juga.
2. Allah Maha Esa dalam
Sifat-Sifatnya
Kemaha esaan Allah dalam sifat-sifatnya ini mempunyai
arti bahwa sifat-sifat allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang
menyamainya. Sifat-sifat allah yang ada di dalam al-qur’an ada 99 yang disebut
juga dengan asmaul husna
D. Filsafat Ketuhanan dalam Islam dan Penjelasan Tentang Iman Secara Singkat
Definisi Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh
manusia sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Dalam perkembangan Sejarahnya, Manusia mempunyai pemikiran tentang Tuhan. Dan pemikiran tersebut terbagi dua, yaitu Agama yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Berikut penjelasannya :
Tuhan adalah pencipta alam semesta beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa Ilaahaillallaah.
Dalam perkembangan Sejarahnya, Manusia mempunyai pemikiran tentang Tuhan. Dan pemikiran tersebut terbagi dua, yaitu Agama yang bersifat primitif dan ada pula yang dianut oleh masyarakat yang telah meninggalkan fase keprimitifan. Berikut penjelasannya :
1. Agama
primitif.
Berikut adalah paham-paham yang
dipercaya dalam perkembangannya :
a. Dinamisme,
paham yang mempercayai bahwa roh-roh nenek moyang manusia mendiami suatu benda.
Sehingga manusia-manusia menyembah benda-benda tersebut dengan maksud meminta
pertolongan atau berdo'a kepada roh-roh nenek moyang.
b. Animisme,
paham yang mempercayai bahwa tiap benda (baik yang hidup dan yang tak hidup)
memilik roh-rohnya tersendiri. Sehingga penganut paham ini menyembah-menyembah
benda-benda yang demikian.
c. Politeisme, adalah paham yang menganut banyak
tuhan dalah hal ini adalah dewa. Mereka percaya bahwa di dunia ini diatur oleh
banyak dewa-dewi, seperti dewi hujan, dewa petir, dewa bencana, dan sebagainya.
d. Henoteisme,
adalah paham menganut banyak tuhan juga namun diantara tuhan-tuhan tersebut
terdapat tuhan yang paling mendominasi (pemimpin).
e. Monoteisme,
adalah paham yang menganut tuhan tunggal.
2.
Agama Dalam
masyarakat maju agama yang dianut bukan lagi agama primitif tetapi, agama
monoteisme dan agama tauhid.
a.
Monoteisme (Tuhan satu, Tuhan
Maha Esa)
b.
Agama tauhid (adanya satu
Tuhan yaitu Allah SWT)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Definisi
Tuhan adalah Sesuatu yang dipentingkan oleh manusia sedemikian rupa, sehingga
manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya. Tuhan adalah pencipta alam semesta
beserta seluruh isinya, Tuhan itu Maha Esa, Tiada Tuhan selain Allah SWT, Laa
Ilaahaillallaah.
Implementasi
ketuhanan dan tuhan yang maha esa yakni dengan keimanan dan ketakwaan. Iman
adalah membenarkan dengan hati (tashdiq bi qalb), menyatakan dengan lisan
(iqrar bi lisan), dan membuktikan dengan perbuatan (amal bi arkan) terhadap
kebenaran atau keyakinan tertentu. Pokok-pokok keyakinan islam terangkum pada
rukun iman yang 6 yaitu keyakinan pada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab
Allah, Nabi dan Rasul Allah, Hari Kiamat, dan Takdir baik dan takdir buruk. Taqwa
dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan
ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten (istiqomah).
B.
Saran
Setelah
mempelajari ini diharapkan para mahasiswa mampu
memahami dan memaknainya dan dapat menambah keyakinan mereka akan
ke-Esaan Allah SWT dengan meningkatkan keimanan dan ketakwaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar