BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan
dituangkan ke dalam gambaran berupa objek tentang suatu kejadian atau objek
yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang menarik
perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur logika atau penalaran yang
digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar-fenomena yang
dikaji.
Ramona T. Mercer adalah seorang perawat yang banyak
menghasilkan karya ilmiah. Diantara
penelitiannya ada dua teori yang melandasi praktik kebidanan yaitu efek stress
antepartum pada keluarga dan pencapaian peran ibu.
Oleh karena itu penulisan makalah ini akan membahas
mengenai teori Ramon T. Mecer mengenai variabel-variabel yang mempengaruhinya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
hasil penelitian Ramona T. Mercer mengenai efek stress antepartum pada keluarga?
2.
Bagaimana
hasil penelitiannya mengenai pencapaian peran Ibu?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk
mengetahui hasil penelitian Ramona T. Mercer mengenai efek stress antepartum pada keluarga.
2.
Untuk
mengetahui hasil penelitiannya mengenai pencapaian peran Ibu.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEORI
RAMONA T. MERCER
Ramona T. Mercer seorang perawat
yang sangat “concern” terhadap proses persalinan. Beliau bekerja dengan
pengaruh dari Reva Rubin yang merupakan profesor keperawatan maternitas pada
Universitas Program Doctoral dimana Mercer melakukan studinya.
Mercer
juga merupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah banyak menghasilkan
banyak karya ilmiah. Sepanjang
kariernya selama 30 tahun. Teori Mercer ini sangat dipengaruhi oleh Reva Rubin.
Ada dua pokok pembahasan dalam teori Mercer yaitu Efek Stress Antepartum dan Pencapaian
Peran Ibu.
1.
Efek
Stres Antepartum
Stres
antepatrum dijelaskan sebagai komplikasi dari kehamilan atau kondisi beresiko
tinggi dan peristiwa atau pengalaman atau pandangan negative tentang peristiwa
kehidupan. Keluarga digambarkan sebagai satu sistem yang dinamis meliputi
subsistem-individu (bapak, ibu, janin/bayi) dan pasangan (ibu-bapak,
ibu-janin/bayi, dan bapak-janin/bayi) dalam system keluarga secara keseluruhan.
Mercer dkk, menjelaskan tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga
sebagai satu keutuhan, fungsi pasangan individual (hubungan timbal balik
ibu-ayah, ibu-bayi, ayah-bayi) dalam keluarga, dan status kesehatan sebagai
variable dependen/bebas.
Ramona
mengidentifikasikan enam variable independen yang berhubungan dengan status
kesehatan. Hubungan pasangan ibu dan akan dan fungsi keluarga, yaitu stress
antepartum, dukungan sosial,
harga diri, perasaan menguasai, kecemasan, dan depresi. Mercer kemudian
mempresentasikan tiga model yang mendukung hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen di atas, yaitu :
a.
Hubungan stress antepartum dengan
individu.
b.
Hubungan stress antepartum dengan
pasangan individual.
c.
Hubungan stress antepartum dengan fungsi
keluarga.
Status kesehatan adalah persepsi ayah
dan ibu terhadap kesehatan mereka sebelumnya, kesehatan sekarang, harapan
sehat, ketahanan-kerentanan terhadap penyakit, keprihatinan terhadap kesehatan,
orientasi penyakit, dan penolakan akan peran sakit. Status kesehatan bayi
didefinikasikan sebagai
pengembangan patologi kombinasi dengan pandangan orangtua terhadap kesehatan
bayi secara umum.
Stres antepartum dapat
ditekan/diminimalisasi oleh karakteristik individual dalam keluarga dan
dukungan sosial
yang ada. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil risetnya tentang efek stress
antepartum terhadap fungsi keluarga, bahwa variabel-variabel mempunyai efek negative dan
positif terhadap fungsi
keluarga. Efek yang dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut : stress, peristiwa
kehidupan yang negatif
dan risiko/komplikasi kehamilan, harga diri, dan status kesehatan. Harga diri,
status kesehatan, dan dukungan sosial
diprediksi mempunyai efek positif langsung terhadap rasa memiliki (sense of mastery). Sense of mastery diperkirakan
mempunyai efek negative langsung terhadap kecemasan yang pada akhirnya
mempunyai efek negative terhadap fungsi keluarga. Mercer kemudian menguji cobakan model efek stress antepartum
terhadap fungsi keluarga pada para wanita yang dirawat di RS dengan
risiko/komplikasi kehamilan, kemudian dibandingkan dengan wanita kehamilan
risiko tinggi mengalami fungsi keluarga yang kurang optimal daripada keluarga
para wanita dengan kehamilan risiko rendah.
2.
Pencapaian
Peran Ibu
Salah
satu penekanan dari karya Mercer adalah pencapaian peran Ibu, menjadi seorang
ibu berarti mengambil suatu identitas baru. Mengambil suatu identitas baru
mencakup suatu pemikiran kembali secara menyeluruh dan mendefinisikan kembali
mengenai dirinya sendiri.
Bidan
di Amerika menaruh perhatian pada pencapaian peran ibu. Menurut Mercer peran ini merupakan hal
penting karena beberapa orang mengalami kesulitan atau gagal mencapai peran
ibu. Ada sekitar 1-2 juta ibu di Amerika mengalami kesulitan dengan peran ini,
terbukti dengan sejumlah penganiayaan dan penelantaran anak (Mercer, 1981).
Mercer
sama seperti Rubin, mengambil pendekatan saling memengaruhi (interactionist) dalam memahami proses,
dimana seorang mengambil peran baru. Pandangan dari interactionist adalah bahwa
cara seseorang berperan dan bertindak dalam
suatu peran bergantung dari reaksi dan interaksi yang mereka alami dengan
orang-orang disekitarnya, misalnya suami, keluarganya, dan orang lain.
Pencapaian
peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam
suatu kurun waktu, sementara itu akan terjalin ikatan kasih dengan bayinya.
Membutuhkan kompetensi dalam mengemban tugas pengasuhan yang terlibat dalam
peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan interaksi aktif dari pengambilan
peran dan pasangan, setiap respons terhadap isyarat dari orang lain dan
mengubah perilaku bergantung dari respons orang lain (Mercer, 1986).
Penampilan
peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan penilaian diri
mereka sendiri. Mercer menggambarkan dasar teori dan penelitian dalam teori
pencapaian peran yang mengidentifikasikan empat tahap dalam pencapaian peran.
Empat fase pencapaian peran ibu adalah sebagai berikut:
a.
Pendahuluan (anticipatory).
Fase
pendahuluan adalah masa sebelum menjalani suatu peran. Dengan demikian,
seseorang mulai melakukan penyesuaian dengan mempelajari harapan dari peran
tersebut. Wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
b.
Formal.
Fase
formal adalah tahapan seorang individu memulai masa jabatan yang sesungguhnya.
Perilaku peran diarahkan oleh harapan formal dan dari orang lain dalam sistem sosial individu tersebut. Wanita memasuki
peran ibu yang sebenarnya sehingga bimbingan peran sangat dibutuhkan sesuai
dengan kondisi sistem.
c.
Informal.
Fase
informal dimulai ketika individu tersebut telah mengembangkan caranya sendiri
dalam memainkan peran yang tidak termasuk dalam system social.
d.
Final atau Personal.
Final
atau personal merupakan fase dalam pencapaian peran. Seseorang menentukan
gayanya sendiri dalam penampilan peran, sedangkan orang lain pada umumnya
menerima penampilan tersebut. Penyesuain social dan psikologis terjadi selama
memodifikasi peran sehingga mengakibatkan individu tersebut merasa nyaman
dengan perannya (Mercer 1981).
Sebagai
bahan perbandingan, menurut Mercer peran ibu adalah dimulai setelah 3-7 bulan
setelah bayi lahir. Sementara menurut Reva Rubin, peran ibu telah dimulai
antara sejak masa kehamilan dan enam bulan setelah melahirkan.
Dalam
penelitiannya, Mercer menemukan variable-variabel yang memengaruhi pencapaian
peran. Wanita dalam mencapai peran Ibu dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
a.
Faktor Ibu :
1)
Umur ibu pada waktu melahirkan.
2)
Persepsi ibu pada waktu melahirkan
pertama kali.
3)
Stres social.
4)
Memisahkan ibu dengan anak secepatnya.
5)
Dukungan social.
6)
Konsep pribadi.
7)
Sifat pribadi.
8)
Sikap terhadap membesarkan anak.
9)
Status kesehatan ibu.
b.
Faktor Bayi :
1)
Temperamen.
2)
Kesehatan bayi.
c.
Faktor-faktor Lainnya :
1)
Latar belakang etnis.
2)
Status perkawinan.
3)
Status ekonomi.
Dari subfaktor dukungan sosial (faktor ibu), Mercer mengidentifikasikan
empat factor pendukung :
a.
Dukungan emosi (Emotional
support), yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan
mengerti.
b.
Dukungan informasi(Informational
support), yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan
ibu sehingga dapat membantu menolong dirinya sendiri.
c.
Dukungan fisik(Physical
support), misalnya dengan membantu merawat bayi dan memberikan
tambahan dana.
d.
Dukungan penilaian(Appraisal
support), yaitu mengevaluasi dirinya sendiri dalam pencapaian peran
ibu..
Mercer
menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi,
dan konsep diri adalah faktor-faktor
yang sangat berpengaruh dalam pencapaian peran. Peran bidan yang diharapkan
oleh Mercer dalam teorinya adalah membantuwanita dalam melaksanakan tugas
adaptasi peran serta, mengidentifikasik factor-faktor yang memengaruhi
pencapaian peran, dan kontribusi dari stress antepartum. Pada saat postpartum,
Mercer mempresentasikan suatu model peran ibu selama tahun pertama yang terdiri
atas:
a.
Fase pemulihan fisik (lahir – 1 bulan).
b.
Fase pencapaian (2-4 atau 5 bulan).
c.
Fase kekacauan (6-8 bulan).
d.
Fase reorganisasi (8-12 bulan).
Fase-fase
adaptasi diatas mencakup tiga level, yaitu level biologis, psikologis, dan sosial. Level biologis meliputi pemulihan
fisik dan adaptasinya terhadap tumbuh kembang bayi. Level psikologis merupakan
reaksi dan persepsi wanita tentang menjadi ibu. Level sosial meliputi perubahan-perubahan dalam
hubungan sosial
pada tahun pertama. Dalam kurun waktu
setahun, proses adaptasi terjadi dalam tingkatan yang bervariasi. Pada fase
pemulihan fisik adaptasi level biologis lebih menonjol. Sementara pada fase lebih
lanjut, adaptasi level sosial
dan psikologis yang lebih menonjol.
Adaptasi
pada fase lebih lanjut dapat terhambat jika ada problem yang tidak teratasi
pada fase lebih awal. Misal, kesehatan fisik yang buruk pada fase pencapaian
akan menghambat adaptasi psikologis dan sosial yang terjadi selanjutnya.
Adaptasi
fase dan level tersebut mempunyai implikasi terhadap praktik. Menurut Mercer,
pemberian informasi dapat dimulai sebelum kelahiran, berupa informasi tentang
apa saja yang akan terjadi selama persalinan dan postpartum. Pada fase
pencapaian misalnya, wanita perlu mendapat nasihat untuk melakukan pemeriksaan
jika mempunyai masalah fisik maupun psikologis. Hal ini didasarkan pada
penemuannya bahwa sebanyak 2/3 dari wanita pada empat bulan postpartum
mengeluhkan masalah kesehatan (flu, infeksi genital, penyakit kronis, penyakit
lambung, anemia, masalah payudara, dan kerontokan rambut). Tindakan pencegahan
terhadap beberapa masalah tersebut sebagian besar dapat dilakukan pada
antenatal.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Ramona T. Mercer dalam penelitiannya menemukan
enam variabel yang terkait dengan fungsi kesehatan yaitu stress
antepartum, dukungan sosial,
harga diri, perasaan menguasai, kecemasan, dan depresi. Tahun 1988 Mercer mengemukakan hasil
risetnya lagi
tentang efek stress antepartum terhadap fungsi keluarga, bahwa variabel-variabel mempunyai efek negative dan
positif terhadap fungsi
keluarga yaitu
stress, peristiwa kehidupan yang negatif
dan risiko/komplikasi kehamilan, harga diri, dan status kesehatan.
Pada teori yang kedua Mercer Dalam
penelitiannya, Mercer menemukan variabel-variabel
yang memengaruhi pencapaian peran. Wanita dalam mencapai peran Ibu dipengaruhi
oleh faktor Ibu, bayi, dan
faktor lainnya seperti latar belakang etnis, status perkawinan, status ekonomi.
B.
Saran
Dengan teori-teori ini diharapkan kepada mahasiswa atau
calon bidan kita dapat memahami bagaimana atau apa tindakan seorang bidan kelak
dalam memberikan konseling kepada pasiennya.
Nurhayati, at all.2012.Konsep Kebidanan.Jakarta Selatan: Salemba
Medika
Suryani, Evi Sri.2011.Konsep Kebidanan.Yogyakarta: Nuha Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar