A.
Pengertian
Kebidanan di Komunitas
Bidan komunitas (community
midwifery) adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat wilayah
tertentu.
Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa
serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu
dan anak yang berada dalam masyarakat di wilayah tertentu (Dyah, 2012).
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional
yang ditunjukkan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko
tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (spradly, 1985 ; Logan dan
dakwin, 1987 dalam Dyah, 2012).
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada
empat konsep utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat, atau
lingkungan, kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigm
kebidanan dan paradigm sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf kesejahteraan
hidup masyarakat (Meilani, Niken, dkk, 2009).
B.
Ruang
Lingkup dan Jaringan Kerja Pelayanan Bidan di Komunitas
Ruang
lingkup pelayanan kebidanan di komunitas, meliputi upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), diagnosis dini dan pertolongan
tepat guna, meminimalkan kecacatan, pemulihan kesehatan (rehabilitatif), serta
kemitraan.
1. Promotif
Menurut
WHO, promosi kesehatan adalah suatu proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan, baik dilakukan secara individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Upaya promotif dilakukan antara lain
dengan memberikan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan lingkungan, pemberian makanan
tambahan, dan pendidikan seks.
Contoh
promotif kebidanan komunitas :Penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar, pemberian
informasi atau nasehat yang ditujukan kepada individu,
kelompok atau masyarakat tentang bagaimana hidup sehat.
Tujuan penyuluhan kesehatan adalah
tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina,
memelihara perilaku dan
lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal.
Metode dalam penyuluhan yakni ceramah
dan dialog, sedangkan alat bantu penyuluhan yakni kartu (“Flash Cart”)
dan FLIPCHART
a. Melakukan
penyuluhan untuk memberikan informasi pada ibu tentang pemenuhan dan
peningkatan gizi bayi dan balita pada usianya.
b. Memberikan
informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki bayi, informasi tersebut
meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis imunisasi dan akiba jika tidak
dilakukan imunisasi pada bayi
c. Melakukan
penyuluhan untuk memberikan informasi tentang pemantauan tumbuh kembang balita
pada ibu-ibu yang memiliki balita.
d. Pemeriksaan
kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui keadaan organ
reproduksinya.
e. Penyuluhan
tentang kesehatan ibu hamil.
f. Penyuluhan
tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan ibu mengalami peningkatan
kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi tersebut.
g. Pemberian
informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu hamil agar ibu hamil
segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu tanda tersebut.
h. Informasi
tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan untuk masa laktasi
nantinya
i.
Informasi tentang persalinan dan
kebutuhan selama persalinan
j.
Informasi tentang kebutuhan nifas
seperti kebutuhan gizi, kebutuhan hygiene, perawatan bai, dan lain-lain
k. Informasi
tentang diet yang tepat pada masa lansia
l.
Informasi tentang menopause
pada lansia
m. Informasi
tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada masa lansia
2. Preventif
Ruang lingkup preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan-gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.Upaya preventif dapat dilakukan di antara dengan melakukan imunisasi
pada bayi, balita, dan ibu hamil.Pemeriksaan kesehatan berkala melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah pada ibu nifas dan neonatus.
Pemberian tablet vitamin A dan garam beryodium ibu nifas dan balita. Pemberian
tablet tambah darah dan senam ibu hamil.
Contoh-contoh upaya kesehatan preventif dalam bidang
kebidanan, antara lain :
a. Imunisasi
terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan
kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, lansia, dll) melalui posyandu,
puskesmas, maupun kunjungan rumah
c. Posyandu
untuk penimbangan dan pemantauan kesehatan balita
d. Pemberian
Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah
e. Pemeriksaan
dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
f. Pemberian
tablet Fe pada ibu hamil dan remaja agar terhindar dari anemia
g. Mobilisasi
tubuh pada ibu hamil untuk mengatasi kekakuan dan melancarkan sirkulasi ibu
h. Pencegahan
terjadinya komplikasi pada saat persalinan
i.
Pencegahan komplikasi pada saat
nifas
j.
Pemeriksaan secara rutin dan berkala
pada lansia
3. Diagnosis
Dini dan Pertolongan Tepat Guna
Diagnosis
dini dan pertolongan tepat guna merupakan upaya untuk membantu menekan angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Diagnosis dini pada ibu dilakukan
sejak ibu hamil yaitu dengan cara melakukan deteksi dini (misalnya penapisan
dini ibu hamil dengan menggunakan kartu Skor Puji Rochyati) agar tidak terjadi
keterlamabatan dikarenakan terjadi rujukan estafet. Ibu bersalin, ibu nifas
sehingga ibu akan mendapatkan pertolongan secara tepat guna.
Untuk
diagnosis dini pada anak dapat dilakukan dengan cara pemantauan pertumbuhan dan
perkembangannya baik oleh keluarga, kelompok, maupun masyarakat.
4. Meminimalkan
Kecacatan
Upaya
meminimalkan kecacatan dilakukan dengan tujuan untuk merawat dan memberikan
pengobatan individu, keluarga, atau kelompok orang yang menderita penyakit.
Upaya yang bisa dilakukan diantaranya
dengan perawatan payudara ibu nifas dengan bendungan air susu, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin, ibu nifas, dan perawatan
tali pusat bayi baru lahir.
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi
merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita yang di rawat di rumah,
maupun terhadap kelompok tertentu yang menderita penyakit.Misalnya upaya
pemulihan bagi pecandu narkoba, penderita TBC dengan latihan nafas dan batuk
efektif.
Contoh-contoh
upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan dalam pelayanan kebidanan antara lain
adalah :
a. Pemuliahan
keadaan pasca sakit pada bayi dan balita
b. Latihan
fisik yang tepat, teratur dan rutin pada remaja pasca sakit sebagai usaha
pemeliharaan kesehatan
c. Istirahat
yang cukup dan pengaturan diet yang tepat pada ibu hamil pasca sakit
d. Mobilisasi
dini pada ibu pasca bersalin sebagai pemulihan dengan cara ibu dapat mengubah
posisi dan berjalan-jalan sekurang-kurangnya 6 jam setelah
melahirkan
e. Latihan
fisik pada ibu pasca bersalin, seperti melakukan senam nifas atau senam kegel
untuk membantu pemulihan alat kandungan ibu setelah melahirkan
f. Pemenuhan
gizi pada ibu nifas
6. Kemitraan
Dalam
memberikan asuhan kebidanan di komunitas, bidan harus mempunyai pandangan bahwa
masyarakat adalah mitra dengan fokus utama anggota masyarakat.Anggota
masyarakat sebagai intinya dipengaruhi oleh subsistem komunitas yaitu
lingkungan, pendidikan, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintah,
pelayanan kesehatan dan sosial, komunikasi, ekonomi, serta rekreasi. Salah satu
cara untuk memahami dan mempelajari subsistem-subsistem tersebut adalah dengan
membimbing, menggerakkan, dan memberdayakan masyarakat melalui kemitraan.
Kemitraan
bidan di komunitas dapat dilakukan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat,
organisasi sosial, kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan
individu ke lingkungan keluarga dan masyarakat.Terutama pada kondisi dimana
stigma masyarakat perlu dikurangi (misalnya penderita TBC, pecandu narkoba,
korban perkosaan dan prostitusi).
7. Lingkungan
Lingkungan produktif yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan
pemukiman yang sehat serta terwujudnya masyarakat yang saling tolong menolong.
C.
Sasaran
Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Individu,
diutamakan individu yang ditemukan di klinik, rumah dan tempat lain dengan
masalah kesehatan.
2. Keluarga,
diutamakan keluarga dengan resiko tinggi masalah kesehatan tertentu.
3. Kelompok
penduduk, diutamakan kelompok penduduk daerah kumuh, daerah terisolasi, dan
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil,
panti, dsb.
4. Masyarakat,
yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan masyarakat secara
keseluruhan.
D.
Peran
Bidan di Komunitas
1. Peran
sebagai pelaksana
Sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3
katagori tugas yaitu :
a. Tugas
mandiri
1) Menetapkan
menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
2) Memberikan
pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita pranikah dan melibatkan klien.
3) Memberikan
asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
4) Memberikan
asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/
keluarga.
5) Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
6) Memberikan
asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/ keluarga.
7) Memberikan
asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga
berencana.
8) Memberikan
asuhan kebidanan pada wanita gangguan system reproduksi dan wanita dalam masa
klimakterium dan menopause.
9) Memberi
asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga.
b. Tugas
Kolaborasi/ Rujukan
1) Menerapkan
nmenejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi
dengan melibatkan klien dan keluarga.
2) Memberikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama kegawatan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
3) Memberikan
asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan
keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan dengan klien dan keluarga.
5) Memberikan
asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi
serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
keluarga.
c. Tugas
Ketergantungan/ Merujuk
1) Menerapkan
menejemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi
keterlibatan klien dan keluarga.
2) Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada hamil dengan resiko tinggi
dan kegawat daruratan.
3) Memberikan
asuhan kebidanan melalui konsultasidan rujukan pada masa persalinan dengan
penyulit tentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
4) Member
asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas
dengan penyulit tertentu dengan kegawat darutan dengan melibatkan klien dan
keluarga.
5) Memberikan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawat
darutan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.
6) Memberikan
asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawat yang
memerlukan konsultasi dan rujukan yang melibatkan klien dan keluarga.
2. Peran
sebagai Pengelola
a. Mengembangkan
pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat diwilayah kerja dengan melibatkan
masyarakat/klien.
1) Bersama
tim kesehatan dan pembuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang
berhubungan debgan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan
program pelayanan kesehatan diwilayah kerjanya.
2) Menyusun
rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan masyarakat.
3) Mengelola
kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan
anak serta KB sesuai dengan rencana.
4) Mengkoordinir
mengawasi dan membimbing kader, dukun atau petugas kesehatan lain dalam
melaksanakan program/kegiatan pelayanan k untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak serta KB.
5) Mengembangkan
strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan
anak serta KB termasuk pemanpaatan sumber-sumber yang ada pada program sector
terkait.
6) Menggerakkan,
mengembangkan kemampuan masyarakan dan memelihara kesehatan dengan memanfaatkan
potensi-potensi yang ada.
7) Mempertahankan,
meningkatkan mutu dan keamanan praktek profesional melalui pendidikan,
pelatihan, magang dan kegiatan-kegiatan dalam kelompok profesi.
8) Mendokumentasikan
seluruh kegitan yang telah dilaksanakan.
b. Berpartisipasi
dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sector lain diwilayah kerja
melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan
lainnya yang ada di bawah bimbingan
dalam wilayah kerjanya.
1) Bekerjasama
dengan puskesmas, intitusi lain sebagai tim dalam memberikan asuhan kepada
klien dalam bentuk konsultasi rujuk dan tidak lanjut.
2) Membina
hubungan baik dengan dukun kader kesehatan/PLKB dan masyarakat.
3) Melaksanakan
pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan lain.
4) Memberikan
asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.
5) Membina
kegiatan-kegitan yang ada dimasyarakat, yang berkaitan dengan kesehatan.
3. Peran
sebagai Pendidik
a. Memberikan
pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu dan keluarga kelompok
masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehtan khususnya yang berhubungan
dengan pihak terkaid dengan kesehatan ibu, anak dan KB.
1) Bersama
klien mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat
khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan KB.
2) Bersama
klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan yang telah terkaji, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
3) Menyiapkan
alat dan bahan pendidkan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
4) Melaksanakan
program/perencanaan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai
dengan rencana jangaka pendek dan jangka panjang melibatkan nunsur-unsur terkait yaitu
masyarakat.
5) Bersama
klien mengevaluasi hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat dan
menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan
datang.
6) Mendokumentasikan
semua kegiatan dan hasil pendidikan/penyuluhan kesehatan masyarakat secara
lengkap dan sistematis.
b. Melatih
dan membimbing kader termasuk siswa bidan dan keperawatan serta membina dukun
diwilayah atau tempat kerjanya.
1) Mengkaji
kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa.
2) Menyusun
rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian.
3) Menyiapkan
alat, AVA dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latihan sesuai
dengan rencana yang disusun.
4) Melaksanakan
latihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan
melibatkan unsure-unsur terkait.
5) Membimbing
siswa bidan dan siswa keperawatan dalam lingkup kerjanya.
6) Nilai
hasil latihan dan bimbingan yang telah di berikan.
7) Menggunakan
hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan.
8) Mendokumentasikan
semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan secara
sistemmatis dan lengkap.
4. Peran
sebagai Peneliti/ Investigator
a. Melakukan
investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri
maupun secara kelompok.
1) Mengidentifikasi
kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2) Menyusun
rencana kerja pelatihan.
3) Melaksanakan
investigasi sesuai dengan recana.
4) Mengolah
dan menginterprestsikan data hasil investigasi.
5) Menyusun
laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6) Memanfaatkan
hasil infestigasi untuk meningkatka dan mengembangkan program kerja atau
pelayanan kesehatan.
E.
Tanggung
Jawab Bidan dI Komunitas
Tanggung
jawab bidan di komunitas meliputi beberapa hal berikut.
1. Menjaga
pengetahuannya tetap up to date, berusaha secara terus-menerus mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan kemahiran.
2. Mengenali
batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadi, dan tidak berupaya untuk bekerja
melampaui wewenangnya dalam memberikan pelayanan klinik.
3. Menerima
tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari suatu
keputusan.
4. Berkomunikasi
dan bekerja sama denganpekerja kesahatan profesional lainnya (perawat, dokter,
dan lain-lain) dengan rasa hormat dan bermartabat.
5. Memelihara
kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan rumah sakit pendukung untuk
memastikan sistem rujukan yang optimal.
6. Melakukan
pemantauan mutu yan mencakup penilaian sejawat, pendidikan berkesinambungan,
mengkaji ulang kasus-kasus, dan Audit Maternal Perinatal (AMP).
7. Bekerja
sama dengan masyarakat setempat untuk meningkatkan akses dan mutu asuhan
kesehatan.
8. Menjadi
bagian dari upaya untuk meningkatkan status perempuan serta kondisi hidup
mereka dan menghilangkan praktik kultur yang terbukti merugikan perempuan.
F.
Tugas
Bidan di Komunitas
1. Pelaksanaan
pelayanan KIA, khususnya dalam pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas,
pelayanan KB, pelayanan kesehatan bayi, dan pembinaan dukun bayi.
2. Melaksanakan
kegiatan puskesmas di desa wilayah kerjanya berdasarkan urutan prioritas
masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan
diberikan.
3. Menggerakkan
dan membina masyarakat desa di wilayah kerjanya agar tumbuh kesadaran
4. Memberi
bimbingan, asuhan dan nasihat kepada remaja (calon ibu), ibu hamil termasuk ibu
hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan, ibu masa nifas, ibu menyusui dan
ibu dalam masa klimakterium/menopause.
5. Menolong
ibu yang melahirkan dan memberi asuhan terhadap bayi dan anak-anak prasekolah.
6. Memberi
pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, sehat dan
bahagia.
7. Melakukan
tindakan pencegahan dan deteksi terhadap ibu dan anak balita yang kesehatannya
terganggu, serta memberi bantuan pengobatan sebagai pertolongan pertama sebelum
tindakan medis lanjutan dilakukan.
8. Melakukan
penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan, pra-perkawinan, penyakit
kandungan yang terkait dengan kandungan, dan keluarga berencana, kesehatan
anak, gizi, dan kesehatan lingkungan keluarga.
9. Membimbing
dan melatih calon bidan, dukun dan kader kesehatan di dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan
10. Mengkaji
kegiatan pelayanan/asuhan kebidanan yang dilakukan untuk perbaikan dan
peningkatan
11. Memotivasi
dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam rangka mewujudkan
kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Tugas Bidan menurut Rencana KMD (Kesehatan Masyarakat Desa)
ialah sebagai berikut :
1. Mendidik
masyarakat terutama ibu-ibu mengenai kesehatan dimana saja ada kesempatan.
2. Melakukan
kunjungan rumah untuk memelihara dan mempertinggi nilai kesehatan seluruh
keluarga.
3. Memberikan
pertolongan persalinan dengan sebaik-baiknya.
4. Menyelenggarakan
BKIA dan bentuk biro konsultasi.
5. Menyelenggarakan
kursus dukun bayi.
6. Mengawasi
dan membimbing pekerjaan PK tenaga kesehatan lain dan dukun yang berada di
dalam lingkungannya.
7. Membantu
pendidikan guru sekolah dalam bidang kesehatan.
8. Membantu
terlaksananya program KMD dan usaha pembangunan masyarakat desa pada umumnya
/dalam keadaan wabah misalnya.
9. Mengikuti
petunjuk yang diberikan pimpinan dan meneruskan kepada tenaga kesehatan yang
diperbantukan kepadanya.
10. Membantu
dokter dalam pemeriksaan dan pengobatan anak dan ibu yang sakit.
11. Menelaah
laporan tenaga kesehatan yang diperbantukan kepadanya
12. Menyusun
laporan berkala yang meliputi pekerjaan yang telah dilakukan.
13. Menilai
usaha yang menjadi tugasnya.
14. Bekerja
sebagai anggota regu kesehatan.
15. Memupuk
semangat regu pada tenaga kesehatan yang diperbantukan kepadanya.
16. Bekerja
erat dengan petugas dinas lain dan dengan pemimpin masyarakat yang dapat
membantu usaha pemeliharaan kesehatan keluarga di wilayahnya
17. Meneruskan
segala sesuatu yang tidak dapat diatasi sendiri atau diputuskan sendiri kepada
pemimpin seksipemeliharaan kesehatan keluarga/atasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar