expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Ngiklan

Senin, 04 Maret 2019

KETERAMPILAN DASAR PRAKTIK KLINIK MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI


MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

A.    DASAR TEORI
Pemeriksaan fisik pada bayi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit.
Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan dari pemeriksaan fisik pada bayi ini adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan yang baru. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Sabun biasa/antiseptik
2.      Handuk bersih
3.      Wastafel/air mengalir
4.      Timbangan bayi
5.      Kapas
6.      Senter
7.      Termometer
8.      Stetoskop
9.      Fanel/selimut bayi
10.  Baju bayi
11.  Nierbekkan/bengkok
12.  Pita meter (metlin)
13.  Pengukut tinggi badan


C.    PROSEDUR PELAKSANAAN
1.      Memberitahukan dan menjelaskan pada keluarga tindakan yang akan dilakukan
2.      Melakukan anamnese riwaayat dari ibu meliputi faktor genetik, lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, juga neonatal
3.      Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
4.      Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
5.      Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
6.      Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur (mengupayakan tempat untuk pemeriksaan aman, meenghindari bayi jatuh)
7.      Melakukan penimbangan dengan cara meletakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala timbangan ketitik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas dan pembungkus
8.      Melakukan pengukuran panjang badan. Meletakkan bayi di tempat yang datar, mengukur panjang badan bayi menggunakan alat pengukur panjang badan dari kepala sampai tumit dengan kaki/badan diluruskan
9.      Mengukur lingkar kepala. Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi
10.  Mengukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui kedua putting susu)
11.  Melakukan pemeriksaan kepala. Melakukan pengecekan kontur tulang tengkorak penonjolan daerah yang cekung, memperhatikan juga hubungan kedua telinga simetris atau tidak dan keadaan mata, apakah ada tanda-tanda infeksi memperhatikan juga bibir dan mulut
12.  Melakukan pemeriksaan leher. Mengamati apakah ada pembengkakan atau pembesaran kelenjar thyroid atau vena jugularis
13.  Melakukan pemeriksaan dada. Memperhatikan bentuk tulang putting dan bunyi nafas, dan bunyi jantung
14.  Memeriksa bahu, lengan, tangan. Memperhatikan gerakan dan jumlah jari
15.  Memeriksa sistem saraf, memeriksa adanya reflek moro
16.  Memeriksa perut, memperhatikan bentuk, penonjolan sekitar pusat, perdarahan tali pusat, dan benjolan
17.  Memeriksa genetalia laki-laki, memperhatikan skrotum apa sudah turun, penis berlubang/memeriksa genetalia perempuan, memperhatikan vagina berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan minora
18.  Memeriksa tungkai dan kaki, memperhatikan gerakan, jumlah jari, dan bentuk
19.  Memeriksa punggung dan anus, memperhatikan adakah pembengkakan atau ada cekungan, periksa anus berlubang atau tidak
20.  Memeriksa kulit, memperhatikan vemik, warna kulit, pembengkakan dan bercak hitam, juga tanda lahir
21.  Membereskan alat-alat dan merapikan pasien
22.  Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
23.  Merapikan bayi
24.  Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan handuk bersih
25.  Melakukan dokumentasi tindakan yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA

Departmen Kesehatan RI. 1992. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga : Jakarta
Johnson, R.T. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta: EGC
Pendidikan Kesehatan Tenaga Panduan Pengaaran. 2003. Antenatal Asuhan Kebidanan Fisiologi : Jakarta
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar