BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses dari
kehidupan seorang wanita, proses ini akan menyebabkan terjadinya perubahan
fisik, mental, dan social yang dipengaruhi beberapa faktor fisik, psikologis,
lingkungan, sosial budaya serta ekonomi. Pada masa kehamilan terdapat berbagai
komplikasi atau masalah-masalah yang terjadi, seperti halnya mual dan muntah
yang sering dialami pada ibu hamil yang merupakan salah satu gejala paling awal
kehamilannya (Tiran ,2010).
Mual dan muntah yang terjadi pada
wanita hamil trimester 1 dan trimester 2 dalam waktu lama yang dapat
berlangsung sampai 4 bulan yang dapat menggangu keadaan umum ibu hamil
sehari-hari disebut hyperemesis gravidarum (Proverawati, 2009).
Menurut Neil-Rose 2007 mual dan muntah
yang berlebihan atau hyperemis gravidarum dapat dipengaruhi oleh faktor
hormonal, faktor psikologis, faktor paritas, faktor nutrisi dan factor
alergi. Dari semua faktor itulah yang dapat memicu terjadinya
hiperemesis gravidarum pada ibu hamil (Proverawati,2009). Hyperemesis
Gravidarum merupakan suatu keadaan yang dikarakteristikan dengan rasa mual
dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguan keseimbangan
elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat
cekung. Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan
penanganan dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam
lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan
semakin memperparah hyperemesis gravidarum (Maulana, 2009).
Menurut Helper tahun 2008 bahwa
Sebagian besar ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak
1-2% dari semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim . Dari hasil
penelitian dalam jurnal Aril tahun 2012 Hiperemesis gravidarum terjadi di
seluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam mulai dari 1-3% dari seluruh
kehamilan di indonesia, 0,3% dari seluruh kehamilan di Swedia, 0,5% di
California, 0,8% di Canada, 10,8% di China, 0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan dan
1,9% di Turki. di Amerika Serikat, prevalensi hiperemesis gravidarum adalah
0,5,-2%. Berdasarkan hasil penelitian Depkes RI ditahun 2009 menjelaskan bahwa
lebih dari 80% perempuan hamil mengalami rasa mual dan muntah, Hal ini bisa
menyebabkan perempuan menghindari makanan tertentu dan biasanya membawa resiko
baginya dan janin. (Vicki, 2012)
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis tertarik untuk melakukan pengkajian tentang asuhan kebidanan ibu hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum.
B. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Mengetahui
secara umum mengenai hiperemesis gravidarum serta asuhan kebidanan yang sesuai
untuk menangani ibu dengan hiperemesis gravidarum.
2. Tujuan
Khusus
a.
Melakukan
pengkajian data subjektif ibu yang mengalami hiperemesis gravidarun di ruang IGD
b.
Melakukan
pengkajian data objektif ibu yang mengalami hiperemesis gravidarun di ruang IGD
c.
Melakukan
analisa data ibu yang mengalami hiperemesis gravidarun di ruang IGD
d.
Melakukan
penatalaksanaan ibu yang mengalami hiperemesis gravidarun di ruang IGD
C. Manfaat
1. Bagi
Instansi Pendidikan
Menambah informasi dan referensi untuk
penulis selanjutnya khususnya mengenai hiperemesis gravidarum
2. Bagi
Rumah Sakit
Memberi informasi kepada praktisi
medis tentang karakteristik pasien dengan hiperemesis gravidarum sehingga dapat
memberikan penanganan secara tepat.
3. Bagi
Mahasiswa
Menjadi sarana untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan yang telah diterima selama pembelajaran di perkuliahan dan
pengalaman praktik.
4. Bagi
Pasien
Memberi pengetahuan kepada pasien yang
mengalami hiperemesis gravidarum tentang karakteristik penyakitnya sehingga
diharapkan pasien dapat mengetahui dan melakukan penanganan secara dini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan
dalam rahim wanita sampai bayinya dilahirkan, Kehamilan terjadi ketika seorang
wanita melakukan hubungan seksual pada masa ovulasi. Telur yang telah dibuahi
sperma kemudian akan menempel pada dinding rahim, lalu tumbuh dan berkembang
selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim pada kehamilan normal
(Suririnah, 2008). Kehamilan adalah hasil dari “kencan” sperma dan sel telur.
Dalam prosesnya perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul
penuh perjuangan (Maulana, 2009).
B. Pengertian
Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual
dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi memburuk, karena terjadi dehidrasi
(Esti, 2009).
Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai usia kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam
urine, bukan karena penyakit (Tiran, 2010).
Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau
penyakit yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya gestosis
pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada masa kehamilan, dan
salah satu gestosis dalam kehamilan adalah hiperemesis gravidarum
(Rukiyah, 2010).
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon
estrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) juga berperan dalam
menimbulkan mual dan muntah (Sarwono, 2008).
C. Etiologi
Penyebab
Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti menurut (Esti, 2009), ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu :
1.
Faktor predisposisi antara lain :
Sering
terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes, kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG dan wanita yang sebelum hamil sudah menderita gangguan lambung
spesifik.
2.
Faktor organik karena masuknya villi
khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik.
3.
Faktor psikologik keretakan rumah
tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan pesalinan.
D. Gejala
dan Tingkat Pada Hiperemesis Gravidarum
Menurut berat ringannya gejala hiperemesis
gravidarum dibagi dalam 3 tingkat, yaitu :
1. Tingkat I : Ringan
a.
Mual muntah
b.
Nafsu makan berkurang
c.
Berat badan turun
d.
Rasa nyeri di epigastrium
e.
Turgor kulit kurang
f.
Lidah kering
2.
Tingkat II : Sedang
a.
Mual dan muntah
b.
Lemah
c.
Apatis
d.
Turgor kulit mulai jelek
e.
Nadi kecil dan cepat
f.
Suhu badan naik (dehidrasi)
g.
Ikterus ringan
h.
Mata cekung
i.
Tensi turun
j.
Hemokonsentrasi
k.
Oliguri dan konstipasi
3.
Tingakat III : Berat
a.
Keadaan umum jelek
b.
Kesadaran sangat menurun
c.
Samnolen sampai koma
d.
Nadi kecil, halus dan cepat
e.
Dehidrasi hebat
f.
Suhu badan naik
g.
Tensi turun sekali
h.
Ikterus (Esti, 2009).
E. Diagnosis
Umumnya tidak sukar untuk menegakkan diagnosa hiperemesis
gravidarum. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dengan mual dan muntah
yang terus-menerus, sehingga berpengaruh terhadap keadaan umum dan menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin sehingga
pengobatan perlu segera diberikan. Namun harus pikirkan kemungkinan kehamilan
muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor
serebri yang bisa memberikan gejala muntah (Rukiyah, 2010).
F. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati mual dan muntah agar
tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara yaitu :
1.
Terapi nutrisi makan sedikit tapi
sering agar perut tidak terlalu penuh dengan hanya sekali makan tapi banyak,
seperti roti beras, roti gandum.
2.
Hindari makanan yang dapat membuat
anda merasa sakit, seperti makanan gorengan, berlemak atau berbumbu.
3.
Hindari minum teh atau kopi
berlebihan.
4.
Hindari memakai pakaian ketat.
5.
Konsultasi ke dokter kandungan jika
muntah berlanjut.
6.
Aromaterapi minyak esensial
seperti minyak sitrus (jeruk, jeruk mandarin, limau) aman dan lembut digunakan
pada saat ini (Tiran, 2010).
G. Penatalaksanaan
Pengobatan yang baik pada mual dan muntah sehingga dapat
mencegah hiperemesis gravidarum. Dalam keadaan muntah berlebihan dan
dehidrasi ringan, penderita emesis gravidarum sebaiknya dirawat sehingga
dapat mencegah hiperemesis gravidarum.
1.
Melakukan isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah
dan peredaran udara yang baik tidak diberikan makan/minum selama 24-28 jam.
kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
2.
Therapy psikologik
Perlu diyakini
pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh
karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan
konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3.
Pemberian cairan parenteral
Berikan
cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Ringer
lactat 5% dengan cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila
perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks. Bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
4.
Obat-obat yang diberikan
Sedativa yang
sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan vitamin B1 dan
B6 tablet keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin
hidrokhloride atau khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
mediamen, avomin (Maidun, 2009).
5.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian
kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk delirium, kebutaan
tachikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik, dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel ada organ vital
(Windy, 2009).
BAB
III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY. M UMUR 30 TAHUN GIIPIA0 DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG IGD PONEK
Hari / Tanggal
pengkajian : Senin, 17 Juli 2017
Tempat
pengkajian : Ruang IGD Ponek
Jam : 21.45 WITA
A. Data
Subjektif
1.
Identitas
a. Pasien
Nama : Ny.M
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Handil Bakti
b.
Penanggung
Jawab (Suami)
Nama : Tn. H
Umur : 31 Tahun
Agama : Islam
Suku/
Bangsa : Banjar/ Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Handil Bakti
2.
Keluhan Utama
Ibu
mengatakan merasa pusing, mual, dan muntah sudah > 10x hari ini, tidak ada
nafsu makan, karena jika makan terasa mual, dan muntah, dan ibu mengatakan
nyeri pada ulu hatinya.
3.
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali,
Kawin pertama kali umur 19 tahun, dengan suami sekarang sudah ± 10 tahun.
4.
Riwayat haid
a.
Menarche umur : 13 tahun
b. Siklus : 28 hari
d. Lamanya : 6-7 hari
e. Banyaknya : 2 - 3 kali ganti pembalut
f. Dismenorhoe : tidak ada
g. HPHT : 18-05-2017
h. HPL : 25-02-2018
5.
Riwayat Obstetri
No
|
Tahun
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Bayi
|
Penyulit Nifas
|
||||||
UK
|
Penyulit
|
Cara
|
Tempat/
Penolong
|
Penyulit
|
BB
|
PB
|
JK
|
Keadaan lahir
|
|||
1
|
2007
|
38 mgg
|
Tidak
ada
|
Spontan
|
Rumah
/ Bidan
|
Tidak
ada
|
2800
gr
|
49 cm
|
♀
|
Normal
hidup
|
Tidak
ada
|
2
|
2017
|
hamil
|
ini
|
6.
Riwayat
Keluarga Berencana
Jenis :
Pil
Lama :
± 6 bulan
Masalah : tidak ada
7.
Riwayat
Kesehatan
a.
Riwayat
kesehatan ibu
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti asma, DM, jantung,
hipertensi, penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan penyakit kronis lainnya.
b.
Riwayat
kesehatan keluarga
Ibu
mengatakan dalam keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti asma, DM,
jantung, hipertensi, penyakit menular
seperti TBC, hepatitis dan penyakit kronis lainnya.
8.
Keadaan
Kehamilan Sekarang
a.
Selama
hamil ibu periksa di : Klinik
b.
Mulai
periksa sejak usia kehamilan : 4 minggu
c.
Frekuensi
periksa kehamilan
- Trimester I : 2x
d.
TT
I : belum diberikan
e.
Obat yang diminum selama hamil : B6, Multivitamin
f.
Minum jamu : tidak
pernah
9.
Pola
Kebutuhan Sehari-hari
a.
Nutrisi
Makan
-
Jenis
yang dikonsumsi : nasi, sayur, lauk
-
Frekuensi :
sedikit-sedikit tapi sering
-
Porsi
makan : ½ piring
-
Pantangan : tidak ada
Minum
-
Jenis
yang diminum : air putih dan susu
-
Frekuensi : sesuai kebutuhan
-
Porsi
minum : sesuai kebutuhan
-
Pantangan : tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
-
Frekuensi : 1x/ hari
-
Konsistensi : lembek
-
Warna : kuning
-
Keluhan :
tidak ada
BAK
- Frekuensi : 3-4x/ hari
- Warna : kekuningan
- Bau : khas
- Keluhan : tidak ada
c.
Personal
Hygiene
-
Frekuensi
mandi : 2x / hari
-
Frekuensi
gosok gigi : 3x /
hari
-
Frekuensi
ganti pakaian/jenis : sesuai
kebutuhan
d.
Aktifitas
Ibu mengatakan selama hamil ini tidak
bisa beraktifitas seperti biasanya, karena merasa pusing, mual, dan muntah.
e. Tidur dan Istirahat
- Siang hari : 1 jam
- Malam hari : 6-7 jam
- Masalah : tidur terganggu karena merasa
pusing, mual dan muntah
pusing, mual dan muntah
f. Pola Seksual
Ibu mengatakan tidak ada masalah selama
berhubungan dengan suami
10.
Data
Psikososial dan Spiritual
a.
Tanggapan
ibu terhadap keadaan dirinya
Ibu mengatakan
masih belum nyaman dengan keadaan dirinya, karena merasa mual dan muntah.
b.
Tanggapan
ibu terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan
bahagia terhadap kehamilan yang sekarang
c. Ketaatan ibu beribadah
Ibu mengatakan belum bisa beribadah,
karena kondisi ibu sekarang.
d.
Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama :
suami
e.
Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : baik
f. Penentu pengambil keputusan dalam keluarga : suami
g.
Jumlah penghasilan keluarga : -
h. Yang
menanggung biaya ANC dan persalinan :
suami
B. Data Objektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum :
Lemah
b.
Kesadaran :
compos mentis
c.
Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg
Sekarang : 51 kg
d.
Tinggi badan : 156 cm
e.
LILA : 25 cm
f.
Tanda Vital :
TD : 100/90 mmHg Respirasi : 22 x/menit
Nadi :
97 x/menit Suhu :
37,2o C
2.
Pemeriksaan khusus
a.
Inspeksi dan Palpasi
Kepala
|
:
|
Rambut
tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak teraba adanya benjolan
|
Muka
|
:
|
Tampak pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak
teraba adanya oedem
|
Mata
|
:
|
Simetris, tampak cekung, sklera tidak ikterik,
conjungtiva tidak pucat
|
Telinga
|
:
|
Simetris, tidak ada pengeluaran cairan serumen dan tidak ada massa
|
Hidung
|
:
|
Simetris, tidak ada pergerakan cuping hidung
|
Mulut
|
:
|
Bibir tampak pucat, tidak ada karies digigi
|
Leher
|
:
|
Tidak ada pembengkakkan kelenjar thyroid dan pembesaran
vena jugularis
|
Dada/mamae
|
:
|
Simetris, tidak teraba adanya benjolan, puting susu
menonjol
|
Perut
|
:
|
Tidak teraba ada bekas luka operasi, tidak terlihat
adanya linea nigra dan striae gravidarum
|
Ekstrimitas
|
:
|
Tidak teraba oedem dan tidak ada varises
|
b.
Palpasi
Abdomen
Leopold I : Belum teraba
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold II I : Tidak dilakukan
TFU :
Tidak dilakukan
TBJ :
Tidak dilakukan
c. Auskultasi : Tidak dilakukan
d.
Perkusi : Tidak dilakukan
e. Pemeriksaan Panggul luar : Tidak dilakukan
3.
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
C. Analisa
Data
Diagnosa Kebidanan :
G2P1A0 hamil 8 minggu dengan hiperemesis
gravidarum
gravidarum
Masalah :
Mual dan muntah yang berlebihan
Kebutuhan :
KIE tentang hiperemesis gravidarum dan
konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
konsultasi dengan dokter spesialis kandungan.
D. Penatalaksanaan
1.
Memberitahu
ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan TD = 100/90 mmhg, N = 97 x/ menit,
pernafasan= 22 x/menit, suhu= 37,20 C, ibu telah memasuki usia
kehamilan 8 minggu.
“ibu
dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan”
2.
Melakukan
kolaborasi konsul via telepon dengan dr.SpOG, advis dokter pasien
dilakukan pemasangan infus RL diguyur sebanyak 2 kolf, maintenance infus D5% 30
tpm, pemberian injeksi ondensentron 4 mg, dan injeksi omeprazole 40 mg.
“kolaborasi
dan advis dokter telah dilakukan”
3.
Memberitahu
ibu bahwa ibu mengalami hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebihan
saat kehamilan, yang dapat mengganggu ibu saat melakukan aktifitas dan bisa
menyebabkan ibu kekurangan cairan jika tidak segera diberikan penanganan.
“ibu
sudah mengetahui kondisinya saat ini”.
4.
Menganjurkan
ibu untuk tetap makan minum secara perlahan, dan dengan porsi yang sedikit agar
ibu tetap mendapatkan asupan makanan dan minuman.
“ibu
bersedia melakukan anjuran yang diberikan”
5.
Menganjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
“ibu
bersedia melakukan anjuran yang diberikan”
6.
Melakukan
pendokumentasian dengan soap note
“pendokumentasian
soap note telah dilakukan “
7.
Memindahkan
pasien ke ruang nifas
“pasien telah
dipindahkan keruang nifas jam 01.15 wita”
BAB
IV
PEMBAHASAN
Pengkajian data dilakukan pada hari senin, 17 Juli 2017
di ruang IGD, pada jam 21.45 Wita, Ny M berusia 30 tahun. Pengkajian dilakukan
dimulai dari data subjektif, objektif, analisa data dan penatalaksanaan.
Dari hasil anamnesa ibu mengatakan hamil 8 minggu, ibu merasa
pusing, mual, dan muntah sudah > 10x hari ini, tidak ada nafsu makan, karena
jika makan terasa mual, dan muntah, dan ibu mengatakan nyeri pada ulu hatinya,
dari data subjektif ibu dapat dinyatakan sedang mengalami hiperemesis
gravidarum, hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi memburuk, karena terjadi dehidrasi ( Esti, 2009). Usia kehamilan ibu
sekarang yaitu 8 minggu hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Tiran (2010), yaitu hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai
usia kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala hal yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan
karena penyakit.
Dari tinjauan kasus yang dilakukan ibu didiagnosa
mengalami hiperemsis gravidarum, karena ibu memiliki gejala seperti mual dan
muntah, pusing, tidak ada nafsu makan, dan nyeri pada ulu hati, hal ini sejalan
dengan teori yang dikemukakan oleh Esti (2009) yang menyebutkan berat ringannya
hiperemesis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkat, yaitu tingkat 1 (kategori
ringan), tingkat 2 (kategori sedang), dan tingkat 3 (kategori berat), masing
masing kategori tersebut memiliki beberapa gejala, dari tanda dan gejalanya ibu
mengalami hiperemesis gravidarum tingkat II (sedang) yang memiliki tanda
seperti mual dan muntah, kondisi ibu lemah, ibu apatis kurang merespon saat
dilakukan komunikasi, tensi turun, dan mata ibu cekung, dengan kondisi ibu
tersebut, ibu di stabilkan terlebih dahulu di ruang IGD, petugas mengkonsultasikan
pasien dengan dokter SpOG, advis dokter pasien dilakukan
pemasangan infus RL diguyur sebanyak 2 kolf, maintenance infus D5% 30 tpm,
pemberian injeksi ondensentron 4 mg, dan injeksi omeprazole 40 mg. Setelah
dilakukan pemantauan dan kondisi ibu membaik, ibu dianjurkan untuk dilakukan
rawat inap, dan ibu harus masuk rumah sakit untuk pengobatan lebih lanjut
sampai keadaan ibu benar-benar pulih. Dari penatalaksanaan yang dilakukan di
rumah sakit advis dokter sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Windi (2009)
yaitu pasien yang mengalami hiperemesis gravidarum diberikan cairan parenteral
yang cukup elektroit, karbohidrat, dan protein dengan Ringer Lactat 5%, dan
pemberian obat antiemetik.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa dilihat dari data subjektif ibu mengatakan merasa
pusing, mual, dan muntah sudah >10x, tidak ada nafsu makan, dan nyeri pada
ulu hati. Dan dari data objektif yaitu keadaan umum ibu lemah, kesadaran
composmentis, TD : 100/90 mmHg, N : 97x/menit, R : 22x/menit, dan T : 37,2ºC,
muka ibu tampak pucat, mata tampak cekung, dan bibir juga tampak pucat. Dari
data subjektif dan objektif analisa yang didapatkan yaitu Ny.M umur 30 tahun
G2P1A0 hamil 8 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum. Penatalaksanaan yang
diberikan di rumah sakit sesuai dengan advis dokter yaitu pasien dilakukan pemasangan infus RL
diguyur sebanyak 2 kolf, maintenance infus D5% 30 tpm, pemberian injeksi
ondensentron 4 mg, dan injeksi omeprazole 40 mg, dan pasien dianjurkan untuk
dilakukan rawat inap, masuk ke rumah sakit, untuk pengobatan lebih lanjut.
B. Saran
1. Bagi
Instansi Pendidikan
Laporan kasus ini diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mahasiswa mengenai hiperemesis gravidarum.
2. Bagi
Rumah Sakit
Laporan kasus ini dapat menjadi
masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien yang
mengalami hiperemesis gravidarum
3. Bagi
Mahasiswa
Sebagai bahan pembelajaran, dan pengetahuan
untuk mengkaji, menganalisa dan memberikan penatalaksanaan pasien yang
mengalami hiperemesis gravidarum.
4. Bagi
Pasien
Bagi pasien diharapkan dapat melakukan pencegahan agar
tidak memperburuk keadaan, dan segera melakukan pemeriksaan atau mengunjungi
fasilitas kesehatan jika sudah mengalami tanda dan gejala hiperemesis
gravidarum
DAFTAR PUSTAKA
Chapman,
Vicky. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan
Dan Kelahiran. Jakarta : EGC
Iskandar,
Joko. 2008. KTI dan Skripsi.com diakses pada : 12 juli 2017
Maulana,
Mirza. 2009. Reproduksi Kehamilan dan Merawat Anak. Jogyakarta : Tunas
Pubishing.
Nugraheny,
Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologis. Jogyakarta : Pustaka Rihama.
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Proverawati
dan Asfuah.2009. Buku Ajar Untuk Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika
Rukiyah, A. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis.
Jakarta : Trans Info Media.
Suririnah, dr. 2008. Buku Pintar Kehamilan &
Persalinan. Jakarta : GM.
Tiran,
Denise. 2010. Mengatasi Mual dan Gangguan Selama Kehamilan. Jakarta :
Diglossia.
Umboh,
2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperemesis gravidarum
[SKRIPSI] . Manado : Poltekkes Kemenkes Manado.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar