expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Sabtu, 02 Maret 2019

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M USIA 22 TAHUN G1P0A0 UK 40 MINGGU 6 HARI INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN FETAL DISTRESS DI RUANG IGD PONEK

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Pada kehamilan postterm telah terjadi perubahan produk kehamilan. Terkadang hal tersebut kurang disadari sehingga menghasilkan keluaran janin dengan resiko mortalitas dan morbiditas tinggi.
Pada kehamilan postterm terjadi perubahan plasenta, cairan amnion dan janin. Hal ini meningkatkan resiko terjadi oligrohidramnion, aspirasi mekonium, asfiksia janin dan distosia bahu. Induksi persalinan dilakukan bila tidak ditemukan adanya kontra indikasi. Selama persalinan pola denyut jantung janin di monitor untuk mendeteksi terjadinya fetal distress. Pengelolaan yang tepat selama kehamilan dan persalinan dapat menurunkan resiko mortalitas dan morbiditas janin. Kehamilan postterm menurut American College of Obstetrian dan Gynaecologyst adalah usia kehamilan genap atau lebih dari 42 minggu ( 294 hari ) dari hari pertama menstruasi terakhir. Istilah lain yang sering digunakan selain postterm adalah postdates.
Angka kejadian postterm sekitar 8% dari 4 juta kelahiran di United States selama 1977. Analisa dari 27.677 kelahiran wanita Norwegia terjadi peningkatan dari 10% ke 27%. Jika kelahiran pertama postterm dan menjadi 39% jika dua kali kelahiran postterm 1.
Pada kehamilan postterm terjadi perubahan keadaan plasenta, cairan amnion dan janin. Perubahan tersebut meningkatkan resiko luaran perinatal yang buruk. Beberapa keadaan yang penting untuk di waspadai adalah oligohidramnion aspirasi mekonium, asfiksia janin dan distoksia bahu 1-3. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, maka perlu memahami faktor resiko dan mempersiapkan secara seksama pengelolaan sebelum dan selama persalinan.
Kehamilan secara umum di tandai dengan aktivitas  otot polos miometrium yang relative tenang  yang memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine  sampai  dengan kehamilan aterm. Menjelang persalinan. Otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas  kontraksi secara terkoordinasi, di selingi dengan suatu periode  relaksasi, dan mencapai pucaknya menjelang persalinan, serta secara berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran, sampai saat ini masih belum jelas benar.       
Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan,  istilah ini biasanya menandakan kekhawatiran  obstetric tentang  keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesaria atau persalinan buatan lainnya.
Keadaan janin biasanya di nilai dengan menghitung  denyut jantung janin (DJJ) dan yang memeriksa kemngkinan adanya mekonium di dalam cairan amnion. Sering di anggap DJJ yang abnormal, terutama bila di temukan mekonium, menandakan  hipoksia dan asidosis.
Misalnya, takikardi janin dapat di sebabkan bukan hanya oleh hipoksia dan asidosis,  tapi juga oleh hipertermia sekunder  dari infeksi intrauterine. Keadaan tersebut biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia janin atau asidosis. Sebaliknya, bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion tidak berkaitan dengan  meningkatnya insidensi  asidosis janin.
Untuk kepentingan klinik perlu di tetapkan criteria apa yang di maksud dengan gawat janin di sebut gawat janin,  bila di temukan  denyut jantung janin di atas  160/menit atau di bawah 100/menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya  mekonium yang kental pada awal persalinan.

B.   Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mengetahui secara umum mengenai fetal distress serta asuhan kebidanan yang tepat terhadap kasus tersebut.
2.    Tujuan Khusus
a.    Melakukan pengkajian data subjektif fetal distress di ruang IGD PONEK
b.    Melakukan pengkajian data objektif fetal distress di ruang IGD PONEK
c.    Melakukan analisa data fetal distress di ruang IGD PONEK
d.    Melakukan penatalaksanaan fetal distress di ruang IGD PONEK




C.   Manfaat
1.    Bagi Rumah Sakit
Memberi informasi kepada praktisi medis tentang karakteristik pasien dengan fetal distress sehingga praktisi medis akan lebih cermat dan waspada dalam menangani pasien dengan gawat janin untuk mendapatkan outcome yang optimal.
2.    Bagi Keluarga dan Pasien
Memberi pengetahuan kepada keluarga dan pasien dengan gawat janin atau fetal distress tentang karakteristik kondisi pasien dan janin sehingga keluarga dan pasien lebih waspada untuk mencari pertolongan segera.
3.    Bagi Mahasiswa
Menjadi sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah diterima selama pembelajaran di perkuliahan dan pengalaman praktik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Pengertian Gawat Janin
Gawat janin adalah Denyut jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per menit (Nugroho, 2012). Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau akut. Disebut gawat janin bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit atau dibawah 100/menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang kental pada awal persalinan (Prawirohardjo, 2009). Gawat janin merupakan suatu reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup (Dewi.A.h., Cristine.C.P., 2010).

B.   Penyebab Gawat Janin
Menurut Prawirohardjo (2009) penyebab gawat janin sebagai berikut :
1.    Persalinan berlangsung lama
Persalinan lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida (Nugrahaeni, 2010). Persalinan lama dapat mengakibatkan ibu menjadi Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Bandle Ring, oedema serviks, cairan ketuban berbau, terdapat mekonium.
2.    Induksi persalinan dengan oksitosin
Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum inpartu baik secara operatif maupun mesinal, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Akibat pemberian oksitosin yang berlebihan dalam persalinan mengakibatkan relaksasi uterus tidak memberikan pengisian plasenta.
3.    Ada perdarahan
Perdarahan yang dapat mengakibatkan gawat janin yaitu karena solusio plasenta. Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan kedalam desidua basalis. Desidua tersebut kemudian terbelah sehingga meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium. Sebagai akibatnya, proses tersebut dalam stadium awal akan terdiri dari pembentukan hematoma desidua yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
4.    Infeksi
Infeksi, yang disebabkan oleh pecahnya ketuban pada partus lama dapat membahayakan ibu dan janin, karena bakteri didalam amnion menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneomonia pada janin, akibat aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya (Prawirohadjo, 2009).
5.    Insufisiensi plasenta
a.    Insufisiensi uteroplasenter akut
Hal ini terjadi karena akibat berkurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu singkat, berupa: aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonika uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian oksitosin, hipotensi ibu, kompresi vena kava, posisi terlentang, perdarahan ibu karena solusio plasenta atau solusio plasenta.
b.    Insufisiensi uteroplasenter kronis
Hal ini terjadi karena kurangnya aliran darah dalam uterus-plasenta dalam waktu yang lama. Misalnya : pada ibu dengan riwayat penyakit hipertensi.
6.    Kehamilan Postterm
Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah bahwa dengan diameter tali pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif terhadap gawat janin pada intrapartum, terutama bila disertai dengan oligohidramnion. Penurunan cairan amnion biasanya terjadi ketika usia kehamilan telah melewati 42 minggu, mingkin juga pengeluaran mekonium oleh janin ke dalam volume cairan amnion yang sudah berkurang merupakan penyebabnya terbentuknya mekonium kental yang terjadi pada sindrom aspirasi mekonium.
7.    Pre Eklampsia
Menurut Prawirohardjo (2009), Preeklamsia dapat menyebabkan kegawatan janin seperti sindroma distres napas. Hal tersebut dapat terjadi karena vasopasme yang merupakan akibat dari kegagalan invasi trofoblas kedalam lapisan otot pembuluh darah sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan menyebabkan aliran darah dalam plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadi gawat janin.

C.   Penilaian Klinik Gawat Janin
Menurut Prawirohardjo (2009) tanda gejala gawat janin dapat diketahui dengan :
1.    DJJ Abnormal
Dibawah ini dijelaskan denyut jantung janin abnormal adalah sebagai berikut :
a.    Denyut jantung janin irreguller dalam persalinan sangat bervariasi dan dapat kembali setelah beberapa watu. Bila DJJ tidak kembali normal setelah kontraksi, hal ini menunjukan adanya hipoksia.
b.    Bradikardi yang terjadi diluar saat kontraksi, atau tidak menghilang setelah kontraksi menunjukan adanya gawat janin.
c.    Takhikardi dapat merupakan reaksi terhadap adanya :
1)    Demam pada ibu
2)    Obat-obat yang menyebabkan takhikardi (misal: obat tokolitik)
Denyut jantung janin abnormal dapat disebut juga dengan fetal distress. Fetal distress dibagi menjadi dua yaitu fetal distress akut dan fetal distress kronis. Menurut Marmi (2010) dibawah ini dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhinya.
d.    Faktor yang mempengaruhi fetal distress akut
1)    Kontraksi uterus
Kontraksi uterus hipertonik yang lama dan kuat adalah abnormal dan uterus dalam keadaan istirahat yang lama dapat mempengaruhi sirkulasi utero plasenta, ketika kontraksi sehingga mengakibatkan hipoksia uterus.
2)    Kompresi tali pusat
Kompresi tali pusat akan mengganggu sirkulasi darah fetus dan dapat mengakibatkan hipoksia. Tali pusat dapat tertekan pada prolapsus, lilitan tali pusat.


3)    Kondisi tali pusat
Plasenta terlepas, terjadi solusio plasenta. Hal ini berhubungan dengan kelainan fetus.
4)    Depresi pusat pada sistem pernafasan
Depresi sistem pernafasan pada bayi baru lahir sebagai akibat pemberian analgetika pada ibu dalam persalinan dan perlukaan pada proses kelahiran menyebabkan hipoksia.
e.    Faktor yang mempengaruhi fetal distress kronis
Fetal distress kronis berhubungan dengan faktor sosial yang kompleks.
1)    Status sosial ekonomi rendah
Hal ini berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Status sosial ekonomi adalah suatu gambaran kekurangan penghasilan tetapi juga kekurangan pendidikan, nutrisi, kesehtan fisik dan psikis.
2)    Umur maternal
Umur ibu yangg sangat muda dan tua lebih dari 35 tahun merupakan umur resiko tinggi.
3)    Merokok
Nikotin dapat menyebabkan vasokontriksi, dan menyebabkan penurunan aliran darah uterus dimana karbonmonoksida mengurangi transport oksigen. Angka mortalitas perinatal maningkat.
4)    Penyalah gunaan obat terlarang
Penyalah gunaan obat terlarang dalam kehamilan berhubungan dengan banyak komplikasi meliputi IUGR, hipoksia dan persalinan preterm yang semuanya meningkatkan resiko kematian perinatal.
5)    Riwayat obstetrik yang buruk
Riwayat abortus sebelumnya, persalinan preterm atau lahir mati berhubungan dengan resiko tinggi pada janin dalam kehamilan ini.
6)    Penyakit maternal
Kondisi yang meningkatkan resiko fetal distress kronis dapat mempengaruhi sistem sirkulasi maternal dan menyebabkan insufisiensi aliran darah dalam uterus seperti: Hipertensi yang diinduksi kehamilan, hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal kronis. Sedangakan faktor yang mempengaruhi penurunan oksigenasi arteri maternal seperti: penyakit skle sel, anemia berat (Hb kurang dari 9% dl atau kurang), penyakit paru-paru, penyakit jantung, epilepsi (jika tidak terkontrol dengan baik), infeksi maternal berat.
Kondisi tersebut meliputi insufisiensi plasenta, post matur, perdarahan antepartum yang dapat mengakibatkan pengurangan suplai oksigen ke fetus.
7)    Kondisi plasenta
Kondisi tersebut meliputi: insufisiensi plasenta, postmatur, perdarahan antepartum yang dapat mengakibatkan resiko hipoksia intra uterin. Resiko ini mengakibatkan pengurangan suplai oksigen ke fetus.
8)    Kondisi fetal
Malformasi konginetal tertentu, infeksi intra uterin dan incompatibilitas resus yang meningkatkan resiko hipoksia intra uterin. Resiko ini meningkat pada kehamilan ganda.
9)    Faktor resiko intra partum
Selama persalinan faktor yang berhubungan dengan peningkatan resiko fetal distress, yaitu: malpresentasi seperti presentasi bokong, kelahiran dengan forcep, SC, sedatif atau analgetik yang berlebihan, komplikasi anastesi (meliputi: hipotensi dan hipoksia), partum presipitatus atau partus lama.
f.     Deteksi fetus melalui pemeriksaan antenatal
Pemeriksaan yang digukankan untuk mendeteksi fetus meliputi:
1)    USG untuk menilai pertumbuhan fetus
2)    Profil biofisikal
Pemeriksaan fisik pada fetus menggunakan USG parameter yang digunakan untuk menilai meliputi: gerakan pernafasan fetus, gerakan fetus, tonus fetusindeks cairan amnion dan NST.
3)    Non Stress Tes (NST)
Eksternal kardiotokograf (CTG), Kriteria yang seharusnya diamati meliputi 2 hal atau lebih, yaitu : denyut jantung janin, mengalami penurunan sedikitnya 15 denyutan permenit, menetap sedikitnya 15 detik dalam 20 menit.
4)    Doppler
Menurut Marmi (2010) tanda fetal distress dalam persalinan, sebagai berikut :
a)    Denyut jantung
(1)  Takikardi diatas 160 kali perdetik atau brakikardi dibawah 120 kali perdetik.
(2)  Deselerasi dini
Ketika denyut jantung turun lebih dari 15 kali permenit pada saat kontraksi, kontraksi deselarasi menggambarkan kontraksi dan biasanya dianggap masalah serius.
(3)  Deselerasi yang berubah-ubah
Deselerasi yang berubah-ubah hal ini sangat sulit dijelaskan Ini dapat terjadi pada awal atau akhir penurunan denyut jantung dan bentuknya tidak sama. Hubungan antar peningkatan asidosis fetus dengan dalam dan lamanya deselerasi adalah adanya abnormalitas denyut jantung janin.
(4)  Deselerasi lambat
Penurunan denyut jantung janin menunjukan tingkat deselerasi paling rendah tetapi menunjukan kontraksi pada saat tingkat yang paling tinggi. Deselerasi yang lambat menyebabkan penurunan aliran darah fetus dan pengurangan transfer oksigen selama kontraksi. Penurunan tersebut mempengaruhi oksigenasi serebral fetus. Jika pola tersebut terjadi disertai dengan abnormalitas denyut jantung janin harus dipikirkan untuk ancaman yang serius dalam kesejahteraan fetus.
(5)  Tidak adanya denyut jantung
Ini mungkin disebabkan oleh karena hipoksia kronis atau berat dimana sistem syaraf otonom tidak dapat merespon stress.


b)    Mekonium
Cairan amnion yang hijau kental menunjukkan bahwa air ketuban jumlahnya sedikit. Kondisi ini mengharuskan adanya intervensi. Intervensi ini tidak perlu dilakukan bila air ketuban kehijauan tanpa tanda kegawatan lainnya, atau pada fase akhir suatu persalinan letak bokong.

D.   Penanganan Gawat Janin pada Persalinan
Menurut Prawirohardjo (2009) penanganan gawat janin saat persalinan adalah sebagai berikut :
1.    Cara pemantauan
a.    Kasus resiko rendah – auskultasi DJJ selama persalinan :
1)    Setiap 15 menit kala I
2)    Setiap setelah his kala II
3)    Hitung selama satu menit setelah his selesai
b.    Kasus resiko tinggi – gunakan pemantauan DJJ elektronik secara berkesinambungan
c.    Hendaknya sarana untuk pemeriksaan pH darah janin disediakan
2.    Interpretasi data dan pengelolaan
a.    Untuk memperbaiki aliran darah uterus: pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta
b.    Hentikan infus oksitosin (jika sedang diberikan)
c.    Berikan oksigen 6-8 L/menit
d.    Untuk memperbaiki hipotensi ibu (setelah pemberian anastesi epidural) segera berikan infus 1 L infus RL
e.    Kecepatan infus cairan-cairan intravaskular hendaknya dinaikkan untuk meningkatkan aliran darah dalam arteri uterina.
3.    Untuk memperbaiki aliran darah umbilicus
a.    Pasien dibaringkan miring ke kiri, untuk memperbaiki sirkulasi plasenta.
b.    Berikan ibu oksigen 6-8 L/menit
c.    Perlu kehadirkan dokter spesialis anak
Biasanya resusitasi intrauterin tersebut diatas dilakukan 20 menit.
Tergantung terpenuhinya syarat-syarat, melahirkan janin dapat pervaginam atau perabdominal.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari/ Tanggal Pengkajian                      :  Minggu/ 23 Juli 2017
Tempat Pengkajian                                :  Ruang IGD PONEK
Waktu                                                     :  07.30 WITA
No. RM                                                  :  -

A.   Subjektif Data
1.    Identitas
Nama Ibu     :  Ny. M_____                Nama Suami   :  Tn. S
Umur            :  22 Tahun__                Umur               :  26 Tahun
Suku             : Banjar_____                Suku                :  Banjar
Agama         : Islam______                Agama            :  Islam
Pendidikan   : SMA______                Pendidikan      :  SMP
Pekerjaan     : IRT_______                Pekerjaan        :  Swasta
Alamat          : Lok Baintan Luar         Alamat             :  Lok Baintan Luar

2.    Anamnese
Alasan kunjungan saat ini: ibu dirujuk bersama Bidan
Keluhan: Ibu mengatakan mules-mules disertai sakit pinggang mulai jam 19.00 Wita kemarin, keluar air-air sejak +7 hari yang lalu, keluar lendir darah pervaginam jam 04.00 Wita
Riwayat obstetri dan ginekologi :
a.    Riwayat menstruasi
HPHT: 10 – 10 – 2016, TP: 17 – 07 – 2017, UK: 40 Minggu 6 Hari
Lamanya                           :  + 7 hari
Banyaknya                        :  3 kali pembalut
Siklus                                :  28 hari
Menarche                          :  14 tahun
Teratur/ tidak                     :  Teratur
Dismenorrhea                   :  Tidak ada
Konsistensi__________    :  Cair

b.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Anak ke
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
No
Thn
Umur
Penyulit
Jenis
Penolong
Penyulit
Laserasi
Infeksi
Perda-rahan
L/P
BB
PB
Hamil ini














c.    Riwayat kehamilan saat ini/ sekarang
G1 P0 A0
Jumlah kunjungan ANC                              : 4 kali selama hamil
Tempat kunjungan                                       :  Puskesmas
Diperiksa oleh                                              :  Bidan
Imunisasi TT 1                                             :  Tahun 2016
Imunisasi TT 2                                             :  Belum
Pemberian obat-obatan selama kehamilan :  Fe    
Gerakan anak pertama kali dirasakan        :  UK 22 Minggu
Gerakan anak dalam 24 jam terakhir          :  + 12 kali
d.    Riwayat KB
Menjadi akseptor KB                                   :  Ya
Jenis kontrasepsi yang digunakan              :  Pil
Lamanya                                                      :  Lupa
Masalah yang dialami                                  :  Tidak ada
e.    Riwayat kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu               :  Tidak ada
Pengobatan yang didapat                            :  Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga
DM                                                               :  Tidak ada
Jantung                                                        :  Tidak ada
Hipertensi                                                     :  Tidak ada
Lainnya                                                        :  Tidak ada

B.   Objektif Data
1.    Pemeriksaan fisik
a.    Keadaan umum                :  Baik
b.    Kesadaran                         :  Compos Mentis
c.    Status emosional              :  Stabil
d.    Tanda-tanda vital             
1)    Tekanan darah            :  120/80 mmHg
2)    Nadi                             :  88 x/m
3)    Pernafasan                 :  20 x/m
4)    Suhu                            :  36,5 0C
e.    Kepala
1)    Mata
Konjungtiva                 :  Tidak tampak anemis
Sklera                          :  Tidak tampak ikterik
2)    Muka                           :  Tidak tampak oedema
3)    Mulut                          
Mukosa mulut             :  Basah, tidak ada stomatitis
Lidah                           :  Bersih
f.     Leher
1)    Tonsil                           :  Tidak ada pembesaran, pembengkakan
2)    Faring                          :  Tidak ada pembesaran, pembengkakan
3)    Vena jugularis             :  Tidak ada pembesaran, pembengkakan
4)    Kelenjar getah bening :  Tidak ada pembesaran, pembengkakan
5)    Kelenjar tiroid              :  Tidak ada pembesaran, pembengkakan
g.    Dada
1)    Bentuk                         :  Simteris
2)    Retraksi                       :  Tidak ada retraksi
3)    Mammae                    :  Simetris, tidak ada massa
4)    Areola Mammae         :  Hiperpigmentasi
5)    Papilla Mammae         :  Menonjol
6)    Puting                          :  Menonjol
7)    Kolostrum                    :  +
h.    Abdomen
1)    Luka operasi               :  Tidak ada bekas luka operasi
2)    Palpasi                       
Leopold I                     :  3 jari dibawah px
Leopold II                    :  Punggung kanan
Leopold III                   :  Pres-kep
Leopold IV                   :  DIvergen
TFU                             :  35 cm
TBJ                             :  (35-11) x 155 = 3,720 gram
Auskultasi DJJ            :  171 x/m
i.      Punggung
Posisi                                 :  Lordosis
j.      Genitourinaria
1)    Perineum                    :  Utuh
2)    Varises                        :  Tidak ada varises
3)    Kemerahan                 :  Tidak kemerahan
4)    Bekas luka parut         :  Tidak ada bekas luka parut
k.    Ekstermitas
1)    Turgor                         :  Baik
2)    Warna kulit                  :  Kuning langsat
3)    Oedema                      : Tidak tampak oedema
           
2.    Pemeriksaan keadaan persalinan sekarang
a.    His
1)    Kontraksi                     :  Baik
2)    Frekuensi                    :  3 x dalam 10 menit 
3)    Durasi                          :  30 detik
4)    Kekuatan                     :  Kuat dan teratur
b.    Pengeluaran pervaginam
1)    Darah lendir                :  Ada
2)    Air ketuban                  :  Ada merembes warna hijau (mekonium)
3)    Darah                          :  Ada
c.    Pemeriksaan dalam         
VT: Ø 5 cm, portio lunak, ketuban (+) merembes, pres-kep.

3.    Data penunjang
a.    Laboratorium                     :  -
b.    Kertas Lakmus                  :  Ada perubahan warna pada kertas lakmus merah menjadi biru (+)




C.   Analisa Data
Diagnosa Kebidanan      :  G2P0A1 Usia Kehamilan 40 Minggu 6 Hari Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Fetal Distress
Masalah                         :  keluar air-air sejak 7 hari yang lalu, ketuban (+) merembes, DJJ 170 x/m, kertas lakmus (+)
Kebutuhan                      :  KIE dan kolaborasi dengan dokter Sp.OG

D.   Penatalaksanaan
1.    Membangun hubungan baik antara ibu dan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu dengan ramah dan hangat
Antara ibu dan bidan sudah terjalin hubungan baik

2.    Memberitahu kepada keluarga dan pasien hasil pemeriksaan yaitu DJJ 170 x/m, TBJ 3,720 gram, pembukaan Ø 5 cm, portio lunak, ketuban (+) merembes, kertas lakmus (+)
Keluarga dan pasien mengetahui hasil pemeriksaan

3.    Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika ada kontraksi atau kencang-kencang dengan cara menarik nafas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan lewat mulut
”Ibu mengerti dan bersedia mengikuti ajaran yang telah diberikan”

4.    Melakukan KIE terhadap ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan bayi saat ini. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekarang bayi ibu mengalami fetal distress atau bisa menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadi gawat pada janin yang ditandai dengan DJJ yang abnormal >160 x/m sehingga menyebabkan fetal distres bahkan kematian pada janin, jadi harus segera ditangani.
“Ibu dan keluarga dapat mengerti dan paham penjelasan dari Bidan”

5.    Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan tindakan selanjutnya dengan pemberian terapi yaitu:
a.    Pemberian O2 2 Lpm
b.    Pemasangan Infus RL 20 TPM (rujukan Bidan)
c.    Pemberian antibiotic Ceftriaxone 1 gr + Aquades 10 cc, sebelumnya melakukan skin test terlebih setelah itu memasukan secara IV
“Kolaborasi dan pemberian terapi sesuai advis dokter telah dilakukan”

6.    Melakukan pendokumentasian
“Pendokumentasian sudah dilakukan”

7.    Mengantar pasien ke ruang VK
“Pasien telah diantar ke ruang VK bersalin”




BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian data dilakukan pada hari minggu, 23 Juli 2017 di ruang IGD PONEK , pasien dirujuk oleh Bidan pada pukul 07.30 Wita, dan mulai dilakukan pengkajian pada pukul 07.35 Wit.
Pengkajian data subjektif ibu mengatakan usianya 22 tahun, alamat rumah di Lok Baintan. Alasan kunjungan saat ini karena di rujuk bidan dengan diberikan bidan berupa Infus RL. Saat dianamnesa ibu mengeluh mules-mules disertai sakit pinggang mulai jam 19.00 Wita kemarin, keluar air-air sejak +7 hari yang lalu, keluar lendir darah pervaginam jam 04.00 Wita. Ibu mengatakan HPHT 10-10-2016, TP 17-07-2017. Riwayat menstruasi ibu teratur dan tidak ada masalah/ kelainan. Riwayat kehamilan ini hamil yang pertama, ibu rutin periksa dengan bidan di puskesmas dan rutin meminum tablet Fe. Riwayat KB ibu pernah menjadi akseptor KB jenis kontrasepsi yang dipakai adalah pil dan tidak ada masalah selama menggunakan KB Pil. Riwayat kesehatan ibu saat ini ibu tidak pernah mengalami penyakit dari riwayat penyakit keluarga tidak ada yang mengalami diabetes melitus, jantung, hipertensi dan lainnya.
Pengkajian data objektif didapatkan keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital: TD 120/80 mmHg, N 88 x/m, P 20 x/m, Suhu 36,5 0C, pemeriksaan fisik kepala, leher, dada, punggung, genitourinaria dan ekstermitas tidak ada kelainan, kemudian dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen TFU 35 cm, 3 jari dibawah px, PU-KA, pres-kep, divergen, TBJ: 3,720 gram dan Auskultasi DJJ 170 x/m. Hasil pemeriksaan dalam VT: Ø 5 cm, portio lunak, ketuban (+) merembes, pres-kep. Data penunjang pemeriksaan kertas lakmus (+).
Analisa data yang dilakukan berupa data subjektif dan objektif dengan  diagnosa kebidanan G2P0A1 Usia Kehamilan 40 Minggu 6 Hari Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Fetal Distress, masalah keluar air-air sejak 7 hari yang lalu, ketuban (+) merembes, DJJ 170 x/m, kertas lakmus (+) dan kebutuhan KIE dan kolaborasi dengan dokter Sp.OG
Penatalaksanaan yang dilakukan membangun hubungan baik antara ibu dan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu dengan ramah dan hangat, memberitahu kepada keluarga dan pasien hasil pemeriksaan yaitu DJJ 170 x/m, TBJ 3,720 gram, pembukaan Ø 5 cm, portio lunak, ketuban (+) merembes, kertas lakmus (+), mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika ada kontraksi atau kencang-kencang dengan cara menarik nafas panjang kemudian dihembuskan secara perlahan lewat mulut, melakukan KIE terhadap ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan bayi saat ini. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekarang bayi ibu mengalami fetal distress atau bisa menimbulkan hipoksia pada janin yang akan menjadi gawat pada janin yang ditandai dengan DJJ yang abnormal >160 x/m sehingga menyebabkan fetal distres bahkan kematian pada janin, jadi harus segera ditangani, melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan tindakan selanjutnya dengan pemberian terapi yaitu pemberian O2 2 Lpm, pemasangan Infus RL 20 TPM (rujukan Bidan), pemberian antibiotic Ceftriaxone 1 gr + Aquades 10 cc, sebelumnya melakukan skin test terlebih setelah itu memasukan antibiotic secara IV, melakukan pendokumentasian, mengantar pasien ke ruang VK


BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Fetal Distres (Gawat janin) terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia. Fetal distress (gawat janin) pada persalinan adalah suatu keaadaan dimana janin tidak mendapatkan O2 yang cukup, yang jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian.
Etiologi gawat janin yaitu terdiri dari berbagai hal baik dari faktor ibu maupun faktor janin sehingga memicu terjadinya gawat janin,yaitu isufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam     waktu singkat), insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama),kompresi (penekanan) tali pusat,isoimunisasi Rh.

B.   Saran
Sebaiknya ibu hamil menjaga kondisi badannya saat kehamilan. Dengan cara mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk ibu hamil agar janinnya  tidak terjadi sesuatu yang di inginkan. Sebaiknya kehamilan itu diperiksakan ke dokter kandungan setiap beberapa bulan sekali. Agar janin tetap terjaga dan dalam keadaan sehat.



DAFTAR PUSTAKA
Dewi. A.h., Cristine. C.P. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat, Asri dan Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba, C. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri-Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
Marmi. 2010. Asuhan Kebidanan Patologis. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Nugrahaeni, Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Nugroho. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bahri. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: JHPIEGO
Varney, Hellen, 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Vol.2 Edisi 4. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar