expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Senin, 04 Maret 2019

DASAR TEORI GANGGUANG KESEHATAN REPRODUKSI KISTA OVARIUM


DASAR TEORI
KISTA OVARIUM

A.    Pengertian Kista Ovarium
Ovarium adalah salah satu organ reproduksi pada wanita yang berfungsi menghasilkan ovum (sel telur). Tempat pematangan sel telur juga terjadi di bagian ovarium. Ovarium mensekresikan hormon – hormon penting seperti estrogen dan progesteron yang berperan dalam pengaturan siklus menstruasi. Wanita mempunyai sepasang ovarium berupa kelenjar berbentuk biji buah kenari yang terletak di kanan dan kiri uterus (rahim), di bawah tuba uterina dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uteri. Sepasang ovarium tersebut menghasilkan 300.000 sel telur. Sel telur yang dikelilingi oleh lapisan sel epiteloid granulosa disebut folikel. Dari hasil penelitian diketahui ada dua hormon yang penting untuk fungsi penuh ovarium yaitu FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone).
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.

B.     Penyebab Kista Ovarium
Sampai sekarang ini penyebab dari kista ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam mekanismenya umpan balik ovarium-hipotalamus. Penyebab terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur atau folikel untuk berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovarium yang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal, folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur. Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya.

C.    Gejalanya
Sebagian besar wanita tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Seandainya menimbulkan gejala maka keluhan yang paling sering dirasakan adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul. Rasa nyeri ini timbul akibat dari pecahnya dinding kista, pembesaran kista yang terlampau cepat sehingga organ disekitarnya menjadi teregang, perdarahan yang terjadi di dalam kista dan tangkai kista yang terpeluntir.
Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik. Sebagian gejala dan tanda adalah akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, dan komplikasi tumor tersebut. Pada stadium awal dapat berupa gangguan haid. Jika tumor sudah menekan rectum aau kandung kemih mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih. Dapat juga terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat bersenggama.
Pada stadium lanjut gejala yang terjadi berhubungan dengan adanya asites, penyebaran ke omentum, dan organ – organ diidalam rongga perut lainnya seperti usus dan hati. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil. Penumpikan cairan bisa juga terjadi pada rongga dada akibat penyebaran penyakit kerongga dada yang mengakibatkan penderita sangat merasa sesak nafas.
Berikut gejala penderita polikista ovarium :
1.      Biasanya sulit hamil dan mengalami gangguan menstruasi .
2.      Sekitar 70 % diketahui pertumbuhan rambutnya berlebihan misalnya, tumbuh pada dagu dan pipi, bibir atas, sekitar putting susu, pada dada, dan bagian bawah perut.
3.      Biasanya berjerawat dan hampir setengah dari mereka berbadan gemuk. Tetapi bisa saja perempuan polikistik tidak memperlihatkan gejala tersebut.

D.    Patofisiologi
Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang disebut folikel de graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominant dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional dan selalu jinak. Kista tersebut dapat di stimulasi oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG. Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi gonadotropin atau sensifitas terhadap gonadotropin yang berlebih.
Endometriosis adalah kista berisi darah dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovari polikistik, ovarium biasanya terdiri folikel-folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5 mm.

E.     Diagnosa
1.      Pemeriksaan sonogram
Pemeriksaan cara sonogram menggunakan gelombang bunyi untuk melihat gambaran organ tubuh. Pemeriksaan jenis ini bisa dilakukan melalui dinding perut atau bisa juga di masukkan melalui vagina dan memerlukan waktu sekitar 30 menit, bisa diketahui ukuran dan bentuk kistanya.
2.      Cara pemeriksaan lain untuk mendiagnosa kista ovarium
Selain dengan menggunakan sonogram, kadang-kadang dokter juga memeriksa kadar protein didalam darah yang disebut CA-125. Apalagi bila dokter mencurigai terjadi perubahan proses keganasan pada jaringan kista.
Tetapi kadar CA-125 juga menigkat pada perempuan usia subur, meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125 biasanya dilakukan pada perempuan yang beresiko terjadi proses keganasan. Masa yang sering ditemukan didalam rongga panggul;
a.       Bila ditemukan kista pada perempuan yang belum menstruasi, 50% pertanda pertumbuhan kearah keganasan (kanker).
b.      Bila kista ditemukan pada perempuan yang sudah menopause sering mengarah pada keganasan. Bila kista dicurigai ada diantara dua kelompok umur ekstrim tersebut, dilakukan pemerikssaan dengan laparaskopi yaitu, tabung yang dilengkapi kamera baik yang dilakukan melalui dinding perut atau dengan cara laparatomi (sedikit luka sayatan pada kulit dinding perut bagian bawah untuk melihat ovarium).



F.     Pengobatan
1.      Pengobatan gejala hormone androgen yang tinggi ini, dengan pemberian obat pil KB (gabungan estrogen dan progesterone) boleh ditambahkan obat anti androgen progesterone cyproteron asetat.
2.      Untuk kemandulan tidak terjadinya ovulasi, diberikan klomiphen sitrat. Juga bisa dilakukan pengobatan fisik pada ovarium, misalnya melakukan diatermi dengan sinar laser.
3.      Yang khas pada kista ovarium adalah bahwa kista akan hilang sendiri dalam waktu 60 hari meski tidak diobati.
4.      Pil KB bisa mengurangi ukuran besar kista.
5.      Pengobatan operasi untuk melakukan sayatan ovarium pada daerah polikistik. Cara ini beresiko terjadi perlekatan hingga malah memperbesar kemungkinan terjadi kemandulan (infertilitas).
6.      Pengobatan dengan operasi.
Prinsip pengobatan kista dengan operasi
7.      Apabila kistanya kecil (misalnya, sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram tidak terlihat tanda-tanda proses keganasan, biasanya dokter melakukn operasi dengan laparoskopi.
8.      Apabila kistanya agak besar, biasanya pengangkatan kista dilakukan dengan laparatomi.

G.    Penanganan
Prinsip bahwa tumor ovarium meoplastik memerlukan operasi dan tumor neoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberikan gejala atau keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi 5 cm diameternya, kemunkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista korpus luteum.
Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu 2-3 bulan jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan untuk pengobatan operatif.
Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium.

H.    Komplikasi
1.      Perdarahan kedalam kista yang terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur, menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang mendadak.
2.      Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total.
3.      Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesika urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna.

I.       Pencegahan
1.      Sebaiknya pola hidup teratur
2.      Makan dengan gizi seimbang
3.      Makan sayuran berserat terutama yang berwarna hijau karena mengandung zat anti oksidan yang memudahkan membuang racun dari tubuh.
4.      Perlu lemak dan protein karena protein untuk membentuk daya tahan tubuh yang tinggi.


J.      Jenis – Jenis Kista Ovarium
Adapun jenis - jenis kista ovarium adalah sebagai berikut :
1.      Kista fungsional dibagi menjadi empat yaitu :
a.       Kista folikuler, yaitu kista yang terjadi folikel normal yang melepaskan ovum yang ada di dalamnya. Terbentuk kantong berisi cairan atau lender di dalam ovarium. Kista folikel timbul akibat dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi. Kista folikel berbentuk kecil sehingga biasanya tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali jika pecah atau terpelintir, dapat menimbulkan gejala terasa kaku dan sakit hebat di daerah perut bagian bawah seperti serangan appendicitis (radang usus buntu).
b.      Kista dermoid, jenis ini banyak mengandung cairan jernih. Bisa timbul dikedua ovarium kiri dan kanan, berhubungan dengan gangguan hormone dan ganagguan menstruasi.
c.       Kista corpus luteum yaitu kista jenis ini lebih jarang terjadi, ukurannya lebih besar dari kista fungsional. Kista ini timbul karena waktu pelepasan sel telur terjadi perdarahan, dan lama-lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang-kadang perlu tindakan operasi untuk mengatasinya. Keluhan biasanya timbul rasa sakit yang berat dirongga panggul.
d.      Kista lutein yaitu kista jenis ini lebih jarang terjadi dan sering di hubungkan dengan terjadinya kehamilan diluar kandungan (ektopik pergnansi). Kista ini akan hilang sendiri tanpa pengobatan atau tindakan begitu kehamilan diluar kandungan dikeluarkan. Ada beberapa tipe kista lutein, diantaranya adalah:
1)      Kista granulosa lutein
Kista granulosa lutein terjadi dalam korpus luteum indung telur yang fungsional. Kista ini bisa membesar, akibat dari penimbunan darah yang berlebihan saat fase perdarahan dari siklus menstruasi dan bukan akibat dari tumor. Kista ini timbul pada permulaan kehamilan dan diameternya bisa mencapai 5-6 cm yang menyebabkan rasa tidak enak di daerah panggul. Apabila pecah, terjadi pendarahan pada satu sisi rongga perut. Pada wanita yang tidak hamil, kista ini akan membuat menstruasi terlambat yang diikuti dengan perdarahan yang tidak teratur.
2)      Kista theca lutein
Kista theca lutein berisi cairan bening dan berwarna seperti jerami. Timbulnya kista theca lutein berkaitan dengan tumor indung telur dan terapi hormon.
2.      Polisistik kista
Yaitu kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misalnya rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawah dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri. Kista ini menyebabkan menurunnya siklus menstruasi dan terjadi ketidaksuburan (infertilitas, yaitu ketidakmampuan memiliki anak setelah hubungan seksual dengan teratur walaupun tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam jangka waktu paling tidak selama satu tahun). Penyakit polisistik indung telur juga merupakan penyebab utama dari abnormalitas endokrin. Pemeriksaan kista indung telur dilakukan berdasarkan gejala dan tanda-tandanya. Pemeriksaan fisik dan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium dapat membantu diagnosis dari beberapa tipe kista. Untuk mengkonfirmasi tipe kista indung telur, dokter akan melihat indung telur melalui ultrasound, laparoskopi atau melaui operasi.
3.      Kista Endometriosis
Yaitu kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim yang tumbuh diluar rahim) menempel di ovarium dan menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat kemerahan. Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri senggama.
4.      Kista denoma
Yaitu kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifat jinak. Kista denoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ –organ lainnya dan menimbulkan nyeri.

K.    Cara Pengobatannya
1.      Kista folikel
Kista ini tidak perlu diobati karena akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 60 hari. Tetapi harus tetap dikonsultasikan pada dokter.
2.      Kista lutein
a.       Kista granulosa lutein yang sering terjadi pada wanita hamil akan sembuh secara perlahan-lahan pada masa kehamilan trimester ketiga, sehingga jarang dilakukan operasi.
b.      Kista teka lutein akan menghilang secara spontan jika faktor penyebabnya telah dihilangkan.
3.      Kista polisistik indung telur
Untuk kista yang persisten, operasi harus dilakukan untuk mengangkat kista tersebut agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit. Bagi wanita yang menjalani operasi kista indung telur, sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual dalam masa penyembuhan. Pengobatan secara tradisional juga bisa dilakukan dengan ramuan tanaman berkhasiat obat. Berikut ini beberapa contoh resep/ ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kista ovarium/ indung telur.
a.       60 gram temu putih segar + 15 gram sambiloto kering atau 30 gram yang segar, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum dua kali sehari, setiap kali minum 150 cc.
b.      30 gram daun dewa segar + 50 gram temu mangga + 5 gram daging buah mahkota dewa kering, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.
c.       60 gram benalu yang hidup di pohon teh + 30 gram rumput mutiara atau rumput lidah ular kembang putih, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali minum 200 cc.

L.     Kista Ovarium dalam Kehamilan
Kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut akut karena terpuntir atau ruptur. Kista ovarium paling sering ditemukan terpuntir atau rupture pada kehamilan trimester pertama. Apabila pada pemeriksaan kehamilan rutin kita dapatkan kista ovarium (tidak terpuntir atau terinfeksi), maka pengelolaannya sebagai berikut:
1.      Jika ukuran kista lebih dari 10 cm dan asimptomatik
2.      Jika terdeteksi pada trimester pertama, lakukan observasi untuk pertumbuhannya atau komplikasi yang terjadi.
3.      Jika terdeteksi pada trimester kedua, lakukan pengangkatan kista dengan laparotomi untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4.      Jika ukuran kista antara 5-10 cm, lakukan follow up. Laparotomi mungkin diperlukan bila ukuran kistanya membesaratau tidak mengecil.
5.      Jika ukuran kista kurang dari 5 cm, pada umumnya akan menghilang dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan lebih lanjut.
Berikut Kista Ovarium dalam Kehamilan;
1.      Kista Ovarium Ruptur
Insidensi kista ovarium rupture dalam kehamian bervariasi, sekitar 1:81 sampai 1:1000.


a.       Diagnosis
1)      Biasanya ada riwayat trauma seperti jatuh, hubungan seksual, atau pemeriksaan vaginal.
2)      Ruptur kita ovarium dalam kehamilan dapat pula terjadi secara spontan.
3)      Ibu hamil merasakan nyeri perut bawah tiba-tiba.
4)      Sering didapatkan tanda nyeri perut akut/ tanda rangsangan peritoneum.
5)      Pemeriksaan darah sering menunjukkan kadar hemoglobin yang menurun.
6)      Sonografi menunjukkan adanya cairan bebas dalam kavum douglasi.
b.      Pengelolaan
1)      Operatif (laparotomi).
2)      Tinggalkan jaringan ovarium yang baik sebanyak mungkin.
2.      Kista Torsi
Torsi kista ovarium jarang terjadi. Insidens pada remaja lebih sering. Namun kehamilan merupakan predisposisi untuk terjadinya torsi. Kista torsi terbanyak adalah kista dermoid dan torsi dibagian kanan lebih sering terjadi dari pada di bagian kiri.
a.       Diagnosis
1)      Nyeri perut akut pada bagian bawah, berat, bersifat kolik, unilateral dan nyeri panggul.
2)      Dua pertiga pasien mengeluhkan mual dan muntah.
3)      Kadang-kadang disertai demam ringan.
4)      Teraba pada perut bawah yang nyeri tekan (pada 95% pasien).
5)      Bila terjadi nekrosis adneksa, didapati leukositosis dan demam tinggi.
6)      Sonografi menunjukkan adanya kista ovarium.
7)      Bila diagnosis sulit ditegakkan,lakukan laparaskopi.
b.      Pengelolaan
Tindakan operatif harus dilakukan dengan memperbaiki puntiran dan meninggalkan ovarium yang baik. Bila didapati nekrosis adneksa, lakukan salpingo-ooforektomi. Bila terjadi torsi parsial, lakukan tindakan konservatif, perbaiki puntiran, kistektomi, dan tinggalkan ovarium yang baik.
c.       Prognosis
Ibu dan janin biasanya baik apabila prosedur baku dilaksanakan dengan baik. Jika pada laparatomi ditemukan adanya keganasan (massa tumor padat, pertumbuhan yang melampaui permukaan dinding luar kista), specimen harus segera dikirim untuk pemeriksaan histologik dan penderita harus dirujuk pada pusat rujukan tersier guna evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.
Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar