BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar merupakan kehamilan
dengan dua janin atau lebih. Persalinan dengan kehamilan kembar memiliki risiko
lebih tinggi dari pada persalinan satu janin (tunggal). Semakin banyak jumlah
janin yang dikandung ibu, semakin tinggi resiko yang akan ditanggung ibu.
Wanita dengan kehamilan kembar akan mengalami gejala-gejala dari kehamilan
seperti nyeri ulu hati, sakit pinggang, hemoroid, kesulitan berjalan dan
kelelahan lebih berat dibandingkan dengan kehamilan tunggal (Mochtar Rustam
2012).
Menurut data yang
diperoleh dari WHO tahun 2015, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat
persalinan, Berdasarkan data yang diperoleh 2 dari departemen kesehatan RI 2015
penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan
adalah pendarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5% dan lain-lain
27%. Pada tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
Amerika serikat yaitu 9.300 jiwa, Afrika utara 179.000 jiwa, dan Asia tenggara
16.000 jiwa. Angka kematian ibu di Negara-negara Asia tenggara yaitu Indonesia
214 per 100.000 kelahiran hidup, Filifina 170 per 100.000 kelahiran hidup,
Vietnam 160.000 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 38 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2015).
Berbagai faktor
yang mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar seperti bangsa, hereditas, umur
dan paritas ibu. Faktor umur makin tua makin tinggi kejadian kehamilan kembar
dan menurun lagi setelah umur 40 tahun. Paritas pada primipara 9,8 per 1000
persalinan. Keturunan keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak kembar
yang biasanya diturunkan secara paternal, namun dapat pula secara maternal. Ibu
yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan dukungan, baik itu
secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar memang berisiko terhadap
persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan tunggal. Namun dengan segala
risiko tersebut yang penting rajin berkonsultasi ke dokter dan ikuti semua
saran kesehatan kehamilan dan persalinan kembar untuk mencegah segala
kemungkinan. Wanita dengankehamilan kembar memerlukan pengawasan dan perhatian
khusus bila diinginkan hasil memuaskan bagi ibu dan janin,di butuhkan juga
peran aktif bidan dalam pemberian health eduction tentang pentingnya pembatasan
pola aktivitas, personal hygiene, serta membatasi stress (Muchtar Rustam 2012).
Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut mengenai kasus pada ibu dengan
kehamilan gemelli. Penulis berharap dengan pembahasan lebih lanjut mengenai kehamilan
gemelli akan adanya peningkatan pengetahuan dan manfaat bagi seluruh tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan
yang tepat pada ibu dengan
kehamilan gemelli.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Menerapkan Asuhan Kebidanan pada ibu dengan
kehamilan gemelli yang
dijumpai di ruang IGD Ponek dengan menggunakan pendekatan SOAP
2. Tujuan
khusus
a.
Diperolehnya
data subjektif dari Ny. E umur 22 tahun ibu inpartu kala I fase laten dengan
kehamilan gemelli yang
dijumpai di Ruang IGD Ponek
b.
Diperolehnya
data objektif dari Ny. E umur 22 tahun ibu inpartu kala I fase laten dengan kehamilan
gemelli yang dijumpai di
Ruang IGD Ponek
c.
Dilakukan analisa
data pada Ny. E umur 22 tahun ibu inpartu kala I fase laten dengan kehamilan
gemelli yang dijumpai di
Ruang IGD Ponek
d.
Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan Ny. E umur 22 tahun ibu inpartu kala
I fase laten dengan kehamilan gemelli yang dijumpai di Ruang IGD Ponek
C. Manfaat
1. Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan yang
bermutu dan dapat dijadikan acuan pembelajaran untuk penatalaksanaan yang dilakukan di
ruang IGD Ponek khususnya kasus pada ibu dengan kehamilan
gemelli.
2. Bagi Klien atau Keluarga
Mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat melakukan penanganan dini tentang kehamilan
gemelli
3. BagiPetugasKesehatan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi petugas kesehatan dalam memberikan asuhan pada pada ibu dengan kehamilan
gemelli.
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Persalinan
1.
Pengertian
Persalinan adalah proses dimana janin,
plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal
jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu)
tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap (Rukiyah dkk, 2009).
2. Pembagian Persalinan
a.
Persalinan
Berdasarkan Teknik (Rukiyah dkk, 2009)
1)
Persalinan
Spontan, adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
2)
Persalinan
buatan, adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstaksi forceps,
ekstrasi vakum dan sectio sesaria.
3)
Persalinan
anjuran, adalah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru
berlangsung setelah pemecahan ketuban.
b.
Persalinan
berdasarkan Umur Kehamilan (Maritalia dkk, 2012).
1) Abortus (keguguran) adalah terhentinya
kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable), berat janin ± 500 gram, usia
kehamilan dibawah 20 minggu.
2) Partus Immaturus adalah penghentian
kehamilan sebelum janin viable atau berat janin antara 500 – 1000 gram dan usia
kehamilan antara 22 sampai dengan 28 minggu
3) Persalinan Prematurus adalah
persalinan dari konsepsi pada kehamilan 26 – 36 minggu, janin hidup tetapi
premature, berat janin antara 1000 – 2500 gram
4) Persalinan Mature atau aterm (cukup
bulan) adalah persalinan pada kehamilan 37 – 40 minggu, janin mature, berat
badan diatas 2500 gram.
5) Persalinan postmaturus (serotinus)
adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang
ditafsirkan.
6) Persalinan Presipitatus adalah
persalinan yang berlangsung cepat yang bisa terjadi di kamar mandi, di atas
becak dan sebagainya.
7)
Persalinan
Percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya Chepalo Pelvic Disproportion (CPD).
3.
Sebab
– Sebab Mulainya Persalinan (Maritalia dkk, 2012).
a.
Penurunan
kadar progesterone
Menurunnya
kadar progesteron pada akhir kehamilan memicu timbulnya his dan menyebabkan
membukannya servik uteri. Blood show yang keluar akibat dilatasi
cervik ini merupakan tanda kala I persalinan.
b.
Teori
oksitosin
Kadar
oksitosin bertambah pada akhir kehamilan juga dapat merangsang timbulnya
kontaksi uterus.
c.
Keregangan
otot – otot rahim
Pada
akhir kehamilan otot – otot rahim semakin meregang karena diisi oleh janin yang
berat dan ukurannya semakin bertambah. Analog bila kandung kemih dan lambung,
bila dindingnya teregang karena isinya penuh, maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
d.
Pengaruh
janin
Kelenjar
suprarenal dan hipofise janin memegang peran terhadap timbulnya persalinan.
Pada janin anencephalus kehamilan sering lebih lama karena janin
tidak mempunyai hipofise
e.
Teori
prostaglandin
Terjadinya
peninngkatan prostaglandin pada akhir kehamilan dan pada saat inpartu.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua dapat menimbulkan kontraksi
myometrium
f.
Berkurangnya
nutrisi pada janin
Pada
akhir kehamilan plasenta mulai menjadi tua dan mengalami degenerasi. Hal ini
akan menggangu sirkulasi utero plasenta sehingga janin akan kekurangan suplai
nutrisi. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan.
g.
Tekanan
pada ganglion servikalis
Tekanan
pada ganglion servikalis dari pleksus frankenhauser yang terletak dibelakang
servik oleh kepala janin akan memicu timbulnya kontaksi uterus.
4. Tahapan Persalinan (Maritalia dkk,
2012).
a.
Kala
I (Kala pembukaan )
Kala
I disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini terjadi pembukaan serviks
dari 1 sampai 10 cm (pembukaan lengkap). Proses pembukaan serviks dari 0 sampai
dengan 10 cm dibagi ke dalam 2 fase yaitu :
1)
Fase
Laten : pembukaan terjadi sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm dan
berlangsung sekitar 8 jam
2)
Fase
Aktif : berlangsung sekitar 6 jam, pembukaan serviks dari 4 sampai dengan 10
cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu :
a)
Fase
akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm.
b)
Fase
dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm.
c)
Fase
deselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan kembali melambat dari 9 cm
menjadi 10 cm atau pembukaan lengkap.
Pengisian partograf dimulai ketika
memasuki fase aktif yaitu dari pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila
pembukaan serviks sudah lengkap atau 10 cm.
b. Kala II (Kala pengeluaran janin)
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap dan berakhir
sampai dengan lahirnya bayi.
c.
Kala
III (Kala uri)
Kala
III dimulai setelah lahirnya bayi sampai dengan lahirnya plasenta. Pelepasan
plasenta biasanya berlangsung selama 6 sampai dengan 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
d.
Kala
IV (Kala pengawasan)
Kala
IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai dengan 2 jam post partum. Kala IV
disebut kala pengawasan karena pada kala ini ibu post partum perlu diawasi
tekanan darahnya, suhu tubuh dan jumlah pendarahan yang keluar melalui vagina.
5. Mekanisme Persalinan Normal (Sarwono,
2011)
Mekanisme persalinan normal terdiri
dari :
a.
Penurunan
Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya dorong dari kontraksi
uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
b.
Engagement (penguncian),
tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah melalui
PAP.
c.
Fleksi,
fleksi menjadi hal terpenting karena diameter kepala janin terkecil dapat
bergerak masuk panggul sampai ke dasar panggul.
d.
Putaran
paksi dalam, putaran internal dari kepala janin akan membuat diameter
anteroposterior dari kepala janin menyesuaikan diri dengan anteroposterior dari
panggul.
e.
Lahirnya
kepala dengan ekstensi, bagian leher belakang di bawah oksiput akan bergeser
kebawah simphisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion).
Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala yang
menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina membuka lebar.
f.
Restitusi
adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan atau ke kiri, bergantung
kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju posisi oksiput anterior.
g.
Putaran
paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg putaran internal dari bahu. Pada
saat kepala janin mencapai dasar panggul, bahu akan mengalami perputaran dalam
arah yang sama dg kepala janin.
h.
Lahirnya
bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan menggembungkan
perineum dan kemudian dilahirkan dg cara fleksi lateralis. Setelah bahu
dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan dilahirkan.
B. Gemelli
1.
Pengertian
Kehamilan ganda atau kembar ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu
sendiri, dokter dan masyarakat. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi
wanita dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khususbila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin.sejak ditemukanya obat-obatan
dan cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan pelosok dunia, frekuensi
kehamilan kembar condong meningkat bahkan sekarang sudah hamil kembar lebih
dari 6 janin. Kehamilan ganda atau gemelli adalah suatu kehamilan dimana
terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan ganda terjadi
apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang
dibuahi membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama pada stadium
massa sel dalam atau lebih. (joseph, nugroho. 2010).
Kehamilan kembar
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan. Bahaya bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita
dengan kehamilan kembar memerlukan perhatian dan pengawasan khusus bila
diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu janin (Wiknjosastro, 2007). Sedangkan
menurut (Mochtar Rustam 2012) kehamilan ganda atau kembar adalah kehamilan
dengan dua jenis janin atau lebih.
2.
Etiologi
Kehamilan
dizigotik, bangsa, hereditary, umur paritas, obat idomid dan hormon
gonadotropin yang merangsang ovulasi, semakin tinggi umur semakin tinggi
frekuensinya. Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu
Kehamilan monozigotik faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum
blastula terbentuk.(icesmi sukarni, sudarti.2014). 7 keturunan, faktor umur dan
faritas, faktor nutrisi, faktor terapi
infertilitas, faktor assisted
reproductive technology (ART).
Menurut Mellyna
(2007:64) kehamilan gemelli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
a.
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan
paritas sering mempengaruhi kehamilan 2 telur
b.
Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan
hormon gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari
dua
c.
Faktor keturunan
d.
Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa,
hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar
yang berasal dari 2 telur, juga hormongonadotropin yang dipergunakan
untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigotik.
Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor lain dengan mekanisme tertentu
menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff atau terbentuknya 2
ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama dibuktikan dan
ditemukan 21 korporalutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi in
vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh
dapat dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan
kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang
berasal dari satu telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau
sedikit sekali mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya
ialah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat
yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,menghasilkan kehamilan
kembar dengan 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta seperti pada kehamilan kembar
dizigotik.
3.
Patofisiologi
Menurut Manuaba
(2007) kehamilan kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari
satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah
kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua
telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua
sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar
monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa
pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak. Masa
pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari,
9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik
yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua
plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi
rahim hanya punya satu plasenta.Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu
bayi mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya,
perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban
dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan
keempat, rahim hanya punya satu plasenta dansatu selaput ketuban, sehingga kemungkinan
terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya terlalu lama,
sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot
yang pembelahannya lebih dari 13 hari. Dari keempat pembelahan tersebut, tentu
saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan
sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang
mempengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga
mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan
masalah lingkungan.
4.
Jenis kehamilan gemelli
a.
Kehamilan monozigotik
Menurut joseph dan nugraha (2010)
kehamilan monozigotikmerupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum
yangdibuahi dan membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang
sama, kehamilan ini disebut jyfa dengan kehamilan identik atauhamil
kembar homolog atau hamil kembar uniovovuler, karenaberasal dari
satu ovum.
Ciri ciri :
1) Jenis
kelamin sama
2) Rupanya
sama (seperti bayangan)
3) Golongan
darah sama,cap kaki dan tangan sama
4) Sebagai
hamil ganda dalam bentuk:
a) 2 amnion,
2 klorin, 2 plasenta
b) 2 amnion,
2 klorin, 1 plasenta
c) 2 amnion,
1 klorin, 1 plasenta
5) Pada
kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhanseperti kembar siam
6) Insiden
kelainan malformasi tinggi pada kehamilan gandamonozigotik
b.
Kehamilan dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang
berasal dari dua atau lebihovum yang telah dibuahi, sebagian besar
kehamilan ganda adalahdizigotik atau kehamilan kembar atau kehamilan dua telur,
heterolog, biovuler dan praternal
Ciri-ciri :
1) Jenis
kelamin dapat sama atau berbeda
2) Persamaan
seperti adik kakak
3) Golongan
darah tidak sama
4) Cap
tangan dan kaki tidak sama
5) Sebagian
hamil ganda dalam bentuk :
a)
2 amnion, 2 klorin, 2 plasenta
b)
2 amnion, 2 klorin, 1 plasenta
5. Tanda dan Gejala Kehamilan Gemelli
Menurut Dutton,
dkk (2012:156) tanda dan gejala pada kehamilan kembar adalah sebagai berikut:
a.
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga
melewatibatas toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus.
Usiakehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilankembar.
b.
Mual dan muntah berat karena HCG meningkat
c.
Palpasi abdomen mendapatkan 3 atau lebih bagian tubuh
yang besar
d.
Auskultasi lebih dari satu denyut jantung yang terdengar
jelas danberbeda (nonmaternal) lebih dari 10 denyut/menit. Kecurigaanmeningkat
jika keluarga memiliki riwayat kehamilan kembar
e.
Penggunaan stimulator ovulasi
f.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan
kembarbertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan penyakitdefisiensi lain.
g.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar
padakehamilan kembar daripada kehamilan tunggal.
h.
Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih
sering padakehamilan kembar.
i.
Solusio plasenta dapat terjadi kemudian seperti sesak
nafas, seringkencing, edema dan varises pada tungkai bawah dan vulva.
6.
Letak dan Presentasi Janin
Pada kehamilan kembar sering terjadi
kesalahn presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat
berubah stelah janin pertama lahir, misalnya letak lintang berubah jadi letak
sungsang atau letak kepala. (Rukiah,dkk, 2014) Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi yang paling sering dijumpai adalah :
a.
Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala;
(44-47%)
b.
Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
c.
Keduanya presntasi bokong (8-10%)
d.
Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)
e.
Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
f.
Keduanya letak lintang (0,2-0,6%)
g.
Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karna
dapatterjadi kunci mengunci (interlocking).
7.
Diagnosis
Kehamilan kembar (gemelli)
a.
Anamnesa
1)
Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan.
2)
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
3)
Uterus terasa lebih cepat membesar.
4)
Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
5)
Infeksi dan palpasi
a)
Pada pemeriksaan
pertama dan ulang ada kesan uterus lebihbesar dan cepat tumbuhnya dari biasa.
b)
Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak.
c)
Banyak
bagian-bagian kecil teraba
d)
Teraba 3 bagian besar janin.
e)
Teraba 2 balotemen.
f)
AuskultasiTerdengar 2 denyut jantung janin pada dua
tempat yang agakberjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyutper
menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
(1) Rontgen
foto abdomen, kelihatan 2 janin.
(2) Ultrasonografi
: kelihatan 2 janin, dua jantung yangberdenyut telah dapat ditentukan pada
triwulan 1.
(3) Elektrokardiogram
fetal : diperoleh 2 EKG yang berbedadari kedua janin.
(4) Reaksi
kehamilan : karena pada hamil kembar umumnyaplasenta besar atau ada 2 plasenta,
maka HCE akan tinggijadi reaksi kehamilan titrasi bias positif
kadang-kadangsampai 1/200. Hal ini dapat meragukan dengan mmalahidatidosa.(Rukiah,dkk,
2014)
8.
Komplikasi kehamilan gemelli
Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan multipellebih mungkin
terkait dengan banyak komplikasi kehamilan. Komplikasiobstetrik yang sering
didapatkan pada kehamilan kembar meliputipolihidramnion, hipertensi yang
diinduksi oleh kehamilan ketuban pecahdini, presentasi janin abnormal, dan
prolaps tali pusat. Secara umum,komplikasi tersebut dapat dicegah dengan
perawatan antenatal yang baik(Eisenberg, 2004:168)
a.
Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel
cenderung dilahirkan pretermdan kebanyakan memerlukan perawatan pada neonatal
intensive careunit (NICU). Sekitar 50 persen kelahiran kembar terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan akan semakin pendek dengan
bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar 20% bayi dari kehamilan
multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.
b.
Asfiksia saat Kelahiran
Bayi dari kehamilan multipel
memiliki peningkatanfrekuensi untuk mengalami asfiksia saat kelahiran dengan
berbagai sebab. Prolaps tali pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat
terjadi dan menyebabkan asfiksia janin. Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih
tinggi pada bayi kembar dua dan30 kali lebih sering pada bayi kembar tiga
dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada kehamilan kembar memiliki
resiko asfiksia
saat lahir/depresi napas perinatal lebih
tinggi.
c.
Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai
setelah cakrammudigah dan kantung amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila
pemisahan cakram mudigah tidak sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar
dempet. Terdapat beberapa jenis kembar siam, yaitu:
1)
Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian
dada (30-40%).Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya
satu,harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah.
2)
Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian
perut (34%).Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing27masing, tetapi
kembar siam ini biasanya hanya memiliki satu hati,sistem pencernaan, dan
organ-organ lain.
3)
Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian
xiphoid cartilage.
4)
Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di
bagian belakang (19%).
5)
Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di
bagian kepala dengan
tubuh terpisah.
d.
Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan
dan perkembangan salah satuatau kedua janin dapat terhambat. Semakin banyak
jumlah janin yang terbentuk, maka kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.
9. Penatalaksanaan
pada Kehamilan gemelli
Untuk kepentingan
ibu dan janin perlu diadakan pencegahanterhadap pre-eklamsi dan eklamsi, partus
prematus dan anemia.Pemeriksaan antenatal perlu diadakan lebih sering.
Kehamilan 24 minggupemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36
minggu tiapminggu ; sehingga tanda-tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini
danpenanganan dapat dikerjakan dengan segera.Istirahat baring lebih banyak
karena hal itu menyebabkan alirandarah ke plasenta meningkat, sehingga
pertumbuhan janin lebihbaik.Penanganan dalam kehamilan (mochtar 2010) yaitu :
a.
Perawatan prenatal yang baik untuk penanganan kehamilan
kembar dan mencegah kompikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakan pemeriksaan
ulangan harus lebih sering (1x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
b.
Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh
sebaiknyadihindari, karena akan merangsang partus prematurus
c.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat
diperbolehkan, supayaterasa lebih ringan.
d.
Periksa darah lengkap,Hb, dan golongan darah.
10. Penataklasanaan
dalam persalinan
Mengingat
kemungkinan perdarahan postpartum lebih besarmaka persediaan darah harus sudah
terpenuhi. Kala I dilakukan seperti biasa seperti persalinan normal (Sulistyawati,
2011). misalnya memberikan semangat dan dukungan emosional pada ibu bahwa dia mampu
menghadapi persalinannya.
Setelah bayi
pertama lahir segera lakukan pemeriksaan lakukan pemeriksaan dalam untuk
mengetahui letak dan keadaan janin kedua setelah bayi pertama lahir segera
lakukan pemeriksaan lakukan indikasi amniotomi pada persalinan kala II jika
ketuban belum pecah. Bila janin dalam letak memanjang, selaput ketuban di pecahkan
dan air ketuban, anjurkan meneran atau di lakukuan tekanan terkendali pada
fundus uteri, agar bagian-bagian janin masuk kedalam panggul. Janin ke dua turun
dengan cepat sampai ke dasar panggul dan lahir spontan karena jalan lahir telah
dilalui anak pertama. Tenggang waktu antara lahirnya anak pertama dan anak ke dua
adalah antara 5-15 menit.
Jika kelahiran
anak kedua kurang dari 5 menit setelah anak pertama lahir, dengan tindakan yang
cepat ini dapat menimbulkan trauma persalinan pada anak. Tetapi jika kelahiran
anak kedua lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insuvisuensi uteri plasental,
karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum
anak ke dua di lahirkan.
Bila janin ke dua
dalam letak lintang denyut jantung janin tidak teratur terjadi frolaksus
funikuli atau solusio plasenta atau bila persalinan spontan tidak
terjadi dalam waktu 15 menit, maka janin perlu di lahirkan dengan tindakan
obsterik karena resiko akan meningkat dengan meningkatnya waktu.
Seksio cesarea pada kehamilan kembar dilakukan
atas indikasi janin pertama dalam letak lintang, frolaksus funikuli, plasenta
previa, dan lain-lain. Kesulitan lain yang mungkin terjadi ialah interlocking
dalam hal ini janin pertama letak sungsang, dan janin ke dua dalam persentasi
kepala. Setelah bokong lahir, dagu janin pertama tersangkut pada leher dan dagu
janin ke dua.
Bila keadaan ini
tidak dapat di lepaskan, maka seksio cesarea menurut keadaan janin. Segera
setelah anak kedua lahir, kala III di lakukan seperti biasa. Kala IV di awasi
dengancermat dan cukup lama, agar perdarahan postpartum dapat diketahuisecara
dini dan penangannya dilakukan segera (Marisah, dkk. 2011).
BAB III
TINJAUAN
KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA NY. E USIA 22 TAHUN G2PIA0UK 37
MINGGU INPARTU KALA I FASE LATENDENGAN KEHAMILAN GEMELLI DI
RUANG IGD PONEK
Hari/ Tanggal Pengkajian :
Kamis, 20 Juli 2017
Tempat Pengkajian :
Ruang IGD Ponek
Waktu :
18.45 WITA
No. RMK : -
A. Subjektif
Data
1.
Identitas
a.
Pasien
Nama : Ny.E
TanggalLahir/
Umur : 18-05-1995
(22Tahun)
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. PHM Noor Gg berkat Taruna
Banjarmasin
b.
PenanggungJawab
(Suami)
Nama : Tn. H
Umur : 24Tahun
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. PHM Noor Gg berkat Taruna
Banjarmasin
2.
KeluhanUtama
Pasien datang
rujukan dari BPM, ibu mengatakan mulues-mules
sejak tadi malam, tetapi tidak ada keluar lendir darah
3. Riwayat Kesehatan
a.
Pasien
1)
Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit yang
mengganggu kehamilannya, seperti penyakit kencing manis, darah tinggi, batuk darah,
penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan ibu tidak mempunyai alergi terhadap obat tertentu
2)
Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit
yang mengganggu kehamilannya seperti penyakit kencing manis, darah tinggi,
batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual.
b.
Keluarga
Ibu mengatakan di
dalam keluarganya maupun suami tidak ada yang menderita penyakit kencing manis,
darah tinggi, batuk darah, penyakit kuning, jantung, ginjal, asma serta penyakit menular seksual. Dan
ibu juga mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
4. Riwayat Menstruasi
Haid pertama
(menarche) : 13tahun
Siklus haid
: 28 hari
Lama
haid
: 6-7hari
Banyaknya
: 3-4 kali ganti pembalut per hari.
Warna :
Merah tua dan encer
Keputihan
: Tidak ada
Nyeri
haid
: Tidak ada
HPHT
: oktober
TP
: Agustus
5.
Riwayat Obstetri
No
|
Thn
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Penyulit Nifas
|
Ket
|
|||||||
UK
|
Penyulit
|
UK
|
cara
|
Tempat/
Penolong
|
Penyulit
|
BB
|
PB
|
Seks
|
Keadaan lahir
|
||||
1
|
2013
|
Aterm
|
-
|
Aterm
|
Spt-Bk
|
Bidan
|
-
|
3000 gr
|
49 cm
|
♂
|
Hidup
|
-
|
-
|
2
|
Kehamilan sekarang
|
aterm
|
gemelli
|
Aterm
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB Pil kemudian berhenti karena menginginka nkehamilan.
7. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali,
kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami sekarang sudah 5 tahun
8.
Data
Kebutuhan Biologis
a.
Nutrisi
1)
Sebelum sakit
Jenis : Nasi, dan lauk pauk
Frekuensi : 3 kali
Porsi : 1 piring
Masalah : Tidak ada
b.
Eliminasi
1)
BAB
Frekuensi : 2 kali sehari
Konsistensi : Padat
Warna : kuning kecoklatan
Masalah : Tidak ada
2)
BAK
Frekuensi : 5 – 6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khasurin
Masalah : Tidak ada
c.
Personal
Hygiene
Frekuensi mandi : Sesuai kebutuhan
Frekuensi gosok gigi : Sesuai kebutuhan
Frekuensi ganti pakaian : Sesuai kebutuhan
d. Pola seksual
Ibu mengatakan tidak ada masalah saat melakukan hubungan seksual.
e.
Istirahat
Siang : ± 2-3 jam
Malam : ± 6-7 jam
Masalah : tidak ada
9.
Data
Psikososial dan Spiritual
Tanggapan ibu mengenai persiapan persalinan : Cemas
Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
B. Objektif
Data
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos
Mentis
Berat Badan : 67
kg
Tinggi Badan : 154
cm
LILA
: 24 cm
TTV
: TD : 110/80 mmHg
:
N : 80x/ menit
: S : 36,20C
: RR :
21 x/ menit
2.
PemeriksaanFisik
a.
Inspeksi dan palpasi
Kepala : Kulit kepala tampak bersih, rambut tidak rontok,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa dan tidak tampak bekas luka
Muka : Tidak terlihat Cloasma Gravidarum,
muka terlihat pucat, tidak ada odema pada wajah,tidak anemis
Mata : Simetris kanan dan kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Mulut : Tidak terdapat
Caries gigi, warna bibir tidak pucat, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak tampak adanya pembengkakan kelenjar tiroid dan
vena jugularis
Payudara : Simetris kanan dan kiri, terlihat bersih,
puting susu menonjol, terlihat hiperpigmentasi pada areola,
belum ada pengeluaran colostrum, tidak ada nyeri tekan payudara
Abdomen : Terlihat linea nigra, terlihat striae gravidarum,
tidak ada bekas luka operasi. Pembesaran uterus 30 cm atau 3 jari dibawah px.
Ekstermitas Atas : Tidak terlihat oedema, terpasang infus RL pada tangan sebelah kanan dengan
kecepatan 20 tpm.
Ekstremitas Bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises
Genetalia : Vulva/ vagina tidak ada varises maupun oedema, tidak ada luka
atau peradangan pada perineum
b. Palpasi abdomen
Leopold I : TFU 3 jari dibawah px (30cm)
Leopold II : punggung kanan dan punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala dan prensentasi kepala
Leopold IV : kanan belum masuk PAP dan kiri
sudah masuk papᴜ
c. Auskultasi
DJJ I : (+) 146x/m DJJ II : (+) 150x/m
d. Perkusi
Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan panggul luar
Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Dalam
a. Vulva :
tidak ada oedema, tidak ada varises
b. Portio :
tebal lunak
c. Serviks :
pembukaan 2cm
e. Bagian terbawah janin :kepala di hodge I
f. Blood slym : (+) sedikit
g. Perineum :
tidak kaku
h. His :
2x10 menit durasi <20 detik
C. Analisa
Data
Diagnosa Kebidanan : G2P1A0 Uk
37 Minggu inpartu kala I fase laten
Dengan Gemelli janin ganda hidup intra uterin
Masalah : nyeri
saat his dan kesiapan ibu dalam melakukan persalinan
Kebutuhan : dukungan
psikologis pada ibu
KIE dalam menghadapi persalinan
D. Penatalaksanaan
1.
Membangun
hubungan baik antara dan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu dengan
ramah dan hangat.
“antara ibu dan
bidan sudah menjalin hubungan baik”
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80 x/ menitSuhu 36,20C, Respirasi : 21 x/ menit, presentasi kepala bokong, umur
kehamilan 37 minggu, DJJ I : (+) 146x/m dan DJJ II : (+) 150x/m. Pembukaan 2cm,
ketuban utuh.
“ibu mengetahui hasil pemeriksaan”
3. Memberikan KIE pada ibu dan
keluarga
a. Memberitahu ibu tanda-tanda
persalinan
-
Keluar lendir bercapur darah
-
Keluar air pervaginam
-
Ada nya pembukaan
-
Nyeri pinggang sampai menjalar keperut
-
Nyeri tidak berkurang walaupun dibawa istirahat
-
Nyeri yang semakin lama semakin sering
b. Menganjurkan ibu untuk makan dan
minum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu agar ibu mempunyai tenaga pada saat
proses persalinan
c. Mengajarkan ibu teknik relaksasi
ketika ada his dengan cara menarik nafas panjang kemudian hembuskan secara
pelahan melalui mulut.
d.
Memberitahu ibu dan keluarga untuk tetap tenang dan selalu berdoa. Kemudian
mengahdirkan salah satu keluarga untuk menemani ibu dan memberikan dukungan
psikologis pada ibu bahwa ibu bisa mengahadapi proses persalinan.
e.
Memberitahu kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan bayi pada saat
ini. Menjelaskan bahwa sekarang ibu menghadapi persalinan gemelli atau kembar.
Kemungkinan yang dapat terjadi bayi mengalami berat lahir bayi rendah atau BBLR
dan bayi tidak dapat menangis segera pada saat proses persalinan dan yang
kemungkinan terjadi pada ibu yaitu perdarahan.
“ibu dan
keluarga sudah mengerti dengan KIE yang sudah diberikan”
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi
-
Infus RL 20 tpm
“terapi telah
deiberikan”
“ ibu dan keluarga sudah memahami dan mengerti”
5. Melakukan observasi kemajuan
persalinan setiap 30 menit sekali yaitu pada jam 19.15 wita dengan hasil DJJ I
: 146x/m , DJJ II : 151x/m, his 2x10 menit durasi <20 detik.
“observasi sudah dilakukan”
6. Melakukan pendokumentasian dengan
SOAP
“pendokumentasian sudah dilakukan”
7. Pukul 19.30 wita pasien dipindahkan keruang VK
bersalin untuk mendapatkan
tindakan yang lebih lanjut
“pasien sudah dipindahkan”
BAB
IV
PEMBAHASAN
Persalinan adalah proses
dimana janin, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah
37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap.
Kehamilan ganda (gemelli) terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan
dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga
membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih.
(joseph, nugroho. 2010). Kehamilan gemelli ialah suatu kehamilan dengan dua
janin atau lebih yang ada didalam kandungan selama proses kehamilan. Bahaya
bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu
janin (Wiknjosastro, 2007). Sedangkan menurut (Mochtar Rustam 2012) kehamilan
ganda atau kembar adalah kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih.
Pada pasien Ny A
pada tanggal 20 juli datang dengan keluhan mulues-mules sejak tadi malam namun tidak ada keluar darah. Hasil pemeriksaan TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80 x/ menitSuhu 36,20C, Respirasi : 21 x/ menit, presentasi kepala dan kepala,
umur kehamilan 37 minggu, DJJ I : (+) 146x/m dan DJJ II : (+) 150x/m. Pembukaan
2cm, ketuban utuh.
Penatalaksanaan pada kasus gemelli ini
sesuai dengan teori Sulistyawati, 2011 bahwa pentalaksaan pada kala I sama
dengan penatalaksanaan persalinan normal. yaitu
observasi TTV untuk mengetahui keadaan umum ibu, memberikan KIE
pada ibu dan keluarga yaitu meberitahu tanda persalinan, menganjurkan ibu
untuk makan dan minum, memberitahu ibu
teknik relaksasi saat ada nya his, memberikan dukungan psikologis, memberitahu kondisi ibu saat ini yaitu hamil
gemelli (kembar), melakukan kolaborasi dengan dr. SpOG dalam pemberian terapi infus RL20 tpm, melakukan observasi kemajuan persalinan
setiap 30 menit sekali,melakukan pendokumentasian, dan pada
pukul 19.30wita pasien di
antar ke ruang VK bersalin.
Dari tinjauan kasus diatas tidak didapatkan kesenjangan
antara praktik dan teori dalam penataklasanan. Menurut Sulistyawati
2011, kala I dilakukan seperti biasa seperti persalinan normal, misalnya
memberikan semangat dan dukungan emosional pada ibu bahwa dia mampu menghadapi
persalinannya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Data
subjektif yang didapatkan dari Ny. E adalah Pasien datang rujukan dari BPM kehamilan
gemelli, mengatakan mulues-mules sejak tadi malam, tetapi tidak ada keluar
lendir darah
2.
Data
objektif yang didapatkan dari Ny. A yaitukeadaan umum baik, kesadaran : compos
mentis, TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80 x/ menit Suhu 36,20C, Respirasi : 21 x/ menit, presentasi kepala bokong, umur
kehamilan 37 minggu, DJJ I : (+) 146x/m dan DJJ II : (+) 150x/m. Pembukaan 2cm,
ketuban utuh.
3.
Analisa
yang didapatkan adalah Ny. E Usia 22 Tahun G2P1A0 Uk 37 Minggu Dengan Kehamilan Gemelli
4.
Penatalaksanaan asuhan kebidanan
yang diberikan pada Ny. E yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter untuk tindakan selanjutnya di
ruang vk bersalin.
B.
Saran
1.
Bagi Pusat Pelayanan Kesehatan
Memberikan pelayanan
yang lebih baik lagi pada ibu bersalin dengan gemelli di Ruang IGD Ponek
2.
Bagi Klien atau Keluarga
Mengetahui tanda dan gejala sehingga dapat melakukan penanganan atau pemeriksaan dini secara cepat dan tepat terhadap ibu bersalin dengan gemelli di Ruang IGD Ponek
3.
Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini menjadi tambahan referensi dan peningkatan pengetahuan bagi petugas kesehatan dalam memberikan asuhan pada ibu bersalin dengan gemelli di IGD Ponek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar