DASAR
TEORI
KISTA
OVARIUM
A.
Pengertian Kista
Ovarium
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang
berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Tempat pematangan sel telur juga
terjadi di bagian ovarium. Ovarium mensekresikan hormon – hormon penting
seperti estrogen dan progesteron yang berperan dalam pengaturan siklus
menstruasi. Wanita mempunyai sepasang ovarium berupa kelenjar berbentuk biji
buah kenari yang terletak di kanan dan kiri uterus (rahim), di bawah tuba
uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Sepasang
ovarium tersebut menghasilkan 300.000 sel telur. Sel telur yang dikelilingi
oleh lapisan sel epiteloid granulosa disebut folikel. Dari hasil penelitian
diketahui ada dua hormon yang penting untuk fungsi penuh ovarium yaitu FSH (Follicle-Stimulating
Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon
berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista ovarium
adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan ovarium. Cairan
yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan
terluar dari ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa
reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormone
yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
B.
Penyebab Kista
Ovarium
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan
estrogen dan dalam mekanismenya umpan balik ovarium-hipotalamus. Penyebab
terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur atau folikel untuk
berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan
kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi
ovarium.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam
sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara
beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling
banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel
ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang
normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel
telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun
pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan
carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian
besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh
darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan
abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista
Dermoid. Kista ini dapat terjadi sejak masih
kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya.
C.
Gejalanya
Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita
kista. Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan
adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul
akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat
sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam
kista dan tangkai kista yang terpeluntir.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
Sebagian gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin,
dan komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid.
Jika tumor sudah menekan rectum aau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi
atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah
panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan
adanya asites, penyebaran ke omentum, dan organ – organ diidalam rongga perut
lainnya seperti usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpikan cairan bisa
juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit kerongga dada yang
mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Berikut
gejala penderita polikista ovarium :
1.
Biasanya
sulit hamil dan mengalami gangguan menstruasi .
2.
Sekitar
70 % diketahui pertumbuhan rambutnya berlebihan misalnya, tumbuh pada dagu dan
pipi, bibir atas, sekitar putting susu, pada dada, dan bagian bawah perut.
3.
Biasanya
berjerawat dan hampir setengah dari mereka berbadan gemuk. Tetapi bisa saja
perempuan polikistik tidak memperlihatkan gejala tersebut.
D.
Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista
kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominant
dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur
1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi oosit,
korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun
bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara
gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut
kista fungsional dan selalu jinak. Kista tersebut dapat di stimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk
karena stimulasi gonadotropin atau sensifitas terhadap gonadotropin yang
berlebih.
Endometriosis adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm.
Endometriosis adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm.
E.
Diagnosa
1.
Pemeriksaan
sonogram
Pemeriksaan cara sonogram menggunakan
gelombang bunyi untuk melihat gambaran organ tubuh. Pemeriksaan jenis ini bisa
dilakukan melalui dinding perut atau bisa juga di masukkan melalui vagina dan
memerlukan waktu sekitar 30 menit, bisa diketahui ukuran dan bentuk kistanya.
2.
Cara
pemeriksaan lain untuk mendiagnosa kista ovarium
Selain dengan menggunakan sonogram, kadang-kadang dokter juga memeriksa kadar protein didalam darah yang disebut CA-125. Apalagi bila dokter mencurigai terjadi perubahan proses keganasan pada jaringan kista.
Tetapi kadar CA-125 juga menigkat pada perempuan usia subur, meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125 biasanya dilakukan pada perempuan yang beresiko terjadi proses keganasan. Masa yang sering ditemukan didalam rongga panggul;
Selain dengan menggunakan sonogram, kadang-kadang dokter juga memeriksa kadar protein didalam darah yang disebut CA-125. Apalagi bila dokter mencurigai terjadi perubahan proses keganasan pada jaringan kista.
Tetapi kadar CA-125 juga menigkat pada perempuan usia subur, meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125 biasanya dilakukan pada perempuan yang beresiko terjadi proses keganasan. Masa yang sering ditemukan didalam rongga panggul;
a. Bila ditemukan kista pada perempuan
yang belum menstruasi, 50% pertanda pertumbuhan kearah keganasan (kanker).
b. Bila kista ditemukan pada perempuan
yang sudah menopause sering mengarah pada keganasan. Bila kista dicurigai ada
diantara dua kelompok umur ekstrim tersebut, dilakukan pemerikssaan dengan
laparaskopi yaitu, tabung yang dilengkapi kamera baik yang dilakukan melalui
dinding perut atau dengan cara laparatomi (sedikit luka sayatan pada kulit dinding
perut bagian bawah untuk melihat ovarium).
F.
Pengobatan
1.
Pengobatan
gejala hormone androgen yang tinggi ini, dengan pemberian obat pil KB (gabungan
estrogen dan progesterone) boleh ditambahkan obat anti androgen progesterone
cyproteron asetat.
2.
Untuk
kemandulan tidak terjadinya ovulasi, diberikan klomiphen sitrat. Juga bisa
dilakukan pengobatan fisik pada ovarium, misalnya melakukan diatermi dengan
sinar laser.
3.
Yang
khas pada kista ovarium adalah bahwa kista akan hilang sendiri dalam waktu 60
hari meski tidak diobati.
4.
Pil
KB bisa mengurangi ukuran besar kista.
5.
Pengobatan
operasi untuk melakukan sayatan ovarium pada daerah polikistik. Cara ini
beresiko terjadi perlekatan hingga malah memperbesar kemungkinan terjadi
kemandulan (infertilitas).
6.
Pengobatan
dengan operasi.
Prinsip pengobatan kista dengan
operasi
7.
Apabila
kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram tidak
terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter melakukn operasi dengan
laparoskopi.
8.
Apabila
kistanya agak besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan laparatomi.
G.
Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium meoplastik memerlukan operasi
dan tumor neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan
gejala atau keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya,
kemunkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum.
Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu 2-3 bulan
jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor
tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat
neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak
ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium.
H.
Komplikasi
1.
Perdarahan
kedalam kista yang terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur, menyebabkan
pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan
tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi
yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
2.
Torsio.
Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau
lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini
jarang bersifat total.
3.
Kista
ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat
menekan vesika urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan
kandung kemih secara sempurna.
I.
Pencegahan
1.
Sebaiknya
pola hidup teratur
2.
Makan
dengan gizi seimbang
3.
Makan
sayuran berserat terutama yang berwarna hijau karena mengandung zat anti
oksidan yang memudahkan membuang racun dari tubuh.
4.
Perlu
lemak dan protein karena protein untuk membentuk daya tahan tubuh yang tinggi.
J.
Jenis – Jenis Kista Ovarium
Adapun
jenis - jenis kista ovarium adalah sebagai berikut :
1.
Kista
fungsional dibagi menjadi empat yaitu :
a. Kista folikuler, yaitu kista yang
terjadi folikel normal yang melepaskan ovum yang ada di dalamnya. Terbentuk
kantong berisi cairan atau lender di dalam ovarium. Kista folikel timbul akibat
dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikel
berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali
jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat
di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu).
b. Kista dermoid, jenis ini banyak
mengandung cairan jernih. Bisa timbul dikedua ovarium kiri dan kanan,
berhubungan dengan gangguan hormone dan ganagguan menstruasi.
c. Kista corpus luteum yaitu kista
jenis ini lebih jarang terjadi, ukurannya lebih besar dari kista fungsional.
Kista ini timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan, dan
lama-lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang-kadang perlu tindakan operasi
untuk mengatasinya. Keluhan biasanya timbul rasa sakit yang berat dirongga
panggul.
d. Kista lutein yaitu kista jenis ini
lebih jarang terjadi dan sering di hubungkan dengan terjadinya kehamilan diluar
kandungan (ektopik pergnansi). Kista ini akan hilang sendiri tanpa pengobatan
atau tindakan begitu kehamilan diluar kandungan dikeluarkan. Ada beberapa tipe
kista lutein, diantaranya adalah:
1) Kista granulosa lutein
Kista
granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum indung telur yang fungsional. Kista
ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase
perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul
pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan
rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu
sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat
menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur.
2) Kista theca lutein
Kista
theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista
theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon.
2.
Polisistik
kista
Yaitu kista ovarium yang berisi
ragam jenis jaringan misalnya rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini
dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawah dalam kandungan
ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat
menjadi besar dan menimbulkan nyeri. Kista ini menyebabkan menurunnya siklus
menstruasi dan terjadi ketidaksuburan (infertilitas, yaitu ketidakmampuan
memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak
menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu
tahun). Penyakit polisistik indung telur juga merupakan penyebab utama dari
abnormalitas endokrin. Pemeriksaan kista indung telur dilakukan berdasarkan
gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan
laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk
mengkonfirmasi tipe kista indung telur, dokter akan melihat indung telur
melalui ultrasound, laparoskopi atau melaui operasi.
3.
Kista
Endometriosis
Yaitu kista yang terbentuk dari
jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh
diluar rahim) menempel di ovarium dan menjadi kista. Kista ini sering disebut
juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat kemerahan.
Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid
dan nyeri senggama.
4.
Kista
denoma
Yaitu kista yang berkembang dari
sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kista
denoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ –organ lainnya dan
menimbulkan nyeri.
K.
Cara
Pengobatannya
1.
Kista
folikel
Kista ini
tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 60 hari.
Tetapi harus tetap dikonsultasikan pada dokter.
2.
Kista
lutein
a. Kista granulosa lutein yang sering
terjadi pada wanita hamil akan sembuh secara perlahan-lahan pada masa kehamilan
trimester ketiga, sehingga jarang dilakukan operasi.
b. Kista teka lutein akan menghilang
secara spontan jika faktor penyebabnya telah dihilangkan.
3.
Kista
polisistik indung telur
Untuk
kista yang persisten, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut
agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit. Bagi wanita yang menjalani
operasi kista indung telur, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dalam
masa penyembuhan. Pengobatan secara tradisional juga bisa dilakukan dengan
ramuan tanaman berkhasiat obat. Berikut ini beberapa contoh resep/ ramuan
tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kista ovarium/ indung
telur.
a. 60 gram temu putih segar + 15 gram
sambiloto kering atau 30 gram yang segar, direbus dengan 600 cc air hingga
tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum dua kali sehari, setiap kali minum 150
cc.
b. 30 gram daun dewa segar + 50 gram
temu mangga + 5 gram daging buah mahkota dewa kering, direbus dengan 800 cc air
hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap
kali minum 200 cc.
c. 60 gram benalu yang hidup di pohon
teh + 30 gram rumput mutiara atau rumput lidah ular kembang putih, direbus
dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua
kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
L.
Kista Ovarium dalam Kehamilan
Kista
ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut akut karena terpuntir
atau ruptur. Kista ovarium paling sering ditemukan terpuntir atau rupture pada
kehamilan trimester pertama. Apabila pada pemeriksaan kehamilan rutin kita
dapatkan kista ovarium (tidak terpuntir atau terinfeksi), maka pengelolaannya sebagai
berikut:
1.
Jika
ukuran kista lebih dari 10 cm dan asimptomatik
2.
Jika
terdeteksi pada trimester pertama, lakukan observasi untuk pertumbuhannya atau komplikasi
yang terjadi.
3.
Jika
terdeteksi pada trimester kedua, lakukan pengangkatan kista dengan laparotomi
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4.
Jika
ukuran kista antara 5-10 cm, lakukan follow up. Laparotomi mungkin diperlukan
bila ukuran kistanya membesaratau tidak mengecil.
5.
Jika
ukuran kista kurang dari 5 cm, pada umumnya akan menghilang dengan sendirinya
dan tidak memerlukan penanganan lebih lanjut.
Berikut
Kista Ovarium dalam Kehamilan;
1.
Kista
Ovarium Ruptur
Insidensi kista ovarium rupture
dalam kehamian bervariasi, sekitar 1:81 sampai 1:1000.
a. Diagnosis
1) Biasanya ada riwayat trauma seperti
jatuh, hubungan seksual, atau pemeriksaan vaginal.
2) Ruptur kita ovarium dalam kehamilan
dapat pula terjadi secara spontan.
3) Ibu hamil merasakan nyeri perut
bawah tiba-tiba.
4) Sering didapatkan tanda nyeri perut akut/
tanda rangsangan peritoneum.
5) Pemeriksaan darah sering menunjukkan
kadar hemoglobin yang menurun.
6) Sonografi menunjukkan adanya cairan
bebas dalam kavum douglasi.
b. Pengelolaan
1) Operatif (laparotomi).
2) Tinggalkan jaringan ovarium yang
baik sebanyak mungkin.
2.
Kista
Torsi
Torsi
kista ovarium jarang terjadi. Insidens pada remaja lebih sering. Namun
kehamilan merupakan predisposisi untuk terjadinya torsi. Kista torsi terbanyak
adalah kista dermoid dan torsi dibagian kanan lebih sering terjadi dari pada di
bagian kiri.
a. Diagnosis
1) Nyeri perut akut pada bagian bawah, berat,
bersifat kolik, unilateral dan nyeri panggul.
2) Dua pertiga pasien mengeluhkan mual
dan muntah.
3) Kadang-kadang disertai demam ringan.
4) Teraba pada perut bawah yang nyeri
tekan (pada 95% pasien).
5) Bila terjadi nekrosis adneksa, didapati
leukositosis dan demam tinggi.
6) Sonografi menunjukkan adanya kista
ovarium.
7) Bila diagnosis sulit
ditegakkan,lakukan laparaskopi.
b. Pengelolaan
Tindakan operatif harus dilakukan dengan memperbaiki puntiran dan meninggalkan ovarium yang baik. Bila didapati nekrosis adneksa, lakukan salpingo-ooforektomi. Bila terjadi torsi parsial, lakukan tindakan konservatif, perbaiki puntiran, kistektomi, dan tinggalkan ovarium yang baik.
Tindakan operatif harus dilakukan dengan memperbaiki puntiran dan meninggalkan ovarium yang baik. Bila didapati nekrosis adneksa, lakukan salpingo-ooforektomi. Bila terjadi torsi parsial, lakukan tindakan konservatif, perbaiki puntiran, kistektomi, dan tinggalkan ovarium yang baik.
c. Prognosis
Ibu dan janin biasanya baik apabila prosedur baku dilaksanakan dengan baik. Jika pada laparatomi ditemukan adanya keganasan (massa tumor padat, pertumbuhan yang melampaui permukaan dinding luar kista), specimen harus segera dikirim untuk pemeriksaan histologik dan penderita harus dirujuk pada pusat rujukan tersier guna evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Ibu dan janin biasanya baik apabila prosedur baku dilaksanakan dengan baik. Jika pada laparatomi ditemukan adanya keganasan (massa tumor padat, pertumbuhan yang melampaui permukaan dinding luar kista), specimen harus segera dikirim untuk pemeriksaan histologik dan penderita harus dirujuk pada pusat rujukan tersier guna evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar