DASAR
TEORI
IBU
HAMIL FISIOLOGIS TRIMESTER I
A.
Pengertian Ibu Hamil
Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran
(38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio
(minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). (Sarwono, R. Prawiro, 2003)
Dalam masyarakat, definisi medis dan legal kehamilan manusia
dibagi menjadi tiga periode trimester untuk memudahkan
tahap dari perkembangan janin. Trimester pertama (minggu pertama sampai minggu
ke-13) membawa resiko tertinggi keguguran (kematian alami embrio atau janin), sedangkan pada
masa trimester kedua (minggu ke-14 sampai ke-26) perkembangan janin dapat
dimonitor dan didiagnosa. Trimester ketiga (minggu ke-27 sampai kehamilan cukup
bulan 38-40 minggu) menandakan awal viabilitas, yang
berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan.
B.
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis
Kehamilan Trimester I
Menurut Muchtar (2003) Seseorang yang mengalami kehamilan
akan menunjukkkan gejala-gejala yang berasal dari buah kehamilan yaitu dari
janin dan plasenta, seperti :
1.
Adanya
Human Chorionic Gonadotropic (HCG) dalam air kemih.
2.
Masalah
Gastrointestinal
a.
Mual
dan muntah (4-6 minggu)
b.
Morning
sickness
c.
Anoreksia
d.
Saliva
berlebihan
e.
Tak
tahan terhadap bau–bau tertentu.
3.
Pengaruh
Hormon Estrogen
Tonus otot
menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi
4.
Perubahan
Janin
a.
Pada
kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
b.
Pada
kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
c.
Pada
kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
5.
Tanda-tanda
Piscaseck
Pembesaran
dan perlunakan pada tempat implantasi.
6.
Tanda-tanda
Hebat
Pada
pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah jari-jari yang diluar
bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini sebabkan oleh bertambahnya
jumlah pembuluh darah pada rahim.
7.
Traktus
Urinarius
Kehamnilan
mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih sehingga didapatkan ibu
sering kencing.
8.
Kardiovaskuler
a.
Diafragma
terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi jantung pada bagian
kiri atas
b.
Kardiak
output
1)
Denyut
jantung meningkat
2)
Nadi
meningkat ± 10-15 x/menit
3)
Filtrasi
ginjal meningkat
4)
Transportasi
oksigen meningkat
9.
Uterus
a.
Pada
saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
b.
Pada
hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
c.
Ismus
hipertropi, panjang, lunak.
10. Payudara
Membesar,
tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus alveoli payudara.
11. Vagina
a.
Peningkatan
vaskularisasi
b.
Peningkatan
sekresi, berwarna putih dan asam.
12. Respirasi
a.
Estrogen
meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
b.
Progesteron
meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan
c.
relaksasi,
penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon dioksida dari janin ke
ibu
d.
Diafragma
tertekan sehingga kurang leluasa bergerak.
13. Muskuloskeletal
a.
Relaksasi
persendian
b.
Uterus
memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
c.
Perubahan
postural
1)
Saat
pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang
2)
Sakit
anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong kedepan.
14.
Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami
hiperpigmentasi, kloasma, linianigra dan strie gravidalum
C.
Perubahan
Psikologis Pada Kehamilan Trimester I
Trimester pertama sering dianggap
sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil.
Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi,
dan kesedihan. (Saifuddin 2002)
Hasrat seksual pada trimester pertama
sangat bervariasi. Ada beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual,
tetapi secara umum merupakan waktu terjadinya penurunan libido. (Sarwono, R Prawiro 2003)
Pada awal kehamilan, wanita terkadang
merasa senang dan sedih. Biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual, dan
sering kencing. Terjadi penurunan minat terhadap hubungan seksual, muntah pada
masa kehamilan, harus menerima janin merupakan bagian dari dirinya dan suami,
pada kehamiln yang direncanakan gembira bercampur cemas, diperlukan waktu bagi
kedua orang tua untuk beradaptasi perasaan dan pikiran, timbul gejala mudah
lelah, mammae sensitif, mual dan peningkatan frekuensi berkemih namun sering
disertai meningkatnya perasaan mulai menikmati keberadaan diri sebagai calon
ibu dari janinnya, emosi labil, penurunan minat terhadap hubungan seksual,
ketakutan akan kehilangan kesehatan janin, tingkat pendidikan ibu mempunyai
pengaruh terhadap sikap ibu menghadapi perubahan tersebut, USG mengetahui jenis
kelamin janin lebih awal bisa berpengaruh positif atau negatif
terhadap penerimaan orang tua tergantung ekspektansi.
Trimester pertama adalah saat yang
spesial karena seorang ibu akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat
mungkin wanita hamil harus beradaptasi
dengan kondisi psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu
mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
Para wanita juga mungkin akan mengalami
ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada
tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika
memang multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.
1.
Stress yang Terjadi Pada Kehamilan
Trimester I
Ada 2 tipe
stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi
reaksi individu, yaitu stress intrinsik dan stress ekstrinsik.
Stress
intrinsik yang berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana
individu berusaha untuk membuat sempurna mungkin baik dalam kehidupan
pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional.
Stress
ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan,
kesendirian, dan masa reproduksi.
Stress selama
masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama, yaitu:
a.
Stress di dalam individu
b.
Stress yang disebabkan oleh pihak lain
c.
Stress yang disebabkan penyesuaian
terhadap tekanan sosial
2.
Respon Psikologis Kehamilan Trimester Pertama
Reaksi
psikologis dan emosi timbul pada beberapa wanita: kecemasan, kegusaran,
ketakutan, perasaan panik terhadap kehamilan dan segala akibatnya.
Dalam pikiran
mereka kehamilan merupakan: ancaman, kegawatan, ketakutan, bahaya bagi dirinya.
Sikap mereka:
tidak hanya menolak kehamilan, tapi berusaha menggugurkan, kadang-kadang
mencoba bunuh diri.
Gambaran respon
terhadap rasa tidak pasti: selama beberapa minggu awal kehamilan ibu ragu,
apakah ia hamil atau tidak, ia menghabiskan banyak waktu untuk membuktikannya
dengan cara: perubahan tubuh diamati dengan cermat, mencari tanda-tanda
kehamilan, membahas ketidakpastian dengan keluarga, teman tentang kemungkinan
hamil, untuk kepastiannya mereka melakukan tes kehamilan.
Diri sebagai
fokus utama: fokus utama hanya pada dirinya dan bukan pada janinnya, respon
fisik, seperti mual dan letih sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada
dirinya, walaupun kepastian tentang janin, belum menentu dan tidak nyata, berat
badan ibu belum bertambah, sebenarnya berat badan bertambah sebagai penentu
janin tumbuh kembang, mereka lebih sering mengatakan “saya hamil” daripada
“saya akan mempunyai anak”.
D.
Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I
1.
Nutrisi
a.
Nutrisi
Ibu Hamil Trimester Pertama (1) - (Minggu 1 s/d Minggu 12)
Umumnya terjadi dari minggu pertama pembuahan hingga
minggu kedua belas adalah perkembangan janin untuk kelengkapan organ – organ
penting. Pada bulan pertama nutrisi yang dibutuhkan berupa kalori yang ekstra.
Perkembangan janin membutuhkan asupan kalori yang
sesuai sehingga dapat terbentuk pesat. Asupan kalori terkadang tersendat karena
adanya mual dan muntah yang dialami di trimester pertama, sebisa mungkin anda
mengalahkannya sehingga gangguan tersebut tidak menghambat asupan nutrisi
apalagi karbohidrat.
b.
Kebutuhan Nutrisi Minggu 1 s/d Minggu ke-4
Pada periode
kehamilan ini, calon Ibu perlu mengonsumsi nutrisi tinggi. Fungsinya, agar
tubuh dapat menghasilkan energi cukup yang diperlukan janin yang tengah
terbentuk pesat pada priode kehamilan ini.
c.
Kebutuhan Nutrisi Minggu ke-5 s/d Minggu ke-6
Pada
kehamilan minggu ke 5, si ibu biasanya akan dilanda mual dan muntah. Agar
konsumsi mkanan tetap masuk tidak terganggu oleh rasa mual dan muntah, hal ini
dapat disiasati dengan makan dalam porsi kecil tapi sering. Konsumsi makanan
selagi segar atau hangat.
d.
Kebutuhan Nutrisi Minggu ke-7 s/d Minggu
ke-8
Ibu perlu
mengonsumsi aneka jenis makanan berkalsium tinggi untuk menunjang pembentukan
tulang rangka tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium ibu 1000
miligram/hari.
e.
Kebutuhan Nutrisi Minggu ke-9 s/d Minggu
ke-12
Pada
minggu ke-9,
ibu jangan sampai lupa memenuhi kebutuhan asam folat 0,6 miligram per
hari. Banyak mengkonsumsi juga vitamin C untuk pembentukan jaringan tubuh
janin, penyerapan zat besi, dan mencegah pre-eklampsia.
Pada
minggu ke-10,
saatnya ibu makan banyak protein untuk memperoleh asam amino tinggi yang
berfungsi untuk pembentukan otak janin, diitambah kolin dan DHA
untuk membentuk sel otak baru.
Pada
minggu ke-12, ibu
harus penuhi vitamin tinggi agar janin tidak mengalami cacat saat lahir
nanti. Kebutuhan vitaminnya meliputi vitamin A, B1, B2, B3, dan B6.
Vitamin-vitamin tersebut berfungsi untuk membantu proses tumbuh - kembang
janin. Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah baru pada janin, vitamin C untuk
membantu janin dalam menyerap zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang,
vitamin E untuk metabolisme. Jangan lupa juga ibu selalu konsumsi zat besi,
karena volume darah ibu akan meningkat 50%. Zat besi berguna untuk memroduksi
sel darah merah agar ibu terhindar dari anemia
(kurang darah).
2.
Oksigen
Kebutuhan
oksigen ibu hamil pada trimester I sama dengan kebutuhan ibu sebelum hamil.
Pergantian udara yang baik di dalam rumah sangat membantu ibu hamil dalam
memperoleh udara yang segar.
Adapun kriteria oksigen
yang baik dan dibutuhkan oleh ibu hamil adalah sebagai berikut :
a.
Bersih dan Segar
Kriteria
oksigen ini bisa didapatkan pada tempat yang bersih dan asri. Oleh karena itu,
ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk berolah raga pada pagi hari ( jalan
pagi), hal ini dimaksudkan agar konsumsi oksigen yang masih bersih dan segar
dapat berlangsung. Oksigen kotor yang didapatkan sebelumnya bertukar dengan
oksigen yang segar dan bersih.
b.
Tidak Berpolusi dan Kotor
Dengan
semakin banyaknya jumlah kendaraan bermotor menjadikan semakin rentannya oksigen
yang kita hirup mengandung zat yang berbahaya buat tubuh, mulai dari udara yang
mengandung timbel sampai yang mengandung residu. Polusi udara dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada manusia melalui berbagai cara, antara lain dengan
merangsang timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah penyakit. Kelompok
yang terkena terutama bayi, orang tua dan golongan berpenghasilan rendah
biasanya tinggal di kota-kota besar dengan kondisi perumahan dan lingkungan
yang buruk. Hal inilah yang menjadi alasan kenapa seorang ibu hamil dianjurkan
untuk menghindari tempat yang berpolusi, agar tidak menghirup oksigen yang
telah tercemar yang dapat mengganggu perkembangan janin didalam rahimnya.
c.
Tidak Bau
Adapun
alasan kenapa seorang ibu hamil tidak diperbolehkan menghirup udara yang berbau
dikarenakan indera penciuman seorang ibu hamil semakin sensitif yang tidak
tahan terhadap bau yang kuat. Si ibu hamil akan muntah karena tidak tahan
menghirup oksigen yang berbau. Apabila berlanjut dapat mengganggu kondisi
kesehatannya dan janin yang dikandungnya. Untuk itu seorang ibu hamil harus
menghindari tempat keramaian yang memiliki kualitas oksigen yang buruk, seperti
terminal, ataupun ruangan yangsering digunakan untuk merokok.
3.
Personal
Hygiene
Personal hygiene pada ibu hamil adalah
kebersihan yang dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan infeksi,
karena badan yang kotor yang banyak mengandung kuman-kuman. Kehamilan merupakan
suatu proses kehidupan seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi
perubahan-perubahan yang meliputi perubahan fisik, mental, psikologis dan
sosial. Kesehatan pada ibu hamil untuk mendapatkan ibu dan anak yang sehat
dilakukan selama ibu dalam keadaan hamil. Hal ini dapat dilakukan diantaranya
dengan memperhatikan kebersihan diri (personal hygiens) pada ibu hamil itu
sendiri, sehingga dapat mengurangi hal-hal yang dapat memberikan efek negatif
pada ibu hamil, misalnya pencegahan terhadap infeksi.
Kebersihan harus dijaga pada masa
hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung
untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama lipatan
kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan
dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut perlu mendapat perhatian karena
seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan
kalsium. Rasa mual selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene
mulut dan dapat menimbulkan karies gigi. (Kusmiyati Y, dkk.2008).
a.
Personal
Hygiene yang Berkaitan dengan Perubahan Sistem pada Tubuh Ibu Hamil.
1)
Selama
kehamilan pH vagina menjadi asam dari 4 – 3 menjadi 5 - 6,5 akibat vagina mudah
terkena infeksi.
2)
Stimulus
estrogen menyebabkan adanya Flour Albus (keputihan).
3)
Peningkatan
vaskularisasi di perifer mengakibatkan wanita hamil sering berkeringat.
4)
Uterus
yang membesar menekan kandung kemih, mengakibatkan keinginan wanita hamil untuk
sering berkemih.
5)
Mandi
teratur mencegah iritasi vagina, teknik pencucian perianal dari depan ke
belakang.
b.
Manfaat
Personal Hygiens dan Aktivitas pada Ibu Hamil
1)
Dengan
mandi dan membersihkan badan ibu akan mengurangi kemungkinan adanya kuman yang
masuk selama ibu hamil. Hal ini mengurangi terjadinya Infeksi, khususnya
sesudah melahirkan.
2)
Ibu
akan merasa nyaman selama menjalani proses persalinan
a)
Saat
ini, ibu yang akan melahirkan, tidak di-huknah untuk mengeluarkan tinja
b)
Bulu
kemalauan tidak dicukur seluruhnya, hanya bagian yang dekat anus yang akan
dibersihkan karena hal tersebut akan mempermudah penjahitan jika ibu ternyata diepisiotomi
c)
Selama
menunggu persalinan tiba ibu diperbolehkan untuk berjalan-jalan disekitar kamar
bersalin
d)
Ibu
boleh minum dan makan makanan ringan, disarankan untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang berbau menyengat seperti pete dan jengkol
4.
Pakaian
Selama hamil akan terasa gerah dan
akan banyak berkeringat, oleh karena itu pakaian dari bahan-bahan alami seperti
katun lebih nyaman dipakai daripada bahan sintetik. Kini telah menjadi banyak
model pakaian hamil yang menarik dengan harga terjangkau, beberapa bahkan bisa
dipesan lewat telepon. Bila pandai menjahit, anda pun bisa membuatnya sendiri.
Kini juga telah banyak dijual celana panjang bertali, baju model kimono, baju
tanpa pinggang dan jubah, memang semua itu bukan jenis baju hamil namun cukup
ideal untuk dikenakan saat dan sesuai hamil.
Pakaian wanita hamil harus ringan
dan menarik karena wanita hamil tubuhnya akan tambah menjadi besar. Pakaian
yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap keringat, mudah dicuci,
tanpa sabuk atau pita yang menekan dibagian perut atau pergelangan tangan,
pakaian juga tidak baik jika terlalu ketat dileher. Bila anda merencanakan
untuk menyusui sendiri, cari pakaian yang mudah dibuka dan mudah dicuci. Pada
kehamilan akhir, adanya ban pinggang pada rok dan celana panjang terasa
mengganggu. Mungkin lebih baik anda memilih mengenakan jumpsuit.
5.
Istirahat
dan Tidur
Wanita hamil dianjurkan untuk
merencanakan istirahat yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilannya.
Jadwal istirahat dan tidur perlu diperhatikan dengan baik, karena istirahat dan
tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk
kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin.
Berhubungan dengan kebutuhan kalori
pada masa kehamilan, mandi air hangat sebelum tidur, tidur dalam posisi miring
ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk menyangga, pada ibu hamil sebaiknya
banyak menggunakan waktu luangnya untuk banyak istirahat atau tidur walau bukan
tidur betulan hanya baringkan badan untuk memperbaiki sirkulasi darah, jangan
bekerja terlalu capek dan berlebihan. Namun sebaiknya tidur pada malam hari
selama kurang lebih selama 8 jam dan istirahat dalam keadaan rileks pada siang
hari selama 1 jam. Ibu hamil harus menghindari posisi duduk dan berdiri dalam
menggunakan kedua ibu jari, dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit.
Posisi berbaring miring dianjurkan
untuk meningkatkan perfusi uteri dan oksigenasi fetoplasental. Selama periode
istirahat yang singkat, seorang wanita dapat mengambil posisi telentang kaki
diangkat pada dinding untuk meningkatkan aliran vena dari kaki dan mengurangi
edema kaki dan varises vena.
6.
Eliminasi
Pada bulan-bulan
pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar,
sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya
kehamialan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir
kehamilan, bila kepala janin mulai turun kebawah pintu atas panggul, keluhan
sering kencing akan timbul lagi karna kandung kencing mulai tertekan kembali.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena
pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar dari pada ureter
kiri, karna mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan yang dengan ureter
kanan. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar ke arah
kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya, atau
disebabkan oleh oleh letak kolon dan sigmoid yang berada dibelakang kiri
uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering dijumpai
hidroureter dekstra dan pielitis dekstra.
Tanda-tanda bahaya
kehamilan
adalah gejala yang menunjukkan
bahwa ibu dan bayi
dalam keadaan bahaya.
Menurut (Kusmiyati dkk, 2008) Kehamilan
merupakan hal yang fisiologis.
Namun kehamilan
yang normal dapat berubah
menjadi patologi.
Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis
adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin
terjadi selama hamil
muda.
Perdarahan
yang terjadi pada masa kehamilan
kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan
muda, perdarahan
pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan
dapat berupa abortus, kehamilan mola
Penanganan Umum :
Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat
keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi,
dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan
tindakan meskipun tanda–tanda syok
belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu
dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk
segera memulai penanganan
syok, yaitu pasang infus
dan berikan cairan
intravena. Lakukan restorasi cairan
darah sesuai dengan
keperluan. (Saifuddin, 2002 : 18-19)
Macam–macam
perdarahan
pervaginam :
a.
Abortus
Abortus
adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan
16 minggu atau sebelum plasenta
selesai. Macam–macam abortus
:
1)
Abortus
spontan adalah abortus
yang terjadi secara alamiah tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut. Penanganannya: lakukan penilaian awal untuk segera menentukan kondisi
pasien (gawat darurat, komplikasi
berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi pasien sebelum
melakukan tindakan lanjutan (evaluasi medik atau merujuk), temukan dan hentikan
dengan segera sumber perdarahan,
lakukan pemantauan ketat tentang kondisi pasca tindakan dan perkembangan
lanjutan.
2)
Abortus
provokatus (induced abortion) adalah abortus
yang disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun alat–alat.
3)
Abortus
medisinalis adalah abortus
karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)
biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
4)
Abortus
kriminalis adalah abortus
yang terjadi oleh karena tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
5)
Abortus
inkompletus (keguguran
bersisa) adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi
yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua
atau plasenta.
Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok
maka atasi dulu dengan pemberian cairan
dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
6)
Abortus
insipiens (keguguran
sedang berlangsung) adalah: abortus
yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban
yang teraba kehamilan
tidak dapat dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok
maka atasi dulu dengan pemberian cairan
dan tranfusi darah.
Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase.
Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
7)
Abortus
imminens (keguguran
membakat) adalah keguguran
membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya fetus
masih dapat dicegah dengan memberikan obat–obat hormonal dan anti spasmodika
serta istirahat.
Penanganan:
tidak perlu pengobatan
khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas
fisik
berlebihan atau hubungan seksual,
jika: perdarahan
berhenti lakukan asuhan antenatal
seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan
terjadi lagi.Perdarahan
terus berlangsung nilai kondisi janin
(uji kehamilan
atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
8)
Missed abortion adalah keadaan dimana janin
sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim
dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Penanganan: berikan obat dengan
maksud agar terjadi his sehingga fetus
dan desidua
dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi
dan kuretase.
Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
b.
Mola Hidatidosa
Pada trimester I
gambaran mola
hidatidosa tidak spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari
kehamilan
anembrionik, missed abortion, abortus
inkompletus, atau mioma uteri.
Penanganan umum :
Jika diagnosis
kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evaluasi uterus, segera lakukan
evakuasi jaringan mola dan sementara proses evakuasi
berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl atau
Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit (sebagai tindakan
preventif terhadap perdarahan
hebat dan efektifitas kontraksi
terhadap pengosongan uterus
secara cepat).
Mual
(nausea) dan muntah (emesis gravidarum)
adalah gejala yang wajar dan
sering kedapatan pada kehamilan
trimester I. Mual biasa terjadi pada
pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Emesis Gravidarum adalah
keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan
menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormone
esterogen, progesterone, dan dikeluarkannya hormone chorionic
gonadothropin plasenta. Hormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis
gravidarum.
Penyebab
Emesis Gravidarum
a.
Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon yang diproduksi selama hamil
b.
Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan
terhadap hormon kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas
atau mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat
yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman.
c.
Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan
mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
d.
Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon
hipofise.
e.
Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena
pengaruh perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama
kehamilan. Faktor psikologis yang
mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum terdiri dari stres, dukungan suami
dan keluarga serta factor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi.
Mual muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh
berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi) dan sirkulasi darah
kejaringan terlambat. Jika hal itu terjadi, maka konsumsi oksigen dan makanan
ke jaringan juga ikut barkurang. Kekurangan oksigen dan makanan ke jaringan
akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat mengurangi kesehatan ibu dan
perkembangan janin yang dikandungnya. Pada kasus semacam ini di perlukan
penanganan yang serius.
Mual
dan muntah terjadi pada 60-80
% primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu
diantara seribu kehamilan,
gejala–gejala ini menjadi lebih
berat. Perasaan mual
ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon
ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung
yang berkurang. Pada umumnya wanita
dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk. Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan
berat ringanya penyakit.
Penanganan Umum :
a.
Makan sedikit tapi sering
d.
Selingi makanan
berkuah dengan makanan
kering. Makan hanya makanan
kering pada satu waktu makan, kemudian makanan
berkuah pada waktu berikutnya.
Jika
muntah terus menerus bisa
terjadi kerusakan hati. Komplikasi
lainya adalah perdarahan
pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika
penderita muntah.
Sakit
kepala yang bisa terjadi
selama kehamilan,
dan sering kali merupakan ketidaknyamanan
yang normal dalam kehamilan.
Sakit kepala yang menunjukan
suatu masalah serius dalam kehamilan
adalah sakit kepala yang hebat, menetap
dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau
terbayang. Hal ini merupakan gejala
dari pre-eklamsia dan
jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Penanganan Umum :
a.
Jika ibu tidak sadar atau kejang,
segera mobilisasi
seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan.
b.
Segera lakukan observasi
terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi,
tekanan darah,
dan pernafasan)
sambil mencari riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya.
Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia,
suatu penyakit yang terjadi
hanya pada wanita hamil,
dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan
oleh sakit kepala yang hebat,
sehingga terjadi oedema pada otak
dan meningkatkan resistensi otak
yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan
penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah
visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang
mendadak, misalnya penglihatan
kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot),
berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan
tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat
penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Penanganan Umum :
a.
Jika tidak sadar atau kejang.
Segera dilakukan mobilisasi
seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat.
b.
Segera dilakukan penilaian terhadap
keadaan umum termasuk tanda–tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya.
Penanganan Umum :
1)
Bila ibu mendapat sedative, tunggu
hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang;
2)
Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa
orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler.
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam
jaringan tubuh, dan dapat diketahui
dari kenaikan berat badan
serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan
sering ditemukan pada kehamilan
biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia.
Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang
mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema
biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain:
jika muncul pada muka dan tangan, bengkak
tidak hilang setelah beristirahat, bengkak
disertai dengan keluhan fisik
lainnya, seperti: sakit
kepala yang hebat,
pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia.
Penanganan Umum :
b.
Mengatur diet,
yaitu meningkatkan konsumsi makanan
yang mengandung protein
dan mengurangi makanan
yang mengandung karbohidrat
serta lemak.
c.
Kalau keadaan memburuk namun
memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan
bayi
demi keselamatan ibu dan bayi.
Kondisi
ibu disebabkan oleh kehamilan
disebut dengan keracunan
kehamilan
dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka,
tekanan darah tinggi dan
dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
Nyeri
perut pada kehamilan
22 minggu atau kurang. Hal ini mungkin gejala utama pada kehamilan
ektopik atau abortus.
(Saifuddin, 2002: 98)
Penanganan Umum
b.
Jika dicurigai syok,
mulai pengobatan
sekalipun gejala
syok
tidak jelas, waspada dan evaluasi ketat karena keadaan dapat memburuk dengan
cepat.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens
Komplikasi yang dapat timbul pada nyeri perut yang hebat antara lain: kehamilan ektopik; pre-eklampsia; persalinan prematur; solusio plasenta; abortus; ruptur uteri imminens
Anemia
adalah masalah medis
yang umum terjadi pada banyak wanita hamil.
Jumlah sel darah merah dalam keadaan
rendah, kuantitas dari sel–sel ini tidak memadai untuk memberikan oksigen yang
dibutuhkan oleh bayi.
Anemia
sering terjadi pada kehamilan
karena volume darah
meningkat kira–kira 50% selama kehamilan.
Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya
meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan hematokrit
(volume, jumlah atau persen sel darah
merah dalam darah).
Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.
Penanganan Umum :
Komplikasi anemia dalam kehamilan
memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan
trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan
terjadinya missed abortion, kelainan
kongenital, abortus/
keguguran.
9.
Demam Tinggi
Ibu hamil
menderita deman dengan suhu tubuh
lebih 38° C dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi
dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganan Umum :
Demam tinggi dapat
ditangani dengan: istirahat
baring, minum banyak, kompres
untuk menurunkan suhu. (Saiffudin, 2002: 84).
Komplikasi yang
ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi
antara lain: sistitis (infeksi
kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi
saluran kemih atas). (Saifuddin, 2002:86).
10. Kejang
Pada umumnya kejang
didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin
berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala
dari eklamsia.
Penanganan Umum :
a.
Baringkan pada sisi kiri tempat tidur
arah kepala
ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan/ darah
b.
Bebaskan jalan nafas
Keluarnya cairan
berupa air dari vagina
setelah kehamilan
22 minggu, ketuban
dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung. Pecahnya selaput ketuban
dapat terjadi pada kehamilan
preterm sebelum kehamilan
37 minggu maupun kehamilan
aterm.
Penanganan Umum :
b.
Dilakukan pemeriksaan
inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan
yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin.
c.
Jika ibu mengeluh perdarahan
akhir kehamilan
(setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan
dalam secara digital.
F.
Diagnosa Kehamilan
Menurut
Mochtar Rustam (2003) tanda-tanda diagnose kehamilan yaitu :
1.
Tanda
kehamilan pasti
Pada
ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan melalui USG
terlihat adanya janin. Pemeriksa merasakan adanya gerakan janin dalam rahim
pada usia 20 minggu, terlihat adanya gambar kerangka janin, dan terdengar denyut jantung janin.
2.
Tanda
tidak mungkin kehamilan
Dasar
dari tes kahamilan adalah pemeriksaan hormon chorionik gonadotropin dalam urin.
a.
Uterus
membesar,
perubahan bentuk, besar konsistensi.
b.
Tanda
hegar yaitu segmen bawah rahim melunak
c.
Tanda Chadwick. Biasanya muncul pada minggu kedelapan dan
terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang
d.
Tanda
goodel. Muncul pada minggu keenam berupa serviks menjadi lunak dan jika
dilakukan pemeriksaan dengan speculum, serviks terlihat lebih berwarna keabu-hitaman.
e.
Tanda
piscasek. Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh, bagian
yang lebih besar merupakan tempat melekatnya implantasi.
f.
Tanda
Braxton hick. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.
3.
Kehamilan
tidak pasti (keluhan pasien)
a.
Amenorhea
Konsepsi
dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi,
gejala ini sangat penting karena
biasanya wanita hamil tidak haid.
b.
Mual
dan Muntah
Enek pada
umunya terjadi pada bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis
(muntah). Keadaan ini lazim disebut morning sickness.
c.
Mengidam
Menginginkan
makanan atau minuman tertentu yang sering terjadi di bulan-bulan pertama.
d.
Leukore
(Keputihan)
Peningkatan
jumlah cairan vagina pada pengaruh hormon cairan tersebut tidak menimbulkan
gatal, warna jernih,
dan tidak banyak
G.
Pemeriksaan Diagnosa Kehamilan
Menurut Sarwono, R. Prawiro (2003) Diagnosa dibuat untuk
menentukan hal sebagai berikut :
Kehamilan normal dengan gambaran ibu sehat, tidak ada
riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama atau sesuai usia kehamilan,
pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, 2002).
Kehamilan dengan masalah khusus, seperti masalah keluarga
atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial (Saifuddin, 2002). Kehamilan dengan masalah kesehatan
yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan kerja sama penanganannya. Kehamilan dengan
kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera. Seperti perdarahan,
eklampsia, ketuban pecah dini, dan lain-lain. Cara melakukan diagnosis kehamilan
antara lain :
1.
Kapan
ibu mulai tidak mendapat haid
2.
Apakah
ibu mengalami mual dan muntah
3.
Apakah
terjadi pembesaran payudara
4.
Apakah
terjadi pembesaran putting susu
5.
Apakah
sering buang air kecil
6.
Apakah
ibu mengalami lesu/lelah/cepat pingsan
7.
Apakah
ibu mengalami pigmentasi kulit
8.
Apakah
ibu mengalami Folikel Montgomery
9.
Apakah
ibu mengidam
10. Apakah ibu mengalami anoreksia dan
obstipasi
11. Apakah ibu mengalami epulis dan
varises
12. Apakah ibu mengalami peningkatan
suhu badan basal
13. Apakah ibu mengalami peningkatan
saliva
14. Apakah ibu mengalami perubahan warna
payudara dan keluarnya kolostrum
Pemeriksaan palpasi leopold dilakukan dengan sistematika:
a.
Leopold I:
Menentukan
tinggi fundus uteri (TFU) dan meraba bagian janin yang ada
di atas perut ibu.
b.
Leopold II:
Kedua telapak
tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi
bagian yang seperti papan panjang (punggung) janin/mungkin bagian keras bulat
(kepala) janin.
c.
Leopold III:
Satu tangan
meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simpisis) sementara
tangan lainnya menahan fundus untuk difiksasi.
d.
Leopold IV:
Kedua tangan
menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk
konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah
masuk/melewati PAP (Pintu Atas Panggul).
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiyati,
dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan
Ibu Hamil). Jakarta
Muchtar
Rustam. 2003. Sinopsis Obstetri Fisiologi
Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Romauli,
Suryati. 2011. Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta :
Nuha Medik
Sarwono,
R. Prawiro. 2003. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Saifuddin,
AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar